Sarah, Berry, Kitty, Keropi dan The Big Bella, pun menghabiskan siang itu bersama di kamar sejuk karena pendingin ruangan sampai akhirnya Sarah tertidur lelap.
***
Pintu kamar dibuka pelan.
"Sudah tidur cukup lama, Bu. Tadi Sarah marah-marah tahu Ibu pergi."
"Iya, mbak. Aku juga nggak tega tadi mau ninggalin Sarah padahal sudah janji."
"Mama..." Sarah terbangun mendengar suara-suara pelan di depan pintu kamarnya.
"Sarah..." Mama Sarah segera menghampiri anak semata wayangnya. "Maafin, mama, ya," ucap Mama Sarah tulus. "Yuk, kita pergi sekarang saja."
"Hmm, nggak usah, Ma. Mama pasti masih capek. Ke toko bukunya lain kali aja. Yang penting malam ini sudah ada mama di rumah, dan nanti sebelum tidur aku dibacakan dongeng lagi," kata Sarah begitu bijak. Mama Sarah tersenyum mendengarnya. "Sarah juga minta maaf, ya, ma, udah bilang mama jahat. Nggak lagi deh, Sarah marah sama mama. Apa yang mama lakukan pasti demi Sarah, karena mama sayang Sarah. Dan Sarah juga sangaaaat sayang sama mama."
Sarah memeluk mamanya erat, seakan tak ingin terpisah. Jauh di lubuh hati mereka berdua, mereka memang tak pernah terpisah sedetik pun. Karena, hati mama berisi cinta untuk Sarah, selamanya.
"Love you, mom," ujar Sarah.
Jakarta, sekian menit menjelang hari Ibu.