Mohon tunggu...
Claudy Yusuf
Claudy Yusuf Mohon Tunggu... Administrasi - Salam

"Saya mendapat ilmu ketika membaca maka saya balas dengan menulis untuk berbagi" instagram: Claudyusuf

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Orang Indonesia Rajanya Ngaret

31 Juli 2010   03:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:25 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin beberapa kompasianer "bertanya apa sih ngaret itu?" ngaret adalah kebiasaan buruk manusia berupa datang setelah waktu yang ditentukan atau telat. kok disebut ngaret ya? mungkin saja berasal dari kata karet karena karet mudah direnggakan sehingga orang yang ngaret biasanya suka merenggakan waktu atau telat. Ngaret memnag menjengkelkan apalagi kalau kita sedang janjian sama seseorang pada jam yang telah ditentukan misalnya jam setengah 8 tapi orang itu malah datang jam 8. Hal itu pasti akan membuat kita bete apalagi jika kita datang sebelum waktu yang ditentukan sehingga harus menunggu lama. Saya sendiri punya cerita banyak yang berhubungan dengan ngaret, mungkin dari semua janjian atau ngumpul tidak pernah ada yang tidak ngaret. [caption id="attachment_211199" align="alignleft" width="263" caption="sumber gambar default.tabloidnova.com"][/caption] Saya ambil cerita yang belum lama saya alami. Kami berlima sudah janjian pada hari sabtu untuk mengerjakan tugas sejarah disekolah datang pada jam 10 pagi. Saya berangkat dari rumah jam setengah 10 tapi karena macet sehingga agak telat dikit tapi waktu saya datang hanya baru 1 orang dari kelompok saya yang datang, sisanya saya harus menunggu. Lalu setelah hampir 30 menit teman saya datang. Akhirnya kami bertiga menunggu 2 orang lagi, karena lama jadi kami mengerjakan tugas dasar sejarahnya dulu. lalu setelah sekian lama hampir satu jam teman saya datang itu karena dia nyasar, maklumlah saya juga tahu kalau belum lama ini jalur angkot di kota Tangerang diatur seperti dulu lagi saya saja pernah pulang kerumah diajak muter-muter sama angkotnya. Walau belum lengkap kelompok kami karena baru ber-4 tapi kami langsung mengerjakan tugas kelompok sejarah itu. Pada saat jam setengah 1 tugas kami sudah 98 % selesai nah saat itu teman saya yang satu lagi baru datang. Ngeselin banget ya tugas udah selesai baru datang yang akhirnya dia gak kerja apa-apa karena tugas sudah rampung. Itu baru satu dari banyaknya pengalaman saya tentang ngaret. Anehnya kok orang yang ngaret banyak dianggep biasa aja gitu sampai ada yang bilang "Namanya juga orang Indonesia". Sehingga orang Indonesia berangggapan bahwa ngaret itu adalah hal yang biasa sehingga terkadang dianggap membudaya, kok budaya yang negative sih? bukannya budaya itu yang baik-baik ya? entahlah. Itu berarti ngaret memang sering dilakukan oleh orang Indonesia sehingga orang Indonesia sudah terbiasa mendapati temannya datang telat dan menerima saja. Anehnya banyak orang yang ngaret terkadang tidak merasa bersalah malah membanggakan ceritanya mengapa ia sampai ngaret. Mungkin saja ia tak sadar atau gak mau sadar bahwa hal yang harus didatangi tepat waktu itu sangat penting apalagi yang tidak terlalu penting.  Parahnya budaya ngaret ini gampang menular sehingga mudah menyebar. Padahal banyak juga orang yang datang tepat waktu tapi karena sering mendapati temannya ngaret sehingga membuat ia bosan mengunggu akhirnya muncul pemahaman bahwa "ngapain gue dateng on time palingan yang laen juga pada ngaret". Sehingga lama-kelamaan orang-orang Indonesia umumnya hanya sedikit yang mau datang tepat waktu, benar tidak? Bukan hanya rakyat biasa Indonesia saja yang suka datang telat, anggota DPR nya saja masih suka ada yang bolos dan datang telat padahal mereka mengemban tanggung jawab yang sangat besar untuk negara. Mungkin hal itu pula yang membuat negara kita gak maju-maju. Gak rakyat gak pemimpin suka ngaret, uhhh memang orang Indonesia rajanya ngaret. Udahlah cepat-cepat daftarin budaya ngaret sebagai budaya asli Indonesia ke Unesco daripada nanti dicuri negara lain malah pada ribut gak jelas deh... Artikel terkait, mengantri bukan budaya Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun