Mohon tunggu...
Clav Digital
Clav Digital Mohon Tunggu... Wiraswasta - Digital Marketing Specialist

Membangun dan mengelola persepsi positif terhadap brand. Mencakup mendorong ulasan positif, melacak penyebutan brand, dan menanggapi komentar pengguna di media sosial, ulasan produk, dan platform lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Mengembangkan Perspektif: Marketing Lebih dari Sekedar Media Sosial

31 Oktober 2024   11:11 Diperbarui: 20 November 2024   16:40 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini, ketika mendengar kata "marketing," banyak orang langsung membayangkan strategi digital dan konten media sosial. Instagram, Facebook, TikTok, dan platform lainnya memang tengah menguasai dunia pemasaran, mendorong para pebisnis untuk memanfaatkan potensi viral dan interaktivitas yang ditawarkan oleh media sosial. Namun, marketing sebenarnya jauh lebih luas dan kompleks dibandingkan hanya memaksimalkan media sosial. Pendekatan yang benar-benar efektif memerlukan pemahaman mendalam akan elemen pemasaran yang lebih komprehensif.

Founder Clav Digital, Andrea Wiwandhana, mengatakan bahwa banyak pelaku bisnis keliru ketika hanya berfokus pada media sosial untuk pemasaran. "Media sosial memang alat yang kuat, tetapi itu hanya satu bagian dari strategi marketing. Banyak yang lupa bahwa marketing adalah tentang memahami audiens, membangun relasi, dan menciptakan nilai. Semua ini tak bisa dilakukan hanya dengan menggantungkan seluruh upaya pada media sosial," jelas Andrea.

Marketing tidak bisa disederhanakan menjadi aktivitas posting di media sosial saja. Dalam definisi yang lebih luas, marketing adalah sistem yang mencakup penelitian, perencanaan, distribusi, layanan pelanggan, bahkan analisis data. Media sosial, meskipun populer, hanyalah salah satu kanal dalam strategi yang lebih besar. Dalam dunia bisnis yang kompetitif, strategi marketing yang optimal melibatkan berbagai pendekatan, baik secara digital maupun tradisional, untuk menciptakan pengalaman holistik bagi pelanggan.

Deirdre Martin dalam artikelnya di LinkedIn menjelaskan bahwa marketing harus menjadi kombinasi antara media sosial, pemasaran konten, kampanye email, acara langsung, serta taktik pemasaran yang lebih tradisional. Setiap aspek ini berfungsi untuk membangun awareness, keterlibatan, dan loyalitas pelanggan yang berkesinambungan. Andrea menambahkan, "Mengabaikan bentuk marketing lain bisa menjadi kerugian besar bagi bisnis, terutama yang ingin berkembang dan mempertahankan pelanggan dalam jangka panjang."

Media sosial memang menawarkan kemudahan akses dan jangkauan luas. Namun, ini juga menciptakan pasar yang jenuh, di mana ribuan merek berlomba-lomba menarik perhatian konsumen yang sama. Konten yang dihasilkan seringkali berumur pendek, cepat menghilang dalam aliran konten lainnya. Untuk membangun brand yang kuat, pelaku bisnis perlu melampaui posting harian di media sosial. Mereka perlu memastikan bahwa pesan mereka konsisten di seluruh kanal, baik itu situs web, email, atau kampanye offline, yang secara keseluruhan dapat memperkuat identitas merek.

Dalam artikel LinkedIn lainnya, Antonio Miranda menyoroti bahwa pemasaran tradisional masih memiliki peran penting dalam menciptakan pengalaman yang lebih personal dan mendalam bagi pelanggan. Kampanye cetak, acara pameran, atau periklanan luar ruang masih memiliki nilai unik yang sulit tergantikan oleh iklan digital. Ketika strategi pemasaran menyelaraskan berbagai kanal ini, bisnis memiliki peluang lebih besar untuk membangun brand yang kokoh dan terpercaya.

Tidak sedikit bisnis yang justru sukses tanpa menggunakan media sosial sebagai pusat strategi pemasaran mereka. Mengembangkan situs web yang ramah pengguna, mengoptimalkan SEO, serta menjalankan kampanye email yang terpersonalisasi dapat menjadi alternatif yang sangat efektif untuk terhubung dengan pelanggan. Misalnya, situs web yang teroptimasi dengan baik memungkinkan pelanggan untuk menemukan informasi yang mereka butuhkan dengan mudah, tanpa harus bergantung pada akun media sosial. Pendekatan ini bukan hanya membangun kredibilitas, tetapi juga memberikan pengalaman yang lebih mendalam kepada pelanggan.

Paige Brunton dalam blognya mengungkapkan bahwa strategi tanpa media sosial tetap bisa relevan, terutama untuk bisnis yang ingin lebih fokus pada kualitas layanan atau produk. Ia menyarankan bisnis untuk lebih memanfaatkan SEO dan pemasaran email, yang cenderung lebih stabil dalam menghasilkan lalu lintas dan konversi. "SEO dan pemasaran email sering kali memiliki ROI yang lebih tinggi, terutama karena pesan bisa dikendalikan dan lebih spesifik," kata Paige. Andrea setuju, menambahkan bahwa pemasaran email memiliki kekuatan dalam menciptakan hubungan yang lebih personal dengan pelanggan. "Email bisa memberikan sentuhan yang lebih intim karena di dalamnya terdapat personalisasi yang jarang didapat dari media sosial," ujarnya.

Meskipun media sosial bukan segalanya, itu bukan berarti sepenuhnya dikesampingkan. Yang terpenting adalah cara mengintegrasikan media sosial ke dalam strategi yang lebih besar dan berkelanjutan. Salah satu kesalahan umum adalah hanya mengandalkan media sosial untuk meningkatkan penjualan tanpa menyelaraskannya dengan strategi lain. Kombinasi antara kampanye media sosial yang kreatif dengan strategi tradisional seperti acara offline, program loyalitas, atau bahkan kerja sama dengan komunitas lokal bisa menciptakan dampak yang lebih besar.

Dalam hal ini, Andrea Wiwandhana mengemukakan bahwa media sosial dapat menjadi "pintu masuk" untuk mengenalkan merek, tetapi fondasi utama hubungan jangka panjang harus dibangun melalui taktik yang lebih mendalam. "Media sosial sangat bagus untuk membangun kesadaran merek dan keterlibatan awal, namun mempertahankan pelanggan membutuhkan lebih dari sekadar posting reguler. Perusahaan harus menawarkan pengalaman yang lebih bermakna, seperti customer service yang responsif atau konten informatif melalui blog dan email," katanya.

Menggunakan pendekatan multi-kanal tidak hanya memastikan bahwa pesan merek Anda dilihat oleh audiens yang lebih luas, tetapi juga memungkinkan perusahaan untuk menyesuaikan pendekatan mereka sesuai dengan preferensi pelanggan yang berbeda. Beberapa konsumen lebih responsif terhadap iklan di media sosial, sementara yang lain mungkin lebih percaya pada email atau surat kabar. Dengan menggabungkan berbagai kanal, perusahaan dapat menyesuaikan strategi pemasaran mereka untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang berbeda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun