Mohon tunggu...
ClarissaClaa
ClarissaClaa Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Seorang mahasiswi teologi yang memiliki minat tinggi pada dunia literasi dan sastra

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Empat Tangan

11 Mei 2020   09:00 Diperbarui: 1 Juni 2020   19:02 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bebas, sebebas-bebasnya! Tidak ada Hak Asasi Manusia, tidak ada Undang-undang, tidak ada Presiden, hukum negara, hakim, jaksa, polisi, pokoknya sama sekali tidak ada batasan. Sungguh!

            Sayangnya, hadiah yang Pencipta berikan justru banyak digunakan manusia untuk melawan-Nya.
Justru menjadi titik tolak bagi manusia untuk menganggap ketidakpuasan dalam hidup sebagai hal yang wajar. Kemudian mereka mengeluh, bahkan membenci Pencipta karenanya. Entah mengapa pikiran itu bisa terbesit di benak mereka.

            Mungkin pada dasarnya manusia memang tidak pernah merasa puas. Layaknya manusia pertama, yang menaruh fokus pada absennya kepemilikan mereka atas setitik hal. Mereka malah fokus pada yang tidak diperbolehkan Tuhan. Ketimbang puluhan, bahkan ratusan taman dengan buah cantik dan lezat di seluruh taman itu.

Memang benar, ya, kita ini keturunan Adam dan Hawa.
Sifatnya pun sudah mewaris dalam darah setiap manusia di seluruh bagian bumi ini.

Huh, seandainya saja aku punya seribu tangan untuk menampar mereka satu persatu dan menyadarkannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun