Mohon tunggu...
Healthy

Asa bagi Bunda dan Bayi yang Berbeda RH

25 November 2017   21:59 Diperbarui: 25 November 2017   22:13 768
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain itu, darah ibu rhesus positif yang sudah memiliki antigen bila tercampur dengan darah janin rhesus negatif yang tidak membawa antigen tidak akan menstimulan produksi antibodi pada tubuh ibu sehingga tidak terjadi lisis eritrosit atau pemecahan sel darah merah. 

Kasus kehamilan ini dapat dikatakan menguntungkan bagi individu janin seiring dengan pertumbuhannya karena antibodi untuk melawan antigen sudah terbentuk pada saat janin sehingga pada masa pertumbuhannya dan menjadi dewasa, tubuhnya akan merespon dengan cepat dan tanggap.

Namun, pada kasus darah ibu rhesus negatif mengandung janin dengan rhesus positif yang membawa antigen, akan menyebabkan pemecahan sel darah merah (eritrosit) janin karena darah janin membawa antigen. Pada saat kehamilan, adanya plasenta berfungsi sebagai pembatas antara darah ibu dengan darah janin. Namun, seringkali terjadi pencampuran darah ibu dan janin sehingga menyebabkan darah ibu rhesus negatif segera membuat antibodi untuk melawan antigen tersebut dengan cara memecahnya (lisis). 

Pencampuran darah ibu dan janin cenderung dapat terjadi karena plasenta yang menempel pada dinding rahim pada saat distribusi sari-sari makanan, pergerakan atau rotasi janin di dalam kandungan, pendarahan saat kehamilan, dan trauma benda tajam. Maka bila sel darah merah janin pecah maka tidak dapat digunakan untuk proses perkembangan janin di dalam kandungan dan berkurangnya sel darah merah dapat menyebabkan animea berat pada janin. 

Dampak animea berat pada bayi antara lain aritmia jantung, bayi kuning, pembengkakan hati berlebihan, dan gangguan organ-organ vital janin seperti paru-paru.

Gejala yang dapat diketahui saat janin mengalami kemungkinan eritroblastosis fetalis saat di dalam kandungan adalah pada janin terlihat adanya pembengkakan hati, ginjal, dan limpa akibat kerasnya kerja organ-organ tersebut untuk membentuk sel darah merah yang baru. Selain itu, timbulnya cairan yang hampir memenuhi abdomen (perut) dan paru-paru juga tampak dalam ultrasonografi saan pemeriksaan janin dalam kandungan. 

Gejala cenderung terjadinya eritroblastosis fetalis juga terjadi pada ibu yaitu peningkatan leukosit yang signifikan di dalam darah ibu. Hal tersebut harus diwaspadai sebagai gejala eritroblastosis fetalis. Pada bayi yang sudah lahir dapat di ketahui gejalanya dengan melihat warna kulit yang biasanya pucat atau berwarna kuning, terjadi pembengkakan hati dan limpa, dan kesulitan bernapas pada bayi karena paru-paru dan abdomen terisi cairan. Penanganan yang serius perlu dilaksanakan segera setelah terjadi gejala-gejala tersebut.

Terapi yang sudah banyak digunakan untuk penyembuhan eritroblastosis fetalis adalah dan juga presentase keselamatan janin besar adalah terapi transfusi darah. Terapi transfusi darah dilakukan kepada bayi yang sudah lahir dan biasanya bayi yang dapat terselamatkan adalah bayi pada kehamilan pertama dan kedua. 

Pada bayi yang baru saja lahir akan terlihat bahwa kulit dan seluruh tubuh bayi menguning dan terjadi pembengkakan hati dan limpa. Sesegera mungkin bayi yang sudah lahir harus segera ditransfusi darah untuk menggantikan sel darah merahnya yang banyak mengalami kerusakan. Jenis darah yang ditransfusikan ke bayi haruslah jenis darah yang sama dengan bayi tersebut, yaitu golongan darah tertentu dengan rhesus positif.

"Operasi transfusi darah dimulai dengan irisan kecil di dekat pergelangan kaki bayi untuk memasukkan jenis selang kecil bernama intravenous cannula (IV cannula) ke pembuluh vena (saphenous vein)" (https://www.ncbi.nlm.nih.pdf ; diakses tanggal 12 November 2017)

Intravenous cannula (IV cannula) merupakan selang kecil yang terbuat dari bahan mirip plastik bening dan berfungsi untuk mengalirkan darah atau sebagai perpanjangan pembuluh. Selang intravenous dihubungkan dengan pembuluh vena Saphenous karena vena Saphenous merupakan vena besar pada kaki dan vena terpanjang pada tubuh manusia. Keberhasilan penyelamatan bayi dengan transfusi darah juga bergantung pada jenis vena ini karena ukurannya yang besar dan mencapai sebagian besar tubuh manusia sehingga transfusi darah dapat berlangsung secara cepat dan tidak menimbulkan kerusakan lebih lanjut. Darah yang baru dan sehat akan segera dapat digunakan oleh bayi untuk melakukan metabolisme.

"Selain darah baru yang disalurkan ke tubuh bayi, penyuntikan heparin juga dilakukan tiga kali. Penyuntikan dilakukan pada awal prosedur, di tengah-tengah prosedur, dan akhir prosedur transfusi darah." (https://www.ncbi.nlm.nih.pdf ; diakses tanggal 12 November 2017)

Hal ini dilakukan karena heparin mengandung antikoagulan yang berguna untuk mengatur pembekuan darah sehingga tidak semua darah pada tubuh menjadi beku. Maka, secara tidak langsung senyawa ini membantu hati untuk mengencerkan darah yang beku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun