DEEP VEIN THROMBOSIS
Hari pertama judulnya istirahat. Namun tetap dilakukan tes darah. Hari kedua, menjalani semua tes mulai dari MRI, CT Scan, rontgen, darah dll. Andrej pun harus kembali memakai selang oksigen. Dan yang mengejutkan, ternyata dokter menemukan adanya 2 trombus di pembuluh vena. Satu kiri, satu kanan dengan ukuran 75% yang menyumbat aliran darah Andrej.
Ini adalah kondisi yang sangat berbahaya bagi Andrej. Jadi mereka tanya apakah Kasrina tahu hal tersebut. Kasrina hanya menjawab, bahwa yang dia ketahui dari dokter di Serbia, cuma satu penyumbatan di sebelah kanan. Itu pun tidak dijelaskan secara rinci. Toh kalau dijelaskan juga mungkin ia kurang paham karena belum fasih dengan bahasa Serbia.
Dokter Stella bilang, trombus bisa diobati. Tapi untuk saat itu obat tidak bisa diberikan kepada Andrej karena dilema. Plateles atau sel darah merahnya sangat rendah, jadi tidak memungkinkan untuk pengobatan trombus. Sementara itu, tim dokter di RS Pavia akan konsentrasi pada saturasi (kadar oksigen) dan kemoterapi yang akan diberikan kepada Andrej. Menurut penjelasan mereka, ada pasien yang bisa tetap bertahan hidup walaupun memiliki trombus. Semoga Andrej bisa sembuh dengan sendirinya.
ARITMIA
Selama di San Matteo Hospital, Kasrina dan suami merasa lebih baik. Perawat di rumah sakit ini umumnya bisa bahasa Inggris. Juga para dokter, sehingga komunikasi lebih lancar dan hampir tidak ada kesalahpahaman di antara mereka. Untuk keperluan popok, susu bayi dan makanan khusus bayi, disediakan oleh RS. Demikian pula dengan air, makanan dan snack. Menu makan bisa memilih sendiri. Dan semua makanan diantar ke kamar, sehingga pasien dan tutor tidak perlu keluar kamar, kecuali ke toilet atau ke laundry room.
Saat itu, Kasrina mulai bisa bernapas lega. Pikirnya, sudah 'aman' di tempat ini, sudah tidak ada drama lagi. Namun ternyata...
Suatu hari (Kasrina lupa bulan berapa), tiba-tiba Andrej mencabut kateter di pahanya. Saat itu juga, ritme detak jantungnya sangat tinggi 185-200. Saturasinya (kadar O2) cukup rendah, antara 87-92. Andrej Aritmia. Karena kateter di paha terlepas, berarti harus dilakukan operasi pembuatan kateter baru lagi.
Kejadiannya malam. Dokter jaga mencoba menghubungi residen dokter untuk mengkoordinasi 'kecelakaan' ini kepada semua pihak terkait. Untuk sementara, malam itu dibuatkan branula di tangan supaya obat-obatan tetap bisa diberikan. Esok harinya, doctor Zecca Marco selaku chief doctor di oncology dan dokter kepala ruang operasi, datang memeriksa Andrej. Mereka tidak bilang apa-apa. Hanya bilang hari ini akan dilakukan operasi pembuatan kateter baru.
Sudah mulai familier mendengar kata 'akan operasi pembuatan kateter baru', pikiran Kasrina hari itu biasa-biasa saja. Apalagi jadwal rencana operasi akan dilakukan sore hari sekitar jam 16-17, jadi ia mencoba untuk santai, tidak berpikir aneh-aneh.
Namun saat ia mendapati Andrej dengan semua badan yang sudah ditusuk sana-sini sampai ke tangan, ia langsung lunglai. Kalau hanya tangan, bukan pemandangan aneh, sebab sebelumnya sudah berkali-kali ditusuk. Waktu awal-awal di Serbia, bisa sampai dua kali dalam sehari. Satu kali pembuatan, bisa 4-5 kali ditusuk, baru bisa terpasang. Mungkin karena fisik bayi masih sangat kecil, jadi sulit untuk mendapat posisi yang tepat. Biasa mereka lakukan pagi hari. Nanti sorenya kalau kedapatan macet, dibuatkan baru lagi. Sampai sekarang semua bekas tusukan pun, masih terlihat di tangan Andrej.
Pada hari Andrej harus dioperasi, ritme detak jantungnya memang sangat tinggi, sekitar 185-200. Dokter sempat mencurigai mesin yang dikira eror. Karena itu dicek ulang secara manual. Hasilnya tetap sama. Juga saat dicek dengan stetoskop, memang tetap sejumlah itu.
Sambil menunggu jadwal operasi sore hari, tiba-tiba jam 12.10 Andrej menangis kencang. Keadaannya semakin memburuk. Sekitar 5-6 dokter datang ke kamar untuk melihat dan mengecek kondisi Andrej. Dokter bilang 3 jam lagi akan dilakukan operasi. Artinya dipercepat dari jadwal semula karena harus dilakukan jeda waktu 3 jam agar bisa diberikan anestesi.
Mendadak dokter Zecca mengajak Kasrina untuk gabung bersama mereka ke ruang pertemuan. Selama ini dokter biasanya menyampaikan informasi pada saat mengunjungi pasien. Tentu ada hal serius yang ingin disampaikan tim dokter. Jadi, Andrej ditinggal bersama 2 perawat dan 2 asisten perawat di kamar.
PULMONARY HYPERTENSI
Sepanjang jalan melalui koridor, hati Kasrina mulai resah. Sejumlah pertanyaan mulai memenuhi benak. Tumben sampai dipanggil ikut pertemuan. Batinnya bertanya sambil berusaha tenang, "Ada apa ya Allah?"
Dalam ruangan itu, ternyata sudah banyak dokter yang duduk menanti. Sedikit salah tingkah, langkahnya semakin gontai seperti terdakwa memasuki ruang pengadilan. Kasrina bisa merasakan semua mata tertuju saat dirinya melangkah melewati pintu ruangan sampai dipersilakan duduk di kursi depan menghadap hadirin yang semuanya berbaju seragam medik.
Ia duduk di sebelah kiri dokter Zacca, lainnya di depan. Ruang meeting itu penuh dokter. Sudah tak sempat menghitung, tapi lebih dari 7 dokter di hadapan mereka. Dokter Marco Zecca dengan tenang bilang, "Mom, seperti kita ketahui bersama bahwa kondisi anak Anda saat ini kritis. Saturasinya sangat rendah, aritmianya tinggi. Dan ternyata ditemukan pulmonary hypertensi pada Andrej. Karena itu, beberapa jam mendatang, akan dilakukan operasi pembuatan kateter yang sangat penting. Namun apapun yang terjadi nantinya, kami tidak bisa menjamin"
Ucapan dokter Zecca, serasa bagai petir menyambar di siang bolong. Kasrina merasa sesak dada secara tiba-tiba. Namun ia berusaha tetap tenang mengendalikan napas secara normal.
Kemudian dokter Zecca memperkenalkan rekan sejawatnya, penanggungjawab ruang operasi. Dokter ini membenarkan ucapan rekannya, bahwa kemungkinan berhasil hanya 30% kalau melihat kondisi Andrej saat ini.
Kasrina menjawab, "Tak apa-apa dokter. Tapi sebenarnya kami dirujuk ke RS ini karena kami yakin bahwa Anda semua adalah dokter yang berkompeten, yang memiliki pengalaman lebih dan sudah mahir di bidangnya masing-masing. Dan saya yakin Anda akan melakukan yang terbaik. Saya hanya berharap semoga bayi saya tidak mati hari ini (You will do your best doctor. And my baby will not die today. Not today!)".
Saat mengulang kalimat NOT TODAY, tak terasa tiba-tiba air mata Kasrina mengalir seperti air terjun, tapi ia tidak sesenggukan karena berusaha tegar. Dokter Zecca sangat maklum dan mengerti situasi ini. Ia hanya bisa berjanji untuk melakukan yang terbaik. Kasrina pun hanya menjawab singkat, "Baik. Terima kasih, dokter!"
Pertemuan belum bubar, ia meninggalkan ruangan. Saat menapak di koridor, Kasrina tiba-tiba merasa lemas ingin jatuh. Tapi ia mendengar suara Andrej menangis. Seolah mendapat tenaga baru, ia menjadi kuat melangkah untuk melihat buah hatinya. Seorang perawat muncul menyongsong Kasrina. Dia mencoba menenangkan untuk pergi ke toilet. Namun Kasrina menolak dan menjawab bahwa ia ingin menggendong anaknya.
Lalu ia segera masuk ke kamar, berdoa dan berbisik ke telinga Andrej agar tenang, kuat dan sabar, "Jangan pergi hari ini, nak.. Bukan hari ini nak. Kamu kuat!!" Doa lirih seorang ibu sambil memeluk anaknya. Kasrina sudah tidak tahu harus berbuat apalagi selain berdoa, pasrahkan semua perkara hanya pada Allah.
Andrej menangis karena merasa kurang enak badan dan tidak nyaman karena tidak boleh minum atau makan apa pun termasuk ASI. Tangis gelisah luar biasa.
Jam 15 Andrej masuk ke ruang operasi, Kasrina menunggu di luar sambil berusaha menghubungi suami di kapal. Ia mencoba posting di media sosial dan chat dengan teman-teman semua kenalan yang kerja di kapal biar bisa terhubung cepat dengan suaminya. Kebetulan ada yang sekapal, jadi dia bisa berpesan untuk sampaikan berita kepada Miric kalau anaknya saat ini sedang sekarat.
Akhirnya suami berhasil menelpon. Baru kali itu Kasrina melihat lelaki yang dikasihinya menangis di ujung telpon. Untuk menenangkan situasi, Kasrina menghibur suami dengan kata-kata yang menguatkan bahwa dirinya cukup tenang dan santai. Ia yakin anak mereka kuat. Petang itu ia tidak ada perasaan takut sama sekali setelah ia membisikan kata-kata NOT TODAYÂ ke telinga Andrej.
Setelah menunggu sekitar 1,5 jam akhirnya Andrej keluar dari ruang operasi. Perawat memindahkan Andrej kembali ke kamar. Alhamdulillah operasi berjalan lancar.
Ternyata saat Kasrina kembali ke Serbia, dokter di sana mengikuti semua proses yang dijalani Andrej termasuk hasil pertemuan sebelum operasi yang kemungkinan berhasil hanya 30%. Karena itu mereka juga sudah diminta untuk menyiapakan transportasi (pesawat) seandainya operasi hari itu gagal. Rupanya dokter di Italia langsung menginformasikan setiap perkembangan ke dokter di Serbia tentang kondisi Andrej.
IRCCS (istituto di ricovero e cura a carattere scientifico) secara harafiah diterjemahkan sebagai lembaga/institut perawatan dan rawat inap ilmiah. Di Italia fungsinya sebagai rumah sakit yang mengelola layanan kesehatan sekaligus melakukan kegiatan peneltian klinis. Terhitung total 21 IRCCS publik dan 30 IRCCS swasta. Salah satunya, Polikinik San Matteo Pavia yang diklasifikasikan sebagai rawat inap pasien akut dan kronis melalui penyediaan layanan diagnostik, perawatan dan rehabilitasi.
Bekerja sama dengan Universitas Pavia, secara aktif mempromosikan pengajaran dan pelatihan yang berfokus pada disiplin ilmu dan bidang penelitian khusus. Dari transplantasi hingga penyakit kardiologis, dari pneumologis hingga hematologis dan penyakit menular. Juga patologi genetik dengan kompleksitas biomedis tinggi serta prosedur ultrasound dan radiologi intervensi yang sangat terkenal.
Dalam melaksanakan program penelitian eksperimental dan klinis, San Matteo telah membentuk jaringan kerjasama yang erat dengan berbagai lembaga penelitian internasional yang bergengsi dengan beberapa negara. Saat ini memiliki 240 proyek yang sedang berlangsung. 73 di antaranya di bidang transplantasi seperti penyakit jantung dan paru-paru yang melumpuhkan, transplantasi organ perut, transplantasi sumsum tulang dan sel induk serta perbaikan transplantasi sel dan jaringan. Di sisi lain, terdapat 150 penelitian penyakit dalam dengan kompleksitas biomedis dan teknologi tinggi, misalnya penyakit kronis berbasis kekebalan, organ buatan dan intervensi minimal invasif atau robotik. Pada 2017, San Matteo menghasilkan 675 publikasi di jurnal ilmiah internasional (sumber dari wikipedia)
BMT di PAVIA
Hari demi hari terus berlalu. Bulan Oktober (16/10/2019) Andrej sudah siap dipindahkan di steril blok untuk BMT yang ketiga kalinya dengan pendonor Kasrina. Secara umum, prosedur waktu pelaksanaan BMT baik di Italia maupun Serbia, sama-sama berkisar 10 hari. Namun secara teknik, proses yang dijalankan, berbeda. Sebagai pendonor, Kasrina hanya dikasih vaksin selama 4 hari. Lalu pengambilan lympocyte dan sel darah merah.
Obat kemoterapi ke Andrej, hari ke 9 mulai diambil sel darah merah dan lympocite Kasrina di ruangan berbeda. Kedua lengan Kasrina disuntik pakai jarum yang terhubung selang. Darah yang keluar dari lengan kanan masuk ke mesin. Mesin ini memisahkan kandungan darah; mana yang dibutuhkan dan disimpan ke dalam kantong plastik. Lalu kandungan darah yang tidak diperlukan, dikembalikan ke selang yang terhubung ke lengan kiri. Selesai, diberikan cairan. Lalu beberapa jam kemudian diberikan kantong berisi sel darah putih.
Kalau di Italia yang diberikan hanya sel darah merah saja. Untuk lympocite atau sel darah putihnya itu diberikan beberapa bulan setelahnya. Karena kata dokter di Italia, mereka mau lihat perkembangan sel leukosit Andrej secara alami. Nanti untuk sel leukosit Kasrina sebagai pendonor, akan diberikan selang beberapa minggu setelahnya. Jadi tidak diberikan pada hari yang sama.
Beda prosedur dengan Serbia, kantong sel darah merah diberikan terlebih dahulu. Sedangkan di Italia, sel darah merah tidak diberikan bersamaan dengan sel darah putih.
Setelah BMT, alhamdulilah semua berhasi. Harusnya mereka pulang November 2019. Tapi karena pulmonory hypertensi Andrej belum stabil, jadi masih harus tinggal di Italia sampai 26 Desember. Mereka dapat dimissione letter (surat keluar) dari rumah sakit. Artinya sudah boleh pulang, tapi tinggal di Parent House di Italia. (bersambung)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI