Mohon tunggu...
Claudia Magany
Claudia Magany Mohon Tunggu... Lainnya - Freelance

Mantan lifter putri pertama Indonesia, merantau di Italia +15 tahun, pengamat yang suka seni dan kreatif!

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Jangan Sekarang, Nak.. Not Today! (4)

20 Mei 2021   18:00 Diperbarui: 20 Mei 2021   18:07 877
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hidup memang penuh misteri. Kasrina (33 tahun) yang berlatar belakang Ekonomi lulusan Universitas Veteran Makassar dan bekerja di dunia pariwisata (perhotelan dan cruise), sekarang pengetahuannya jadi bertambah di bidang medis. Hampir semua istilah teknis, angka dan gejala mulai dihapalnya. Kasrina menjadi orang yang lebih peka dibanding ibu-ibu pada umumnya. Ia juga lebih kritis mencermati penjelasan tim medis. Dari awam, menjadi paham tentang berbagai gejala, efek dan lain-lain soal penyakit.

Saat Andrej mulai berurusan dengan rumah sakit, Kasrina masih satu-satunya WNI di Pancevo. Tapi sejak 2021 sudah ada WNI lain dari Bali yang juga tinggal di Pancevo, sebuah kota dan pusat ekonomi dan administrasi Distrik Banat Selatan di provinsi otonom Vojvodina. Kota ini terletak di tepi sungai Tami dan Danube, di bagian selatan wilayah Banat. Merupakan kota terbesar ke-4 di Vojvodina dan ke-9 terbesar di Serbia menurut jumlah penduduk.

Sepintas membaca sejarah kota ini, ada banyak perusahaan industri seperti pesawat terbang UTVA, pembangkit listrik termal, pengolahan minyak, baja, aluminium, kaca, logam, petrokimia, pupuk, jagung dll. Namun waktu perang Balkan 1999 kota yang menjadi industri utama Yugoslavia ini, pernah mendapat serangan bom NATO. Kisahnya banyak dibukukan bahkan difilmkan dengan judul Pancevo Kota Mati.

Terlepas dari sejarah masa lalu, persoalan pencemaran tanah, udara dan air sebagai efek buruk senjata kimia, bisa dikaitkan sebagai dampak negatif bagi kehidupan anak cucu generasi penerus yang tinggal di tempat itu.

Andrej Miric 'in action' (Foto dok. Pribadi)
Andrej Miric 'in action' (Foto dok. Pribadi)

Sampai saat ini, tim dokter di Italia dan Serbia masih terus memantau kondisi Andrej. Tentang penyebab sakitnya, semua masih misteri. Hal terpenting, Andrej Miric telah berjuang melewati masa-masa krisis. Berawal dari hidung tersumbat sampai diduga hernia, akhirnya berbagai nama penyakit tampil mengisi hari-hari tegang bayi mungil yang kala itu belum genap berusia 6 bulan.

Hernia, Leukemia JMLL, Gejala Ringan TBC, Herpes, Hematoma, Edema, Deep Vein thrombosis, Aritmia, Pulmonary Hypertensi, Corona Virus.

Sebagai Ibu, Kasrina adalah wanita luar biasa.. Posturnya tampak kecil imut-imut namun hatinya baja!! Senyum selalu menghias wajah, untuk menyembunyikan semua emosi negatif karena ia sadar hanya dirinya sendiri yang bisa menolong anaknya. Tentu dengan bantuan tim medis, dukungan keluarga, teman-teman dan semua pihak yang ikut mendoakan semua proses berjalan lancar.

Mendampingi anak dalam suasana pandemia, merupakan tantangan tersendiri. Saat ini virus korona telah menyebar ke mana-mana di penjuru bumi. Tapi pada masa awal-awal, justru Kasrina berada di negeri yang saat itu dikecam oleh banyak orang yang berpikir negatif dan apatis terhadap Italia. Tidak tanggung-tanggung, anaknya bahkan dirawat di wilayah yang masa itu menjadi regione pertama yang diberi label zona merah.

Berawal dari pencarian info tentang daun kelor sebagai obat alternatif, dapat disimpulkan bahwa dunia memang tidak selebar daun kelor.. Andrej Miric telah membuktikan peribahasa ini. Walau hidup mereka penuh tantangan dan banyak suka-duka, tetapi selalu ada sisi baik dari setiap perkara kalau melihat dengan pikiran positif. (TAMAT)


*Berbagi pengalaman yang dikisahkan oleh Kasrina Syamsari

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun