Display toko, dekorasi kota bahkan lembar-lembar pengumuman sampai bak sampah, semua didominasi warna merah muda. Termasuk WC umum darurat pada hari H yang disediakan pemerintah daerah di taman-taman kota dan area lainnya.
Kamis 25 Mei 2023, sekolah diliburkan. Beberapa kegiatan usaha juga terpaksa tutup karena tempat-tempat parkir publik harus dikosongkan untuk menampung kendaraan peserta balap sepeda bergengsi tahunan Italia. Sebagian ruas jalan juga ditutup demi kelancaran lomba.
Giro d'Italia adalah balapan sepeda profesional jarak jauh keliling Italia. Digelar setiap tahun selama tiga minggu. Biasanya pada bulan Mei sampai awal Juni. Mungkin cuaca musim semi sangat baik untuk bersepeda. Selain itu, pemadangan alam sekitar juga sangat indah.
Namun waktu pecah perang dunia pertama dan kedua, kegiatan ini sempat absen. Pasca perang tahun 1946, acara ini diundur menjadi Juni-Juli. Tahun 2020 lalu, acaranya juga ditunda menjadi Oktober karena pandemia.
Lomba yang juga dikenal dengan nama Corsa Rosa atau Giro, terinspirasi dari Tour de France. Pencetus ide ini ialah Trio jurnalis Tullo Morgagni, Eugenio Camillo Costamagna dan Armando Cougnet dari harian olahraga Gazzetta dello Sport. Mereka mengantisipasi harian Corriere della Sera, yang meluncurkan inisiatif bersepeda nasional serupa beberapa tahun sebelumnya.
Atas prakarsa Armando Cougnet salah seorang pencetus ide, pada akhir etape pertama Giro antara Milan dan Mantova (1931), diperkenalkan 'maglia rosa'. Kala itu seragam dengan warna merah muda yang terinspirasi dari warna halaman harian Gazzetta, dikenakan oleh Learco Guerra. Warna ini akhirnya menjadi simbol yang mudah dikenal di antara kelompok pengendara sepeda.
Dalam catatan sejarah, Giro d'Italia pertama dimulai pada 13 Mei 1909 pukul 02:53 dari Piazzale Loreto di Milan, dengan 127 pesepeda sebagai permulaan. Berdasarkan sejarah inilah setiap awal dan akhir balapan (start dan finish) selalu di kota Milan, kota di mana Gazzetta dello Sport bermarkas.
Ada beberapa pengecualian, misalnya pada tahun 1911 kota Roma terpilih untuk merayakan ulang tahun kelima puluh penyatuan Italia.
Dalam perkembangan selanjutnya, kota-kota 'start' tak melulu di Milan, tetapi pindah-pindah tempat yang dikaitkan dengan berbagai peristiwa penting. Seperti tahun 1996, Giro berangkat dari Athena (Yunani) untuk merayakan Seratus tahun Olimpiade pertama di era modern.
Empat tahun kemudian, Giro 2000 start dari Roma untuk merayakan tahun Yobel. Tahun 2006 balapan dimulai dari Belgia untuk mengenang para penambang Italia yang meninggal dalam bencana Marcinelle pada tahun 1956. Tahun 2007 start dari Sardinia untuk memperingati 200 tahun kelahiran Giuseppe Garibaldi dan seterusnya.
Selain dikaitkan dengan momentum bersejarah, Giro d'Italia juga merambah ke kota-kota perbatasan. Baik sebagai tempat perlintasan, persinggahan, juga sebagai tempat awal dan akhir lomba. San Marino adalah negara asing pertama yang mendapat kehormatan 'start' Giro pada tahun 1965. Disusul Monaco pada tahun berikutnya.
Kemudian, tahun 1973 Giro d'Italia merambah ke negara-negara Eropa lainnya, yaitu Belgia. Untuk pertama kalinya dengan lima tahapan yang juga menyentuh negara-negara pendiri Masyarakat Ekonomi Eropa, antara lain Belanda, Jerman Barat, Luksemburg, Swiss dan Perancis, sebelum kembali ke Italia.Â
Selanjutnya, ada beberapa negara Eropa lainnya yang menjadi tempat start Giro. Tercatat seperti Yunani, Perancis, Belanda, Denmark, Inggris bahkan Israel (non Eropa) dan terakhir Hungaria (2022). Rencana awal, Hungaria dijadwalkan tahun 2020. Namun karena Pandemi Covid-19, jadwal Giro diundur dan lokasi pun dipindah ke Sicilia (Italia).
Giro d'Italia dianggap sebagai tahapan penting bergengsi kedua setelah Tour de France. Sebab selain lokasi, peserta lomba juga melibatkan jagoan-jagoan jalanan dengan reputasi internasional.
Ada banyak nama yang menjadi protagonis dalam ajang bergengsi ini. Protagonis sekaligus antagonis karena ada juga beberapa nama yang akhirnya tercoreng karena kasus doping, kokain dan sebagainya. Kisah-kisah mereka banyak difilmkan karena sangat menginspirasi dalam keseharian atau sebagai motivasi positif untuk meraih prestasi.
Kembali ke sejarah Giro d'Italia 1909, etape pertama dimenangkan oleh Dario Beni di garis finish di Bologna setelah menempuh jarak 397 km dengan kecepatan rata-rata 28.090 per jam. Antara 13 dan 30 Mei, delapan etape dijalankan dengan total 2.447 kilometer, yang menampilkan pengendara sepeda terbaik saat itu. Di antaranya adalah Giovanni Gerbi, Giovanni Rossignoli, Luigi Ganna, Carlo Galetti, Eberardo Pavesi dan Giovanni Cuniolo. Klasifikasi disusun dalam poin, berdasarkan penempatan di tahapan sehingga pemenang yang tertulis dalam sejarah ialah Luigi Gana. Posisi kedua Carlo Galetti dan ketiga Giovanni Rossignoli.
Pada tahun 1950 Hugo Koblet berhasil memenangkan perlombaan. Atlet asal Swiss ini menjadi pembalap asing pertama yang memenangkan Giro d'Italia.
Dalam perkembangan selanjutnya, keluar nama-nama juara dari negara lain bahkan benua lain yang ikut berpartisipasi dalam lomba ini seperti Amerika, Equador, Canada dan Australia.
Tahun 2023 adalah lomba ke 106 yang pernah digelar sejak kegiatan ini diakui dan masuk dalam kalender tahunan Sirkuit Pro Tur Dunia (International Cycling Union) serta kalender bersama Tour de France dan Vuelta a España.
Jadwal Giro tahun ini kembali ke jadwal normal, yaitu dari tanggal 6 hingga 28 Mei 2023 dengan 21 tahapan (etape) dan total jarak 3.363,8 km. Dimulai dari Fossacesia di Abruzzo dan akan tiba di Roma di Imperial Forums hari Minggu ini, bukan di Milan sebagaimana tradisi Giro.
Kalau melihat peta rute yang ditempuh, ada 8 tingkat kesulitan rendah, 5 sedang, 5 tinggi, 3 waktu tempuh dan 7 tanjakan. Tingkat kesulitan paling tinggi pertama, ada di etape 13 antara Borgofranco d'Ivrea-Crans Montana yang berjarak 208 km. Etape 16, 19 dan 20 juga berkesulitan paling tinggi sebab melewati area pegunungan yang sebagian masih tertutup salju.
Oderzo sebagai kota start etape 18, masuk tingkat kesulitan sedang dibanding etape sebelumnya yang hanya menyusur kota pantai Caorle. Etape 18 berjarak tempuh 161 km dari Oderzo ke Val di Zoldo. Masuk kategori sedang, sebab jalanannya naik turun lembah, danau dan pegunungan.
Mulai menanjak di Fregona, km 36 dari Oderzo. Terus menanjak sampai Crosetta. Kemudian menurun perlahan ke Pian di Cansiglio dan menanjak kembali di Tambre. Lalu turun kembali ke danau Santa Croce, untuk lanjut naik ke pegunungan Dolomiti sampai akhirnya tiba di lembah Val di Zoldo, area taman nasional.
Wilayah yang disebutkan ini, berpemandangan sangat indah dan asri. Musim panas menjadi incaran turis untuk berpiknik. Banyak bangku-bangku kayu siap pakai yang disediakan pemerintah sebagai alternatif wisata lokal.
Selain itu, ada banyak pilihan jalan-jalan setapak untuk sekedar menyusur hutan menghirup udara segar, memotret pemandangan dan sebagainya.
Hampir setiap musim panas kami memilih tempat ini untuk menghabiskan liburan sambil berteduh. Udaranya jauh lebih bersih dan sejuk dibanding udara kota yang tertutup afa (panas lembab).
Kamis yang ditunggu akhirnya tiba. Tengah hari, "opitergini" sebutan untuk warga Oderzo zaman Romawi, terlihat membludak di alun-alun kota. Beberapa area parkir terlihat kosong melompong. Rupanya Rabu malam rombongan yang terdiri dari 22 tim peserta dengan total 176 pembalap, hanya menempati area parkir Foroboario dekat alun-alun. Terlihat barisan bus besar yang merangkap hotel berjalan untuk tempat tinggal peserta selama tour. Beberapa kendaraan pengiring seperti mobil sedan, suv dan motor anggota tim, ikut parkir bersama, sepaket dengan sepeda yang siap turun ke arena.
Rabu malam juga ada final Piala Italia. Malam itu opitergina (sebutan wanita) dan opitergino (sebutan pria) umumnya lebih memilih tinggal di rumah menonton televisi. Bukan tidak menghormati tamu Giro, tetapi memberi kesempatan mereka untuk beristirahat sebab lomba belum selesai.
Malam Rabu, angin bertiup lumayan kencang. Ramalan cuaca memprakirakan hujan akan turun Kamis sepanjang hari. Dan Kamis pagi hari, memang terlihat awan gelap menggantung di langit bagian barat. Namun tak mengurangi semangat opitergini untuk pergi ke alun-alun kota menyaksikan para idola mereka berlaga dengan kereta angin.
Tepat jam 12.30 suara sirene terdengar memecah keriuhan pengunjung di sepanjang jalan. Suara helikopter yang berputar-putar di langit Oderzo yang berubah cerah, menambah bingar suasana. Kami semua gembira. Kota kami diliput langsung secara nasional oleh TV RAI yang sejak 1963 menjadi peliput resmi.
Walau sempat dihentikan pada tahun 1970, namun diliput kembali pada tahun 1998 sampai sekarang. Setiap hari selama Giro digelar, kami bisa mengikuti laporan pandangan mata lewat rekaman langsung, baik dari motor, mobil maupun helikopter.
Oderzo dengan jumlah penduduk 20.400 jiwa, bukanlah kota besar. Oderzo dikenal sebagai kota arkeologi sebab menyimpan banyak sejarah Romawi yang pernah menjadi pusat Paleo-Venetian sebagai cikal bakal Venezia. Ketika masih bernama Opitergium yang artinya 'alun-alun pasar', kota ini pernah berjaya pada abad ke-1 di bawah kekuasaan Romawi.
Kamis 25 Mei 2023 menjadi sejarah karena mendapat kepercayaan sebagai kota 'partenza' tappa 18 Giro d'Italia. Suara sirene dari iring-iringan motor dan mobil patroli, diikuti barisan pembalap sepeda yang putar keliling Oderzo sebelum akhirnya meninggalkan kota untuk melanjutkan etape berikutnya.
Upacara yang ditunggu-tunggu berminggu bahkan berbulan sebelumnya, hanya berlangsung tak sampai 30 menit. Tapi emosi yang ditinggalkan cukup mendalam untuk dikenang.Â
Kalau melihat rute akhir etape, memang ada banyak jalan menuju Roma. Termasuk lewat Oderzo. Sebagai pendatang di negeri ini, saya hanya melihat berbagai upaya pemerintah daerah untuk berpartisipasi memelihara kegiatan olahraga yang menjadi tradisi tahunan.
Selain Giro d'Italia yang untuk pertama kali diikutkan sebagai tuan rumah 'partenza' (start), setiap hari Buruh 1 Mei juga digelar lomba Marathon Internasional di Oderzo. Tahun ini digelar kembali edisi ke 26 setelah vakum selama pandemia.
*Tulisan ini hasil pengamatan dan informasi dari berbagai sumber, termasuk Wikipedia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H