KELOMPOK 1 (Alvin, Kesya, Dimas, Silvia, Reva Aulia, Ronal)
CHAPTER 1 - Prologue
   Tak bisa di pungkiri bahwasanya Perbedaan merupakan suatu hal yang wajar dalam berdemokrasi terutama di indonesia yang dikenal sebagai negara kepulauan dengan beraneka ragam Suku, Ras, Agama, Budaya, DLL. karena sistem demokrasi memang menekankan berbagai hal salah satunya yaitu kebebasan beropini. Salah satu dari bentuk kebebasan beropini adalah kebebasan memilih. Nah, Di tahun 2024 mendatang, akan diadakan kembali sebuah pemilu nih. Nah Pemilu adalah salah satu tempat untuk berdemokrasi serta beropini nih. pasti bakal ada perbedaan pendapat serta pilihan dong? Nah, pada kesempatan hari ini, kita akan membahas mengenai bagaimana cara menghargai pendapat khususnya dalam pemilu.
CHAPTER 2 - Pembahasan
- Definisi
   Sebelum masuk ke pembahasan utama, mari kita mengintip mengenai definisi pemilu.
   PEMILU itu sendiri singkatnya merupakan pemilihan seseorang yang untuk jabatan pemerintahan publik, ataupun penerima atau penolakan proposisi melalui pemungutan suara. Dan pemungutan suara ini dilaksanakan secara LUBER dan Jurdil (Langsung, Umum, Bebas, Rahasia, Jujur, dan Adil).
   Nah, Dari Definisinya kita bisa tahu bahwa Pemilu itu berbasis pemungutan suara (opini), lantas wajarlah bila terjadi perbedaan di antara setiap individu - individu yang melaksanakannya.
- Pengaruh
   Dengan adanya perbedaan pendapat, maka  akan ada banyak opportunity - opportunity yang akan dihasilkan kedepannya. dan dengan adanya perbedaan pendapat ini pun akan ada banyak pertimbangan juga terutama dalam memilih pemimpin, dengan tujuan agar kita lebih menjadi pribadi yang selektif. Perbedaan pendapat pun merupakan sebuah seni dalam hidup, seni dalam memilih. banyaknya perspektif yang dipertunjukan dengan adanya perbedaan pendapat inipun merupakan salah satu bukti bahwasanya indonesia merupakan negara yang kaya dari segi SDM (apabila eksekusinya sesuai)
   Namun adapun sisi buruk daripada perbedaan pendapat ini. dengan adanya individu - individu yang radikal dengan pendapatnya dapat memicu sebuah perpecahan. Padahal, hal hal tersebut merupakan hal hal yang  bertentangan dengan sistem demokrasi.