Mohon tunggu...
Claudia Winata
Claudia Winata Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang ibu rumah tangga pecinta tanaman dan beagle sekaligus freelancer Web Design & Digital Marketing dan pecinta game.

Lulusan Teknik Informatika Univesitas Surabaya yang menyukai programming, computer gaming dan logika dibaliknya. Mengajar sebagai asisten dosen dan juga dosen pemrograman di STIKOM Surabaya 2001-2005 (sekarang Universitas Dinamika) dan memutuskan berhenti bekerja fulltime untuk membesarkan anak-anaknya. Justru menemukan passionnya dalam pekerjaan freelance sebagai web designer sekaligus digital marketer yang ditekuni hingga hari ini. Penyuka teknologi baru, gadget dan algoritma. Pelajari lebih banyak di www.ank-webdesign.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pasang Lift di Rumah: Uber Gengsi Vs Kebutuhan?

26 Januari 2021   17:02 Diperbarui: 26 Januari 2021   17:12 710
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rumah bertingkat seringkali menjadi masalah bagi mereka yang memiliki keterbatasan fisik (shutterstock)

Tapi coba bayangkan jika rumah tinggal berukuran standar 8 x 16 meter harus mengaplikasikan lift hidrolik seperti itu, apa yang terjadi? Pertama, ada kemungkinan anda harus mengorbankan dapur untuk dialihkan jadi ruang mesin. 

Anda harus merenovasi rumah anda untuk menggali pondasi untuk tempat counter-weight dari elevator tersebut. Bisa-bisa harga renovasi rumah dan segala printilannya jadi lebih mahal dari harga lift itu sendiri! Belum lagi kerepotannya, juga biaya perawatan & pembelian minyak pelumasnya perlu menjadi perhatian khusus.

Untungnya saat ini telah ditemukan teknologi lift rumah yang berbentuk lift platform. Apa bedanya? Pada lift platform, yang bergerak naik turun hanyalah platform alias lantai yang kamu injak. 

Bukannya seluruh badan lift seperti yang terjadi pada lift hidrolik. Karena yang bergerak hanya platformnya dengan sendirinya tidak dibutuhkan mekanisme rumit dan tenaga besar untuk penggeraknya. 

Pada umumnya lift platform yang berkualitas menggunakan teknologi screw-driven yang sederhana. Sederhana, karena mesin penggerak cukup menyatu dengan lift itu sendiri tanpa membutuhkan ruang mesin terpisah. 

Sederhana, karena tidak membutuhkan ruang kolong di bawah lift untuk gerak counter-weightnya. Lebih sederhana lagi, karena untuk proses pemasangan tidak memerlukan renovasi ruangan besar-besaran hingga berbulan-bulan, cukup memakan waktu 5-7 hari saja tergantung dari ketinggian elevator itu sendiri.

Wah, sounds good! Bagaimana dengan kekurangannya?

Well, tidak ada yang sempurna di dunia ini, termasuk dengan teknologi lift rumah yang lagi viral akhir-akhir ini. Lift ini memiliki kecepatan yang relatif lebih lambat dibanding lift hidrolik, batas aman yang disyaratkan oleh Uji Keamanan Standar Eropa adalah 0.15 m per detik. 

Kecepatan yang menurut beberapa orang terlalu lamban dan membosankan, namun mengingat jumlah lantai hanya 2 hingga maksimum 6 saja, kecepatan segitu masih bisa dibilang not bad lah ya.  Kekurangan lain, ya, lift rumah atau platform ini hanya bisa bergerak maksimum hingga 6 lantai saja.

Dengan berbagai pertimbangan di atas, jika kita memutuskan untuk memasang lift di rumah untuk mempermudah gerak kita tinggal memilih mana yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan kondisi tempat tinggal kita. 

Begitu pula dengan masalah gengsi, bagi sebagian orang yang memiliki budget berlebih, memasang lift di rumah boleh jadi belum menjadi kebutuhan namun lebih ke rasa puas dan kebanggaan tersendiri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun