Mohon tunggu...
Claudia Magany
Claudia Magany Mohon Tunggu... Lainnya - Freelance

Mantan lifter putri pertama Indonesia, merantau di Italia +15 tahun, pengamat yang suka seni dan kreatif!

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Swalayan Plastik Sampah

23 Maret 2021   19:26 Diperbarui: 23 Maret 2021   19:55 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hitam: sampah kering non-daur, Hijau: sampah botol, Kuning: sampah kertas. / dokpri

Ada lagi sampah-sampah baju layak pakai yang dikelola Caritas (gereja). Teorinya, kotak besar tertutup berwarna kuning ini hanya menerima sampah baju dalam keadaan siap pakai: bersih, terlipat rapi dan tidak ada cacat. Namun belakangan, kotak ini sudah ditarik dari tempat publik karena menjadi kotak paling berlimpah sampai tak bisa dikendalikan. 

Di beberapa kota, banyak juga pencuri yang membobol kotak ini. Sangat disayangkan karena sampah ini bisa dibilang dari warga, untuk warga (yang membutuhkan).

Masalah sampah tidak akan pernah selesai sebab setiap hari kita berurusan dengan sampah. Karena itu mereka yang bekerja di bidang ini, terus mencari solusi yang terbaik untuk melayani masyarakat. 

Dampak dari Corona Virus, kegiatan layanan sampah ikut terimbas. Mereka terpaksa bekerja dari rumah sebab kantor yang buka hanya Senin, Rabu dan Jumat harus tutup mengikut aturan protokol. Padahal masyarakat tetap membutuhkan layanan seperti kantong plastik untuk sampah organik dan plastik/kaleng. Terhitung tahun ini memisahkan sampah kaleng dan plastik, maka kebutuhan plastik biru menjadi lebih banyak dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Beberapa hari lalu, akhirnya saya melihat kotak baru dekat kantor pengelola sampah kota yang menyediakan sarana kantong plastik biru berjejer damai berdampingan dengan kantong sampah organik yang ramah lingkungan. Operasionalnya sama, yaitu memperlihatkan kartu kesehatan sebagai pengenal identitas yang sudah terdaftar di dinas kebersihan kota tempat tinggal kami. 

Untuk transaksi dengan mesin ini, pengguna memasukkan kartu ke lubang yang disediakan tanpa repot memijit nomer digit sebab data yang tertulis di kartu sudah terekam otomatis. Hanya menunggu total tagihan akhir tahun, sebab layanan ini juga tak gratis. Masyarakat hanya mendapat jatah gratis sepaket berisi satu kantong biru dan dua kantong organik pertahun. Demikian juga untuk sampah kering non-daur yang dijatah gratis membuang hanya sekali setahun, sisanya bayar.

Swalayan Plastik Sampah / dokpri
Swalayan Plastik Sampah / dokpri
Ingin irit tagihan, masyarakat dituntut untuk bijak membuang sampah. Berpikir sebelum membeli barang. Cermati setiap kemasan sebelum membuang karena salah menempatkan, berarti harus siap menunggu surat pemberitahuan 'sanksi' yang dikirim lewat pos. 

Sanksi untuk pelanggaran ini, cukup mahal. Tagihan bulanan yang bisa dicicil dua kali, saat ditotal tahunan juga cukup mahal. Berurusan dengan sampah memang akhirnya tergolong anggaran mahal. Karena itu, cerdiklah dengan sampah. Lewat sampah yang dihargakan mahal, kita jadi belajar menghormati lingkungan dan ikut bertanggungjawab untuk menjaga kebersihan sekitar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun