Media sosial sering kali memperkuat standar kecantikan yang tidak realistis, terutama bagi remaja perempuan. Gambar tubuh yang diedit atau difoto secara selektif yang dipajang di media sosial dapat menciptakan ekspektasi yang tidak realistis tentang bagaimana tubuh seharusnya terlihat. Remaja mungkin merasa tidak puas dengan penampilan mereka sendiri dan merasa tekanan untuk memenuhi standar kecantikan yang tidak realistis. Hal ini dapat menyebabkan masalah seperti gangguan makan, ketidakpuasan tubuh, dan rendah diri.
Kesimpulan
Meskipun media sosial memiliki manfaat dalam meningkatkan konektivitas sosial, memberikan akses ke informasi, dan memfasilitasi ekspresi diri, penting untuk menyadari dampak negatifnya terhadap kesehatan mental remaja. Orang tua, pendidik, dan pembuat kebijakan harus bekerja sama untuk meningkatkan kesadaran akan risiko ini dan mengembangkan strategi untuk membantu remaja mengelola penggunaan media sosial secara sehat. Ini termasuk mengedukasi mereka tentang penggunaan yang bertanggung jawab, memfasilitasi dialog terbuka tentang pengalaman mereka di media sosial, dan mempromosikan keterampilan regulasi emosi yang sehat. Dengan demikian, kita dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan positif dan kesejahteraan mental remaja di era digital ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H