Akhirnya fix, ada sekitar 11 orang yang masuk daftar acara sosialisasi di Treviso. Kebetulan ada restoran Feria, spesial masakan Indonesia di kota Treviso. Pemiliknya juga orang Indonesia yang menikah dengan chef Italiano.Â
Jadi panitia memilih tempat ini untuk acara pertemuan tgl 15 Desember 2023. Acaranya dimulai jam 18, sebab restoran hanya buka malam hari. Karena harus prenotasi tempat, akhirnya malam itu terkumpul 15 orang, termasuk WNI yang sudah pindah kewarganegaraan. Juga beberapa teman-teman dari luar propinsi Treviso.Â
Malam itu saya hadir untuk berkenalan dan mendengar arahan langsung dari ketua Panwaslu Roma. Saya juga memastikan diri bahwa nama saya terdaftar sebagai pemilih dengan metode pos.Â
Jadi acara selanjutnya, saya langsung izin pulang. Sore itu jalanan sepanjang Oderzo-Treviso, mulai tertutup kabut. Saya waswas kalau kemalaman, kabutnya akan semakin tebal.
Pemilu tahun 2024, baru pertama kalinya ada Panwaslu di luar negeri. Mengutip brosur yang dibagikan petugas Panwaslu, prinsip tugas Panwaslu adalah 'Cegah' seluruh potensi Pelanggaran Pemilu. 'Awasi' setiap tahapan Pemilu Serentak 2024. 'Tindak', laporkan setiap dugaan pelanggaran melalui Posko Pengaduan Panwaslu Luar Negeri Roma.Â
Salah satu jenis pelanggaran pemilu adalah Administratif berupa pelanggaran terhadap tata cara, prosedur atau mekanisme yang berkaitan dengan administratif pelaksanaan Pemilu dalam setiap tahapan Pemilu (Perbawaslu 8 th 2022). Ooops, kalimatnya terlalu panjang nih sehingga sulit dicerna.
Adapun kegiatan Panwaslu di Italia, antara lain program "Ngopi", ngobrol bareng Panwaslu Luar Negeri dengan tema Pengawasan Partisipatif Pemilu 2024 seperti yang digelar di Treviso dan beberapa kota lainnya. Saya sendiri hadir dalam acara ini.
Pemilu telah usai. Seperti pemilu-pemilu sebelumnya, saya pribadi menganggap sukses penyenggaraan pemilu di Italia tahun ini. Tapi rupanya banyak keluhan warga yang merasa dirugikan.Â
Laporan-laporan mereka diabaikan, baik oleh PPLN maupun Panwaslu. Solusi dalam memecahkan masalah, sangat tidak profesional. Padahal mereka dipilih lewat seleksi ketat. Jadi sangat disayangkan kalau akhirnya banyak warga yang kecewa sebab mereka tidak pernah menerima surat suara dan kehilangan hak suara.