Mohon tunggu...
Claudia Anridho
Claudia Anridho Mohon Tunggu... -

seseorang yang ingin menjadi lebih baik dari hari kemarin dan melakukan yang terbaik :D

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Pelawak Masa Kini = Pelaku Sarkasme?

5 Juli 2012   16:05 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:16 1084
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jaman sekarang tentu sangat jarang ada orang yang tidak pernah menonton TV dalam satu hari. Kita semua menonton TV mungkin untuk mencari hiburan karena penat oleh rutinitas yang bau kita lakukan. Atau mungkin juga ada orang-orang(baca: remaja) yang kesehariannya menghabiskan waktunya dengan menonton TV. Ada beragam acara yang disuguhkan media elektronik TV setiap harinya. Mulai dari sinetron, acara musik, warta berita, talkshow, hingga acara lawak.

Acara lawak mungkin merupakan acara yang paling ditunggu-tunggu oleh banyak orang saat menonton TV. Tentu semua orang sudah menanti untuk tertawa terbahak-bahak  melihat tingkah laku para pelawak di layar TV. Hampir semua channel TV mempunyai acara lawakan yang khas alias berbeda satu sama lain. Tujuan dari acara lawakan tentu kita semua tahu yaitu untuk menyegarkan pikiran masyarakat luas alias menghibur hingga kita berolahraga mulut(baca: tertawa). Ada orang yang bilang, dengan sekali tersenyum kita bisa memperpanjang hidup kita 15 detik. Coba bayangkan bila kita tertawa terbahak-bahak saat melihat lawakan, berapa tahun kita sudah memperpanjang hidup kita? Hehe

Para pelawak memang melakoni pekerjaan yang sangat mulia, karena tujuan mereka adalah membuat orang lain tersenyum. Tapi sepertinya ada yang mulai berbeda saat ini. Mungkin tujuan mereka tetap sama, namun ada cara-cara baru yang mereka lakukan yang menurut saya cara-cara tersebut agak false(aneh?). Entah sejak kapan mengejek fisik orang lain bisa menjadi sebuah hiburan? Saya sungguh heran akan hal ini. Bahkan mereka mengejek fisik lawan peran mereka dalam melawak pun sekarang sudah menjadi tradisi baru(setujukah kalian?). Dan anehnya orang-orang yang menonton pun juga tertawa terbahak-bahak !!?

Kita semua tentu tahu dalam Pancasila kita sila ke-2 tertulis 'Kemanusiaan yang Adil dan Beradab' yang berarti bermakna bahwa kita sesama manusia harus saling menghargai dan tidak boleh saling mencela/mengejek. Bahkan di semua ajaran agama yang diakui di Indonesia pun juga diajarkan untuk kita semua manusia harus saling menghargai dan menghormati.

Hendaknya para pelawak janganlah menghibur dengan cara mengejek, karena penonton mereka tidak semuanya orang dewasa, ada anak-anak kecil yang turut menonton. Secara tidak lanngsung saat mereka mencela lawan main mereka, sama saja mereka sedang bersosialisasi kepada semua masyarakat yang menonton bahwasannya mencela orang lain itu lumrah adanya. Tidak perlu sekasar itu lah, kalu anak-anak kecil sejak kecil disuguhi hal-hal semacam itu bagaimana dewasanya kelak. Meski orang tua juga tetap ikut andil dalam mengontrol acara apa yang dilihat anaknya, tapi mbok ya jangan kasar-kasar dong kalau melawak. Bagaimanapun mencela orang lain itu tetaplah dosa sekalipun tujuannya hanya untuk bercanda saja. Fisik tubuh itu merupakan anugerah terindah dari Tuhan YME, jadi jangan dicela ^^ sungguh tak baik bila diucap ^^

Maju terus pelawak Indonesia dengan lawakan-lawakan yang lucu namun tetap mendidik!!!! Lawakan kalian adalah salah satu sumber kebahagiaan kami :D Terima kassssssiiiiiiiiih :)


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun