Mohon tunggu...
Claudia Magany
Claudia Magany Mohon Tunggu... Lainnya - Freelance

Mantan lifter putri pertama Indonesia, merantau di Italia +15 tahun, pengamat yang suka seni dan kreatif!

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Artikel Utama

Pengalaman Nyoblos di Italia

20 Februari 2024   05:30 Diperbarui: 20 Februari 2024   11:20 801
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya hanya memberi saran untuk menempel dengan baik nama-nama penerima. Atau tulis tangan, langsung di atas amplop, jadi tak perlu tempel menempel. Dan memang ada teman yang menerima amplop tanpa data si penerima. Mungkin tukang posnya kenal baik karena tertulis pengirim dari Ambasciata Indonesia. Jadi sampai dengan selamat ke tangan penerima.

Foto dokumentasi pribadi Claudia Magany
Foto dokumentasi pribadi Claudia Magany

Soal komentar filatelis, memang sangat disayangkan kalau amplopnya tidak ada stempel pos untuk merekam data pengiriman. Dalam hal ini, teman panitia cuma angkat bahu, sebab sudah bukan urusan PPLN tapi urusan kantor pos Italia. Apalagi saat pengiriman gelombang pertama, ada ratusan amplop yang dikirim. Jadi dalam hal ini saling memaklumi saja.

Sejak memajang status di media sosial, banyak pesan masuk ke jaringan pribadi saya. Ada yang bertanya, coblos pakai apa? Pilih siapa? Kok saya belum terima surat suara? Nama saya tak terdaftar, lapor ke siapa? Dan seterusnya. 

Saya bukan panitia pemilu, bukan juga pengawas pemilu. Tapi akhirnya membantu menjawabkan pertanyaan teman-teman sekitar. Minimal memberi nomer-nomer hotline PPLN dan Panwaslu yang bisa dihubungi.

Ada kasus yang salah terima amplop. Kebetulan nama depan mereka sama-sama Endah. Mereka tinggal di kota yang berbeda. Endah satu di Campobasso. Endah lainnya Abruzzo yang berjarak hampir 200 km. 

Kasusnya agak alot. Endah di Abruzzo menerima amplop dengan formulir atas nama Endah di Campobasso. Setelah kontak PPLN, dia disuruh mengirim semua berkas, termasuk formulir yang dibiarkan kosong tanpa tanda tangan. 

Endah di Campobasso akhirnya menerima amplop tapi hanya berisi formulir tanda terima, tanpa selembar pun surat suara. Ada amplop berprangko untuk kirim balik ke PPLN. Tapi akhirnya dia memilih golput, tidak mengirim formulir karena tidak ada surat suara untuk dicoblos. Hilanglah satu suara!

Endah di Abruzzo akhirnya terima formulir tanda tangan atas namanya sendiri. Tapi tanpa amplop dan prangko balasan. Jadi dia tidak mengirim ulang. Alasannya, sudah coblos walau tanpa menandatangani formulir sebelumnya yang bukan atas namanya. 

Hal-hal sepele seperti ini, dari awal-awal sudah kami sampaikan ke teman-teman di PPLN dan Panwaslu. Tapi reaksi mereka agak lambat. Dan akhirnya, untuk kasus ini ada yang merasa dirugikan. Mungkin karena jumlah orang Indonesia di Italia semakin banyak, jadi panitia mulai kewalahan.

Pemilu di Italia (Roma, Milan, Ciprus dan Malta) jatuh hari Minggu tanggal 11 Februari. Via Pos, datanya dari tgl 3 Januari-15 Februari. Mendekati hari H, masih banyak komentar teman-teman yang belum terima surat suara. Dan akhirnya, memang banyak yang tidak terima surat suara sampai hari ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun