Mohon tunggu...
Claudia Magany
Claudia Magany Mohon Tunggu... Lainnya - Freelance

Mantan lifter putri pertama Indonesia, merantau di Italia +15 tahun, pengamat yang suka seni dan kreatif!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Pemakaman Oderzo, Rumah Masa Depan

21 Juli 2021   06:00 Diperbarui: 21 Juli 2021   12:05 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu tempat hiburan di Oderzo (Foto dok. Pribadi)

Tak bisa menyalahkan situasi ini sebab mereka juga mencari cara untuk bisa bertahan hidup, dan seterusnya. Kalau membahas soal ini, tetap saja masalah tak terpecahkan sebab mereka juga umumnya jauh lebih lihai.

Mulai dari isu rumah sakit penuh, harga obat yang melambung, oksigen yang sulit didapat, bahkan ambulans, biaya kubur dan kremasi yang harganya melambung tinggi. Mudah-mudahan tidak ada lagi isu-isu negatif lain yang beredar di media.

Tahun lalu, rumah-rumah sakit di Italia juga sempat kewalahan tidak bisa menampung pasien. Mertua saya yang sedang opname untuk perawatan jantung, sempat dipulangkan karena rumah sakit waktu itu lebih mengutamakan pasien Covid. 

Tentang obat-obatan, harga jual obat bebas tanpa resep, lumayan mahal. Jadi warga cenderung pergi ke dokter untuk minta resep agar biaya bisa ditekan. Karena itu, jarang melihat orang sini memborong obat untuk ditumpuk.

Kebanyakan orang Italia juga tidak mudah terpengaruh dengan isu pengobatan alternatif seperti minum air panas, hirup aroma kayu putih atau konsumsi herbal ini, herbal itu. Apalagi mengkonsumsi obat yang di luar saran dokter. 

Mereka umumnya hanya percaya dokter dan sains. Dalam hal ini, ada perbedaan tipis antara sebagian orang Indonesia dan Italia saat menghadapi aneka berita hoax.

Sama seperti di Indonesia sekarang ini, kamar-kamar jenazah di rumah sakit di Italia, khususnya regione Lombardia, saat itu juga sudah tidak bisa menampung jenazah. Gereja-gereja di sekitar pemakaman pun sudah penuh.

Karena baru Cina dan Italia yang punya masalah ini, jadi belum ada acuan lain untuk dijadikan contoh selain kremasi. 

Dari segi kesehatan masyarakat, cara ini katanya bisa mengurangi dampak penyebaran virus. Dari segi tempat, cara ini juga lebih praktis karena tidak membutuhkan lahan sekalipun hanya berukuran 2x1 meter.

Kesimpulan, kremasi adalah solusi yang tepat dan bijak untuk menangani masalah jenazah Covid yang terus menerus bertambah. 

Masalahnya, mesin untuk kremasi tidak bisa dipaksa beroperasi 24 jam sehari. Dan tidak semua kota dan comune di sini memiliki rumah kremasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun