Entah teknik apa namanya.. hanya menyusun dan menempel elastik yang sudah direndam gouache (cat poster) dengan lem dari sagu kadaluarsa. Lalu memadukan lukisan  karya Van Gogh (Starry Night) dan Edvard Munch (The Scream), maka jadilah Scary Night untuk mengenang masa kelam yang menjadi mimpi buruk dan ketakutan kita semua. Tali elastik pun aman, tidak berserakan di jalanan atau di tempat sampah.
Topik tentang daur ulang yang kita peringati hari ini, secara simpel: kalau dulu belanja selalu pakai tas keresek alias kantong plastik, sekarang membawa tas kain yang bisa dipakai berkali-kali.
Kalau bisa, tas kain buatan sendiri hasil mendaur ulang celana jeans atau sweater yang sudah sempit. Bisa juga dari payung rusak yang kita manfaatkan kainnya karena tahan air, dan lain-lain.
Setiap kali membeli pizza, sebelum membuang kertas pembungkusnya, pilihlah bagian yang tidak ternoda minyak dan bumbu. Bagian ini bisa dikreasikan menjadi lukisan cabik-cabik (pakai cutter) untuk hadiah ultah, dan sebagainya. Terbukti teman-teman saya senang dilukis di atas kertas bekas kardus makanan.
Saya juga menyarankan mama di Jakarta agar membuatkan pembalut dari kain yang bisa dicuci dan pakai ulang untuk ketiga cucu perempuan yang sudah memasuki masa subur. Setidaknya ada usaha mengurangi tumpukan sampah rutin bulanan. Juga bisa menghemat biaya untuk membeli pembalut.
Popok dan Pembalut
Kalau di Italia, masalah ini sudah ditangani oleh sebuah perusahaan patungan multinasional yang bermitra dengan bisnis lokal berbasis perawatan kesehatan.
Perusahaan ini didedikasikan untuk penelitian, pengembangan, pemasaran teknologi dan proses industri yang mampu mendaur ulang semua produk popok dan pembalut.
Teknologinya memungkinkan "i prodotti assorbenti per la persona" (PAP) atau pembalut dan popok bekas dari semua jenis dan merek dapat didaur ulang 100%. Selama ini sampah PAP masuk kategori sampah kering (secco) yang tidak dapat didaur ulang.