Bunga ini juga telah menginspirasi Adelmo Renzi, seorang chef dan pemilik restoran asal San Filippo di Contigliano, di pusat kota Rieti. Ia menciptakan kue dari potongan kue bolu yang ditabur di atas permukaan kue. Tampilannya seperti bunga mimosa.
Potongan kecil-kecil yang dihancurkan tersebut, direndam dalam minuman manis seperti Marsala atau Maraschino. Bagi mereka yang non alkohol, bisa diganti dengan jus nanas.
Agar warnanya kuning seperti warna bunga asli, bisa ditambahkan pewarna alam seperti kunyit. Kue ini umumnya diisi krim dan selai.Â
Kala itu Adelmo proaktif menawarkan kue mimosanya di Teatro Flavio di kota Rieti, pada saat jeda antar pertunjukan. Mei 1962 ia membawa kuenya ke kota Sanremo untuk mengikuti kompetisi torta (kue).
Tujuannya untuk memberi penghormatan kepada kota penyelenggara yang mendapat julukan kota bunga. Tahun itu Mimosa memenangkan kompetisi dan menjadi terkenal di Sanremo dan seluruh Italia.Â
Selain bunga, kue mimosa juga menjadi simbol hari perempuan di Italia. Walau sampai hari ini tak seorang pun tahu rahasia resep Adelmo. Namun ide kreatifnya telah menginspirasi banyak orang untuk terus melanjutkan dan memelihara teknik pembuatan kue mimosa yang semakin banyak variasinya.
Cocktail Mimosa
Selain bunga dan kue, ada juga minuman yang dikaitkan dengan pesta hari perempuan, yaitu cocktail Mimosa. Bukan dari racikan bunga yang tumbuh sebagai tanaman ornamen, tetapi dari buah jeruk yang dicampur minuman vino prosecco atau champagne.
Untuk minuman ini, bukan orang Italia yang menciptakan, tetapi seorang bartender di hotel Ritz Paris pada tahun 1925. Inspirasi nama cocktail ini, tetap merujuk kepada bunga mimosa yang berwarna kuning.
Bertahun-tahun setelah diperkenalkan sebagai simbol hari perempuan, tradisi di Italia adalah memberi setangkai mimosa kepada wanita yang disayangi pada hari istimewa tersebut.