Mohon tunggu...
CLAUDY MERY SYAMRI
CLAUDY MERY SYAMRI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa IPB University

ENTP

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kekuatan Tak Terlihat: Perjalanan Ibu Tunggal Mengarungi Badai Kehidupan

23 April 2024   10:26 Diperbarui: 23 April 2024   10:57 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Daria Obymaha from Pexels: https://www.pexels.com/photo/mother-and-daughter-on-grass-1683975/

Pemahaman peran dan tantangan yang dihadapi oleh single mother dalam menjaga komunikasi keluarga dan kesejahteraan keluarga merupakan hal penting. Keluarga merupakan pondasi masyarakat. Keluarga utuh dan harmonis menjadi keinginan semua orang. Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Namun, tidak semua kehidupan perkawinan berjalan lancar. Hubungan perkawinan dapat berakhir karena perceraian, kematian, dan putusan pengadilan. Perkawinan yang berakhir sangat berpengaruh dalam kehidupan keluarga terutama dalam perubahan peran keluarga. Sebelumnya, orang tua bertanggung jawab pada satu peran kini harus mengemban peran ganda atau disebut single parent. Kehilangan pasangan hidup bagi perempuan membuatnya menjadi seorang single mother dan harus mengemban peran ganda sebagai ayah dan ibu. Komunikasi keluarga berpengaruh pada perkembangan anak. Konflik terjadi karena masalah komunikasi. Konflik antara seorang ibu tunggal dan anaknya sering bermula dari komunikasi yang kurang baik, dengan nada tinggi, dan saling menyalahkan. Kesejahteraan keluarga adalah kepuasan dan rasa syukur anggota keluarga terhadap kehidupan. Kesejahteraan keluarga berkaitan dengan kesejahteraan ibu serta memiliki dampak signifikan pada kehidupan keluarga yang berkaitan dengan kesejahteraan psikologis, tingkat ekonomi, dan dukungan sosial.


Single mother atau ibu tunggal berperan ganda sebagai ibu sekaligus ayah dalam keluarga. Di tengah kesibukan mencari nafkah, komunikasi dengan anaknya menjadi kunci penting dalam membangun hubungan yang positif karena hal ini dapat memengaruhi kesejahteraan keluarganya. Menjadi single mother tentu saja tidak mudah, Ibu harus berperan sebagai guru, pembimbing agama, dan sekaligus suri tauladan bagi anak-anaknya. Beragam pendekatan pun dilakukan oleh Ibu, dari cerita, nasehat, obrolan, ajakan, hingga hukuman. Selain beragam pendekatan, para single mother juga menghadapi beragam tantangan, salah satu yang paling utama, yaitu komunikasi.

Berdasarkan penelitian-penelitian yang ditemukan dan kasus nyata di lingkungan masyarakat kita bahwa komunikasi memainkan peran yang sangat penting dalam kesejahteraan keluarga. Banyak faktor yang dapat memengaruhi komunikasi sehingga menjadi tantangan utama bagi single mother yang bekerja dalam berkomunikasi dengan anak. Salah satu faktor utamanya, yaitu waktu yang terbatas. Sebagai ibu yang harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga, waktu yang dapat dihabiskan bersama anak-anak menjadi terbatas. Selain itu, Ibu juga mengalami kesulitan dalam mengelola pekerjaan, tanggung jawab rumah tangga, dan mendidik anak sendirian membuat Ibu sering merasa kelelahan dan sulit memberikan perhatian penuh saat berkomunikasi dengan anaknya. Hal ini menyoroti pentingnya dukungan sosial dan kebijakan yang mendukung para single mother dalam menjalankan peran ganda mereka.
Penelitian kami menguak realita di balik peran ganda ini. Menjadi single mother bukan hanya tentang memenuhi kebutuhan fisik sang anak, tapi juga memberikan dukungan sosial yang tak kalah penting. Di saat yang sama, mereka pun membutuhkan dukungan dari lingkungan sekitar untuk meringankan beban. Peran ganda ini menuntut single mother untuk bekerja ekstra keras, baik sebagai pencari nafkah maupun pengasuh anak. Tak jarang, mereka harus mengorbankan waktu istirahat dan kesenangan pribadi demi memastikan tumbuh kembang anak terjaga.


Terkadang peran ganda sebagai ibu dan ayah yang dihadapi oleh single mother seringkali menjadi penghambat bagi mereka dalam mengelola pekerjaan, rumah tangga serta kebutuhan anak-anak tanpa bantuan dari pasangan. Hal ini disebabkan karena banyak yang tidak memahami perasaan dari single mother tersebut. Keterbatasan finansial, tantangan pekerjaan, stigma dan diskriminasi menjadi beberapa faktor yang dapat menjadi penghambat bagi keluarga single mother. Tekanan dan stres yang terkait pada single mother juga akan menyebabkan risiko masalah kesehatan mental, seperti kecemasan, depresi atau kelelahan mental. Meskipun para single mother memiliki tanggung jawab yang sangat besar, namun banyak diantara mereka yang berhasil mengatasi kesulitan tersebut dengan kekuatan, dukungan dan tekad dari orang-orang sekitarnya. Dukungan sosial dari berbagai pihak sumber daya komunitas akan sangat membantu memperkuat single mother dalam menjalankan perannya. Mendengarkan dengan empati dan memberikan dukungan moral kepada single mother dapat membantu mereka dalam memahami perasaan mereka. Selain itu, membantu mereka menemukan kelompok dukungan atau sumber daya lokal yang dapat membantu mengatasi tantangan sehari-hari juga menjadi salah satu bentuk jaringan dukungan kepada single mother. Kelompok dukungan tersebut bisa menjadi forum yang aman bagi single mother untuk berbagi perasaan, ide dan saran tentang bagaimana mengatasi masalah yang mereka hadapi.  Semua dukungan yang diberikan tidak hanya memberi manfaat kepada mereka secara langsung tetapi juga menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan peduli terhadap semua anggotanya.


Bagi single mother, hidup bagaikan angin puyuh. Menjadi koki, karyawan, dan CEO sekaligus adalah tugas sehari-hari. Tapi di tengah hiruk pikuk, ada tali tak kasat mata yang menuntun mereka yaitu, komunikasi dengan sang anak. Tali ini bagaikan penyelamat di tengah badai, namun waktu yang terbatas seringkali terasa seperti tarik ulur yang tiada henti. Sesudah hari penuh pekerjaan keras, seorang single mother berharap pada sepuluh menit ketenangan. Namun, sang anak tiba-tiba datang dengan cerita tak sabar untuk dibagikan. Inilah salah satu dilema seorang single mother. Namun, di balik tantangan ini, terpancar kekuatan luar biasa dari para single mother. Mereka pantang menyerah, penuh kasih sayang, dan selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya. Perjalanan hidup mereka penuh dengan lika-liku, diwarnai dengan kekuatan dan ketangguhan luar biasa.

Di tengah perjuangan dan tantangan yang tak terhitung, para single mother terus berdiri tegak sebagai pilar kekuatan bagi keluarga mereka. Mereka adalah bukti nyata bahwa cinta, ketekunan, dan keberanian dapat mengatasi rintangan terberat sekalipun. Dengan setiap hari yang berlalu, mereka tidak hanya membesarkan anak-anak, tetapi juga membangun masa depan yang lebih cerah bagi generasi mendatang. Masyarakat harus mengakui dan mendukung peran vital yang mereka mainkan, memberikan penghargaan dan sumber daya yang diperlukan untuk memastikan bahwa mereka dan anak-anak mereka dapat berkembang dan berhasil. Dalam semangat kebersamaan dan solidaritas, kita semua dapat berkontribusi pada kesejahteraan single mother, menghargai pengorbanan mereka, dan merayakan ketangguhan mereka. Bersama-sama, kita dapat menciptakan dunia yang lebih adil dan inklusif, di mana setiap keluarga, terlepas dari strukturnya, dapat menikmati kebahagiaan dan kesejahteraan yang layak mereka dapatkan.

Penulis : Claudy Mery S., Aulia Azahra R., Latifah Tri Y., Reihana Agisti, Atina Aulia H.

Dosen pengajar : Dr. Ir. Lilik Noor Yuliati, M.FSA & Dr. Irni Rahmayani Johan

Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen

Fakultas Ekologi Manusia IPB University

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun