Dalam era pemasaran yang semakin digital, kemunculan Digital Out-of-Home (DOOH) telah membuka dimensi baru dalam dunia iklan. DOOH, yang merujuk pada iklan digital luar ruang, bukan hanya sekadar transformasi dari papan reklame statis menjadi layar digital, tetapi telah berkembang menjadi saluran yang dinamis dan interaktif untuk menarik perhatian konsumen modern. Dengan kemampuan untuk beradaptasi dan menargetkan audiens secara lebih tepat, DOOH kini menjadi salah satu kanal pemasaran paling potensial untuk menarik perhatian publik di ruang-ruang terbuka.
Founder Clav Digital, Andrea Wiwandhana, menjelaskan bahwa DOOH menggabungkan kecanggihan teknologi digital dengan iklan luar ruang konvensional yang kuat. "DOOH memungkinkan iklan menjadi lebih terukur dan efektif, sehingga membuka peluang bagi merek untuk terhubung dengan konsumen dalam situasi yang lebih kontekstual dan menarik," ungkap Andrea.
DOOH adalah bentuk iklan luar ruang yang menggunakan layar digital untuk menampilkan konten promosi. Bentuk iklan ini dapat ditemukan di berbagai lokasi strategis seperti halte bus, stasiun kereta, gedung perkantoran, dan area komersial yang ramai. Tidak seperti OOH (Out-of-Home) tradisional yang statis, DOOH memberikan fleksibilitas yang lebih tinggi karena bisa menampilkan konten bergerak dan interaktif, yang mudah diubah sesuai kebutuhan. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk menyampaikan pesan iklan yang relevan dan menarik bagi audiens di waktu yang tepat.
Berdasarkan data dari Market Bisnis, teknologi yang digunakan dalam DOOH mampu mengoptimalkan iklan menggunakan kecerdasan lokasi, yang memungkinkan iklan ditayangkan pada waktu-waktu tertentu ketika audiens potensial berada di lokasi. Hal ini menciptakan pengalaman yang lebih personal dan meningkatkan peluang audiens untuk berinteraksi dengan iklan tersebut. Pemanfaatan data lokasi ini telah menarik minat berbagai merek besar, terutama di Indonesia, yang mulai menyadari besarnya potensi DOOH sebagai medium iklan.
Indonesia adalah negara dengan populasi yang padat dan mobilitas tinggi, menjadikan ruang publik sebagai tempat yang ideal untuk menempatkan DOOH. Sebagai negara dengan perkotaan yang berkembang pesat, DOOH dapat menjangkau konsumen dalam kehidupan sehari-hari mereka---baik saat berada di jalan, berbelanja, atau saat menunggu transportasi umum.
DOOH juga memiliki keuntungan dari segi teknologi. Dengan perkembangan teknologi digital yang pesat di Indonesia, konten DOOH kini bisa diatur secara real-time untuk menampilkan pesan yang relevan dengan kondisi atau cuaca setempat, bahkan kondisi lalu lintas. Hal ini memberikan fleksibilitas yang lebih tinggi bagi perusahaan dalam menyampaikan pesan yang tepat kepada audiens.
Menurut Andrea, salah satu faktor utama yang membuat DOOH menarik adalah kemampuannya untuk menampilkan konten yang interaktif dan dinamis. "Di era digital, audiens tidak lagi tertarik dengan iklan yang hanya bersifat pasif. Mereka mencari pengalaman yang lebih interaktif dan relevan. DOOH memberikan kemampuan itu, sehingga pesan bisa disesuaikan sesuai konteks dengan audiens yang berbeda," katanya.
Kemajuan teknologi dalam DOOH kini memungkinkan penggunaan data yang lebih kompleks untuk menargetkan iklan. Misalnya, data lokasi dapat digunakan untuk menampilkan iklan yang relevan bagi audiens di lokasi tertentu atau di waktu tertentu. Misalnya, iklan yang menampilkan minuman dingin dapat lebih efektif ditampilkan pada hari yang panas di area publik, dibandingkan hari berawan. Kecerdasan buatan juga mulai diintegrasikan ke dalam sistem DOOH, sehingga memungkinkan iklan berubah sesuai dengan profil demografi orang yang berada di sekitarnya.
Laporan dari Neil Patel menyebutkan bahwa teknologi DOOH kini sudah mampu mengintegrasikan kamera dan sensor untuk membaca emosi atau pola perilaku konsumen. Walaupun masih menimbulkan perdebatan terkait privasi, teknologi ini memungkinkan merek untuk memberikan pesan yang lebih personal, dengan dampak yang jauh lebih efektif dibandingkan iklan tradisional.
Namun, Andrea juga mengingatkan bahwa dengan semua teknologi canggih ini, perusahaan tetap perlu menjaga etika penggunaan data. "Konsumen semakin sadar akan privasi mereka, sehingga sangat penting bagi pengiklan untuk menggunakan data dengan bijak. Kepercayaan konsumen adalah aset yang sangat berharga," jelasnya.
Walaupun DOOH memiliki potensi yang besar, penerapannya di Indonesia masih menghadapi beberapa tantangan. Salah satunya adalah investasi infrastruktur yang besar, terutama untuk pemasangan layar digital berkualitas tinggi yang mampu bertahan dalam kondisi cuaca yang ekstrem. Tantangan ini cukup signifikan, mengingat iklim tropis Indonesia yang rentan terhadap kelembaban dan hujan yang bisa merusak perangkat elektronik luar ruangan.
Selain itu, ada tantangan dalam hal regulasi. Beberapa daerah memiliki peraturan yang ketat terkait penempatan iklan di ruang publik, terutama yang bersifat digital dan terang, karena dapat mengganggu pandangan pengendara atau mengakibatkan polusi cahaya. Pengiklan dan pemerintah perlu berkolaborasi untuk memastikan bahwa implementasi DOOH dilakukan secara aman dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Bagi Andrea, regulasi adalah hal yang krusial. "Tanpa regulasi yang jelas, implementasi DOOH dapat berisiko, baik bagi publik maupun merek itu sendiri. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan yang bergerak di bidang DOOH untuk selalu mematuhi peraturan dan menjaga kepentingan publik," ujarnya.
Melihat perkembangan dan tren saat ini, masa depan DOOH di Indonesia tampaknya sangat cerah. Seiring dengan perkembangan teknologi seperti 5G dan augmented reality, DOOH memiliki peluang untuk menjadi semakin interaktif dan personal. Dengan dukungan teknologi ini, iklan luar ruang dapat menawarkan pengalaman yang lebih menarik bagi audiens, sehingga meningkatkan efektivitas iklan.
Perusahaan yang mengadopsi DOOH diharapkan akan memiliki keunggulan kompetitif yang signifikan di masa depan. Menurut laporan dari Marketeers, di Indonesia sendiri telah ada berbagai proyek DOOH yang menggabungkan augmented reality, yang memungkinkan audiens berinteraksi langsung dengan iklan melalui ponsel pintar mereka. Hal ini bisa menjadi daya tarik yang unik bagi generasi muda yang mencari pengalaman digital yang lebih kaya.
DOOH juga membuka peluang bagi pengiklan lokal untuk tampil di panggung yang sama dengan merek-merek besar. Dengan biaya produksi yang relatif lebih murah dibandingkan iklan televisi atau cetak, serta fleksibilitas dalam penyampaian pesan, DOOH memberikan akses yang lebih luas kepada berbagai merek lokal untuk menjangkau konsumen di ruang publik yang strategis.
DOOH menawarkan cara baru bagi pengiklan untuk terhubung dengan audiens mereka di ruang terbuka, dengan pendekatan yang jauh lebih dinamis dan terukur dibandingkan iklan luar ruang tradisional. Dengan memanfaatkan teknologi data dan kecerdasan buatan, DOOH mampu menyampaikan pesan yang relevan dan kontekstual bagi konsumen. Meski memiliki tantangan seperti regulasi dan biaya investasi, prospek DOOH di Indonesia terlihat sangat cerah.
Andrea Wiwandhana dari CLAV Digital menyimpulkan, "DOOH bukan hanya soal teknologi atau tren pemasaran. Ini adalah masa depan dari periklanan luar ruang yang lebih cerdas, lebih personal, dan lebih efektif. Dengan cara ini, merek dapat terus relevan dan terhubung dengan audiens mereka di era digital yang terus berkembang."
Dengan semua kelebihannya, DOOH memiliki potensi untuk menjadi pilar utama dalam strategi pemasaran luar ruang yang efektif di masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H