Suasana yang sangat cocok untuk memfokuskan diri pada Tuhan Yang Maha Esa. Di samping Goa tersebut, terdapat sungai dengan alirannya yang lumayan deras serta kicauan burung. Hal itu membuat pikiran terasa ringan seakan beban terlepas satu per satu. Jika ditambah alunan musik, mungkin akan terasa lebih syahdu dan lebih menenangkan lagi.
Hari terakhir di desa itu, Ibu induk semang mengajak kami ke balai desa untuk bersih-bersih. Ternyata bukan hanya kami saja, keluarga induk semang yang lain juga ikut serta membantu. Disini saya berpikir 'wah rajin sekali'. Itu benar.Â
Setiap orang pasti akan terganggu jika melihat sampah berhamburan dan tidak mengenakkan mata. Selain itu, desa tersebut adalah desa budaya, desa wisata. Jadi harus bisa memberikan kesan yang baik dan menyenangkan untuk para turisnya.Â
Hari itu, kami pun berpisah dan kembali ke Jakarta. Dari kegiatan ini sendiri, saya belajar nilai-nilai yang saya namakan dengan 4K, yaitu Kebersamaan, Kekompakan, Kepedulian, dan Ketekunan. Desa tersebut menganut semua nilai tersebut.Â
Walaupun mereka berada di dusun yang berbeda, tetapi mereka masih seperti satu keluarga besar. Itu yang saya kagumi selama berada di desa itu. Saya harap pengalaman ini dapat membuat Anda sekalian yang membaca tertarik untuk datang dan berwisata kesana, sekaligus belajar bagaimana kehidupan mereka disana yang menurut saya menarik untuk dipelajari dan diterapkan di kehidupan kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H