Mohon tunggu...
Claudia Muelen
Claudia Muelen Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

Apa yang kau baca?

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Napak Tilas Perjalanan Cinta Letnan Tendean si Pahlawan Revolusi dan Rukmini

11 Mei 2024   18:00 Diperbarui: 11 Mei 2024   18:03 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Disela waktu liburnya Letnan Tendean menyempatkan diri mengunjungi sang pujaan hati. Pada31 Juli 1965 ia membuktikan keseriusan dengan menemui  orang tua Rukmini di Medan, dalam pertemuan itu mereka sepakat untuk melangsungkan pernikahan pada bulan November 1965.

Akan tetapi takdir berkata lain, cerita perjalan cinta mereka harus kandas karena Pierre Tendean gugur dalam peristiwa Gerakan 30 September yang dilakukan oleh PKI. Duh, Juli lamaran, September meregang nyawa. Sakit hati sekali. 

Letnan Pierre Tendean gugur dalam peristiwa G30S PKI di usianya yang terbilang muda, yaitu 26 tahun. Dalam peristiwa tersebut ia diculik dan dibunuh di Lubang Buaya karena dikira sebagai Jenderal A.H Nasution, yang merupakan salah satu target penculikan.

Berbagai catatan menuliskan, saat itu Letnan Tendean sedang berada di paviliun rumah dinas Jenderal A.H. Nasution untuk beristirahat. Namun, tiba-tiba ia terbangun ketika mendengar suara tembakan dan melihat segerombolan pasukan G30S datang ke rumah tersebut.

Pasukan G30S yang mengira bahwa Tendean adalah Jenderal A.H. Nasution segera membawanya ke sebuah rumah di daerah Lubang Buaya bersama enam perwira lainnya. Di sana dia dibunuh dengan cara ditembak mati dan tubuhnya dibuang ke dalam sumur tua.

Ada sumber lain juga yang menulis bahwa saat itu Letnan Tendean, dibangunkan oleh anak sulung Jenderal A.H Nasution yang berhasil lompat lewat jendela kamarnya. Ia berlari menemui Letnan Tendean untuk meminta tolong. Saat itu tendean bergegas pergi menemui orang-orang tersebut dan ia mengakui bahwa dirinya adalah Jenderal Nasution yang mereka cari.

Rukmini, wanita yang mencintai Letnan Tendean dengan penuh dedikasi, harus merasakan getirnya kehilangan orang yang dicintai. Namun, cinta mereka tak berakhir dengan kematian Letnan Tendean. Sebaliknya, kisah cinta mereka menjadi bukti keberanian, kesetiaan, dan pengorbanan yang menginspirasi banyak orang.

Napak tilas cinta mereka bukanlah jalanan yang mulus. Terjal, penuh rintangan, namun tak pernah padam. Rukmini, dengan hati yang teguh, terus mengenang Letnan Tendean, mengenang setiap momen indah dan pahit yang mereka lalui bersama.

kisah cinta mereka menjadi nyanyian abadi dalam lembaran sejarah dan doa bangsa. Napak tilas perjalanan cinta Letnan Tendean si Pahlawan Revolusi dan Rukmini, mengajarkan bahwa di balik gemuruh senjata dan perjuangan, terdapat kekuatan yang tak terkalahkan yaitu cinta yang mampu menggerakkan gunung dan mengubah takdir bangsa.

Tentu kehilangan tersebut bukan hanya dirasakan oleh Rukmini, tapi, juga kedua orang Tendean. Saat kepergian Letnan Tendean menghadap sang pencipta, menjadi pukulan terbesar untuk bapak dan ibu Tendean. Orang tua Tendean, menyalahkan sang kakak atau anak sulung mereka, karena dulu sudah mengizinkan Tendean jadi tentara. Tidak lama setelah itu, ibunya jatuh sakit dan pada akhirnya menyusul sang anak ke kehadirat Tuhan yang maha kuasa.
 

NB. Ringkasan diatas diambil dari berbagai sumber informasi sejarah yaitu jurnal, buku, internet dan video sejarah di YouTube. Jika ada kesalahan informasi atau kepenulisan saya minta maaf dan mohon dikoreksi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun