PINDAH RUMAH SAKIT
Sesuai saran dokter, harusnya mereka kembali ke rumah sakit tersebut membawa hasil cek terakhir. Namun ada sepupu suami (Miric) yang kebetulan berprofesi perawat. Ia menyarankan mereka untuk periksa di rumah sakit lain sebelum terlambat karena hasil lab tidak memberi harapan buat Andrej.
Tak hanya di Indonesia, di mana-mana yang namanya pasien, cenderung memilih dokter dan rumah sakit lain untuk mendapatkan hasil perbandingan yang lebih baik, yang memberi harapan. Maka berangkatlah mereka ke RS Majke i Dete (rumah sakit tertua di Belgrade Serbia). Cukup jauh, sehingga mereka tiba jam 21. Mereka langsung bertemu dokter di ICU yang menganjurkan mereka ke bagian Hematologi.
Karena sudah malam, akhirnya Kasrina dan Andrej bermalam tanpa persiapan. Lelah, lapar dan agak syok sebab harus menginap kembali di rumah sakit. Tambahan Kasrina kala itu belum fasih berbahasa Serbia dan petugas medis di sana tidak semuanya bisa berbahasa Inggris. Lengkaplah stress ibu muda ini.
Besoknya mereka dipertemukan dengan dokter Djokic. Sebagaimana prosedur seperti di rumah sakit sebelumnya, Andrej kembali menjalani tes ini, tes itu, tanya ini, tanya itu. Dan bisa ditebak, kalau akhirnya bayi Andrej harus kembali ambil sampel dari tulang besar (aspirasi sumsum tulang) atau Bone Marrow Aspiration untuk memastikan penyakitnya.
Hari kedua di rumah sakit, paginya langsung tindakan aspirasi yang diambil dari pinggang. Sama seperti di rumah sakit sebelumnya, tindakan ini juga tanpa anestesi. Kembali Kasrina menerawang membayangkan buah hatinya menjerit pilu saat tubuh mungil dan lemah disuntikkan jarum biopsi dari baja sekali pakai.
Kemudian salah satu sampel darahnya dikirim ke rumah sakit di Swiss. Hasilnya dikabarkan beberapa hari kemudian oleh dokter Djokic. Ternyata 85% Andrej mengidap Leukemia JMML (Juvenile myelomonocytic leukemia) atau leukemia myelomonocytic remaja. Yaitu bentuk leukemia myeloid kronis langka yang menyerang anak-anak berusia 1 sampai 9 tahun.Â
Andrej belum genap berusia 6 bulan, karena itu dokter juga heran mengapa bisa terjadi pada bayi usia di bawah setahun. Jadi bisa dimaklumi kalau rumah sakit sebelumnya juga tidak akan menduga sama sekali kalau Andrej mengidap penyakit yang betul-betul jarang terjadi untuk anak seusianya.
Tindakan berikutnya, dokter menyarankan agar Andrej melakukan Bone Marrow Transplantation (BMT)Â di Italia. Perkiraan anggaran sekitar 150.000 euro untuk biaya rumah sakit, tidak termasuk penginapan dan lain-lain. Wah!?
Kasrina dan suami yang masih syok dengan berita dan istilah JMML karena masih asing di telinga, hari itu bertambah syok mendengar estimasi biaya yang harus mereka siapkan.
Alternatif lain, bisa dilakukan di rumah sakit setempat, tetapi harus melewati birokrasi yang proses pengajuannya tidak bisa diprediksi. Sementara Andrej harus mendapat pertolongan segera.