Mohon tunggu...
Claudia Magany
Claudia Magany Mohon Tunggu... Lainnya - Freelance

Mantan lifter putri pertama Indonesia, merantau di Italia +15 tahun, pengamat yang suka seni dan kreatif!

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Jangan Sekarang, Nak.. Not Today! (1)

19 Mei 2021   17:00 Diperbarui: 19 Mei 2021   18:26 1095
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Umumnya pasien penyakit ini adalah anak-anak yang sudah berumur 5 tahun ke atas. Maka, kasus Andrej termasuk langka sebab frekuensi penderita JMML di Amerika Serikat, diperkirakan 25-50 kasus baru didiagnosis setiap tahun, yang kira-kira setara dengan 3 kasus per juta anak.

BMT (Bone Marrow Transplantation) di Serbia

Sejak hari itu, Kasrina mulai mencari informasi tentang obat alternatif. Suami pun mencari cara untuk mendapatkan uang agar bisa membawa Andrej berobat ke Italia. Masalah ekonomi juga menjadi isu utama dalam keluarga muda ini. Sejak Juli 2018 suami tidak bekerja lagi karena mengambil 'emergency leave' (cuti darurat). Keputusan ini karena dia ingin mendampingi Kasrina melahirkan.

Sambil berusaha dan terus berdoa, kata pasrah dijauhkan dari pikiran pasangan ini. Mereka terus mencari referensi tentang rumah sakit di negara lain yang biayanya lebih terjangkau. Email disebar ke beberapa rumah sakit di Cina, USA, India dan lain-lain. Kasrina juga konsultasi dengan teman yang sudah menjadi dokter di rumah sakit Siloam untuk menanyakan kemungkinan berobat di tanah air. Tetapi ia disarankan untuk fokus berobat di Eropa karena lebih lengkap dan peralatan lebih update.

Sementara menunggu keputusan direktur rumah sakit atas pengajuan yang mereka sampaikan sebelumnya, Andrej tetap mendapat perawatan di rumah. Dokter memberi hemoglobin, plasma darah dan obat leukemia untuk Andrej.

Gejala Ringan TBC

Desember 2018 bayi mereka tiba-tiba kena gejala ringan TBC. Terpaksa harus pakai selang oksigen. Sungguh penyiksaan baru, sebab bayi merasa tak nyaman dengan selang di hidung. Dan setiap hari Jumat harus melakukan general test, mulai dari berat badan, darah dan tinggi badan. Kalau hasil darahnya lumayan, bisa pulang dan kembali hari Senin untuk mengulang cek darah.

Terhitung total tiga kali pengambilan darah dari tulang selama November 2018. Bagi orang dewasa, proses ini terasa sakitnya luar biasa, apalagi bagi seorang bayi. Kasihan Andrej, masih kecil harus mengalami hal ini. Hidup terkungkung di antara selang-selang yang ikut meramaikan tubuh dan hidung. Dan terhitung sejak awal Desember 2018, bayi Andrej sudah tidak pulang ke rumah.

Lalu pada bulan Maret, dokter mengabarkan kalau direktur rumah sakit tersebut akhirnya setuju untuk perawatan Andrej. Namun mereka harus menunggu pasien selanjutnya yang keluar setelah melakukan transplantasi tulang sumsum. Dari urutan ke sekian, bayi mereka langsung mendapat prioritas, naik menjadi urutan pertama.

Waktu itu mereka sempat dikunjungi oleh pejabat dan staff KBRI untuk Serbia. Selain itu, mereka juga menerima beberapa kunjungan tokoh penting di negeri itu. Salah satunya, Putri Kerajaan Serbia. Mereka juga sempat bertemu dengan Bapak Presiden Republik Serbia yang rutin mengunjungi pasien pada hari Natal. Kunjungan ini sangat memberi kesan yang mendalam buat para pasien dan keluarga pasien, khususnya Kasrina. Bentuk perhatian pemerintah Serbia memang luar biasa, istimewa. Betul-betul menghibur.

Oh ya, dokter Djoki menyarankan mereka untuk treatment ke Italia karena menurut beliau, fasilitas di Italia jauh lebih lengkap. Pengetahuan dokternya juga lebih update, khususnya untuk kasus kanker dan leukimia. Sebagaimana kasus yang sudah-sudah, pasien kanker, tumor atau kelainan genetik yang tidak bisa ditangani di RS Serbia akan direkomendasikan ke RS di Italia atau Turki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun