Mohon tunggu...
Claussius Richard
Claussius Richard Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Ilmu Komunikasi | Universitas Komputer Indonesia

.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jam Pasir

29 Desember 2023   12:00 Diperbarui: 29 Desember 2023   12:38 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Adam ingin memiliki kerja tetapi selalu ditolak dan dia selalu minder dengan kehidupan miik Keyla yang terlihat sukses dalam karirnya. 

IBU ADAM 

"Gimana dam hasil lamaran kerjamu barusan? Keterima engga? "

ADAM 

(Adam menghela nafas berat)" Masih belum rezekinya, Bu. Padahal ini udah beberapa kali nyoba masih aja gagal. "

IBU ADAM

"Yaudah gapapa, mungkin emang masih belum rezekinya. Kamu jangan sedih, masih banyak lowongan di luar sana. Cari-cari aja sampe dapet ya."

ADAM 

(Terlihat muka sedih) "Iya, bu." 

Adam pun lalu pindah posisi ke arah kasur ia hendak biasanya tidur. Pada saat dia menutup matanya kembali terdengar ambience negatif extras yang tidak sengaja bertemu dengan dia di luar gedung. 

Adam pun membuka matanya dan melihat tak sengaja melihat positngan milik Keyla. Terlihat jelas bahwa kehidupan Keyla sukses yang membuat Adam agak minder jadinya  

Terlihat Keyla sedang sibuk dengan pekerjaannya dan mengecek HP. Terlihat masih belum ada notif dari Ayahnya sehingga HP tersebut disimpan kembali. Tak lama dari itu HP Keyla terdengar bunyi notifikasi, yang Ia sangka itu dari Ayahnya ternyata bukan. Isi pesan tersebut merupakan ajakan dari Aryo untuk mengajaknya kumpul di tempat ngopi biasanya mereka kumpul. 

Adam mengangkat HPnya dan Keyla telah mengiyakan ajakannya untuk kumpul tersebut. Tak lama adam membalas pesan tersebut. 

Adam, Aryo, dan Keyla kumpul di coffe shop tempat mereka kumpul. Di sana mereka membahasa mengenai masa lalu pada saat kejayaan Adam. Di sana Aryo dan Keyla telah datang duluan dan menunggu yang telat. Tak lama dari situ Adam pun datang ke meja mereka.

ADAM 

"Sorry ya guys gw telat." 

ARYO 

"Oiya santai aja, gw sama Keyla juga baru sepuluh menitan di sini." 

ADAM 

"Iya tadi di jalan macet dah. "

KEYLA 

"Ah lu mah kebiasaan dari dulu juga sering telat kali." 

ARYO 

"Eits, gini-gini juga doi mah murid paling pinter di sekolah dulu."

ADAM

"Alahh itu kan dulu, yo."

KEYLA

"Iyadehh murid paling pinter di sekolah hahaha. Di sini mereka semua tertawa kecil"

ARYO

"Gilaaa, kalo dipikir-pikir udah lama banget ya kita ga ketemu dan ngobrol kayak gini. Biasanya gw doang yang ke sini sendirian. Lu pada sibuk-sibuk sih udah jadi orang sukses. Apalagi lu ya key, gw denger-denger lu baru diangkat jadi manajer?"

KEYLA

(muka Keyla terlihat gapeduli akan hal itu) "Yaaaaa puji syukur mungkin ini jalannya dari Tuhan, tapi gw masih ngerasa ada yang kurang dari hidup gw sih."

ADAM

"Buset segitu masih kurang? bokap lu udah kaya, karir lu cemerlang. Apalagi sih yang lu cari?"

KEYLA

(muka agak kesal) "Dahlah gausah bahas bokap gw, mending bahas lu dulu aja. Gimana kerjaan lu? Kita kan belom denger kabar pekerjaan lu gmna?"

ARYO

"Iya nih, kerjaan lu gimana dam sekarang?"

 ADAM 

"Ya gitu, biasa aja. Gaada yang spesial dari pekerjaan gw."

ARYO 

"Biasa aja di lu mah kayaknya hal besar buat kita deh."

ADAM

"Dahlah gausah ngomongin kerjaan mulu. Kita kan kesini mau hangout, mending ngobrolin yang lain aja."

Tak lama dari situ muncul bunyi ringtone telepon dari Ayah Keyla yang menelponnya untuk memastikan janjian makan malam bersamanya. 

KEYLA

"Eh guys sorry banget, tapi gw lupa udah ada janji duluan sama bokap gw buat balik cepet."

ARYO

"Loh baru juga Adam nyampe mau balik lagi aja."

KEYLA 

"Ya sorry ya sorry, ini penting banget soalnya."

ARYO

"Yaudah deh, hati-hati di jalan."

ADAM 

"Tiati ya, Key."

KEYLA 

"Iyaaa."

Lalu tak lama dari sana Keyla pamit pulang bergegas pulang untuk makan malam bersama Ayahnya. Terlihat raut muka Adam menunjukan ekspresi minder melihat Keyla pada saat berpamitan.

Ayah Keyla menelponnya bilang tidak bisa hadir untuk makan malam di Rumah karena ada lembur di kantor.

AYAH KEYLA 

"Haloo, Key. Maaf Ayah gabisa dateng ikut makan malem hari ini, soalnya tiba-tiba ada lembur di kantor. Ayah janji besok-besok ikut makan malem bareng ya di rumah. Udah ya Ayah lanjut kerja, dadah."

KEYLA 

(menunjukan ekspresi sedih)" Tapi yah...."

Terdengar bunyi telepon mati. Lalu menampilkan Keyla sedang makan malam sendirian. 

Keesokan harinya, terlihat Keyla memasuki Coffe shop biasa tempatnya kumpul. Pada saat pesan minuman baristanya pun bilang ke Keyla bahwa ada Adam sedang stress karena mencari pekerjaan. 

KEYLA

"Mas kayak biasa ya."

BARISTA

"Okey siapp. Oiya tuh ada Adam di sana, janjian ya kalian? Tumben."

KEYLA

"Loh kok ada Adam di sini, tumben bgt dia."

BARISTA

"Iya tuh lagi pusing nyari kerjaan dia, ditolak mulu katanya."

KEYLA

"Hah nyari kerja?"

BARISTA

"Iya nyari kerja."

Keyla pun menghampiri Adam yang sedang diam duduk sendirian. Akhirnya kebenaran pun terungkap. 

KEYLA

"Dam."

ADAM

"Eh Key ngapain lu di sini?"

KEYLA

"Gw lagi mampir beli kopi. Btw, gw mau ngomong serius. Mending lu jujur sama gw."

ADAM

"Hah? Jujur apaan?"

KEYLA

"Lu sebenernya masih belom dapet kerjaan kan?"

ADAM

"Apaan sih, ngaco lu."

KEYLA

"Dah deh, lu gausah boong. Gw udah tau kok."

ADAM

(ekspresi sedih menghela nafas) "Iya sorry gw boong sama kalian."

KEYLA

"Kenapa mesti boong segala sih?"

ADAM

"Gw malu sama temen-temen gw dulu. Mereka pikir karena gw anak yang berprestasi jadinya gw bisa sukses dengan mudah. Malah kenyataannya sekarang ga sesuai ekspektasi mereka. Gw malu gabisa menuhin ekspektasi mereka."

KEYLA

"Dam, untuk apasih lu dengerin omongan orang? Hal-hal kayak gitu tuh malah menghambat lu tau ga?"

ADAM

"Lu gangerti Key, gimana rasanya orang-orang sekitar bicara ini itu tentang gue, komentar masalah karir gue lah, bilang kalau pinternya gue dulu ga guna lah, beban bagi key dibanding-bandingin terus sama lu.Kok lu gapernah cerita ini sebelumnya? Gw pikir lu baik-baik aja."

KEYLA

"Dam, denger ya, kita hidup bukan untuk memenuhi ekspektasi orang lain. Coba pikir lagim lu sukses untuk siapa? Untuk diri lu dan orang tua kan. Orang-orang yang udah berkomentar tentang diri lu, emang mereka ada kontribusi apa di hidup lu? Engga kan? Lu seharusnya bersyukur punya keluarga yang supportif dam."

ADAM 

"Gua iri sama lu, Key. Bokap lu kaya, bisnisnya di mana-mana, cari kerja gampang, karir cemerlang."

KEYLA 

"Lu pikir gampang jadi gue? Okay let's say karir gue mapan, tapi lo gatau Dam gw kerja keras kayak gini karena gw pengen dapet perhatian dari orang tua gw. Sebagaimanapun usaha gw, kerja keras gw, bokap gw gapernah peduli dam, meskipun gue punya jabatan dan duit, gue tetep ngerasa hampa, gaada yang peduli sama gue. Gue iri sama lu Dam, harusnya lu bersyukur punya keluarga yang peduli dan mendukung lu. Bahkan bokap gw ga sempet luangin waktunya buat cuman sekedar makan malem bareng gw."

ADAM

"Key, sorry, kenapa lo gapernah cerita ke kita soal hal ini? Gw pikir lu baik-baik aja."

KEYLA

"Gue gapengen orang lain tau masalah gw dam, biar hal ini gw simpen sendiri. Lu juga dam, gw masih ga terima lu boongin gw."

ADAM

"Ya abisnya gw minder sama lu. Tiap orang ngomongin lu, mereka secara ga langsung ngebanding-bandingin gw sama lu."

KEYLA

"Lu gausah dengerin kata mereka, lu kalo ada apa-apa mestinya ngomong sama gw atau Aryo, kita pasti bantu sebisanya kok."

ADAM

"Thank banget ya, Key. Lo juga harus inget, gue sama Aryo itu keluarga lo, jangan pernah ngerasa sendiri lagi, karena kita semua peduli sama lu. Jangan menanggung beban sendiri, terkadang lo butuh mewaraskan diri di tengah-tengah masalah dengan cerita ke orang lain. Kita selalu ada buat lu, Key."

KEYLA

"Thank juga dam, guw bersyukur punya temen kayak kalian. "

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun