Meskipun gelombang PHK dan penurunan valuasi di sektor startup tampak menakutkan, Andrea melihat prospek yang masih positif. "Ini adalah masa transisi yang memaksa kita untuk lebih bijak. Kondisi ini membantu Indonesia dalam membangun ekosistem yang lebih matang dan realistis," ujarnya. Startup yang mampu bertahan dan beradaptasi akan memiliki keunggulan kompetitif di masa depan, karena mereka tidak hanya memiliki inovasi, tetapi juga strategi bisnis yang lebih kokoh.
Ekosistem startup di Indonesia, meskipun tengah berada dalam fase penyesuaian, masih memiliki potensi besar. Dalam jangka panjang, adanya pengetatan di sektor investasi justru dapat membantu menciptakan lanskap startup yang lebih sehat dan berorientasi jangka panjang. Para pelaku usaha yang serius, yang mampu mempertahankan pertumbuhan dengan profitabilitas yang baik, akan memiliki ruang lebih besar untuk tumbuh dan menghadirkan solusi yang lebih berdampak positif bagi masyarakat.
Fenomena kenaikan dan kejatuhan instan startup tidak hanya mengubah cara kita memandang teknologi, tetapi juga membuka mata para pelaku bisnis terhadap pentingnya stabilitas dalam inovasi. Andrea Wiwandhana menutup diskusi ini dengan pandangan optimis, "Ke depan, ekosistem startup yang lebih selektif dan realistis akan memberi peluang bagi perusahaan yang benar-benar bisa memberikan nilai dan dampak jangka panjang."
Melalui kondisi ini, kita diingatkan bahwa startup bukan hanya tentang ide-ide brilian, tetapi juga bagaimana ide-ide tersebut diterjemahkan menjadi bisnis yang memiliki keberlanjutan. Di tengah ketidakpastian, era baru startup yang lebih sehat dan adaptif perlahan mulai terbentuk, membawa harapan untuk masa depan industri teknologi yang lebih solid dan bermakna.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H