Banyak masyarakat kurang paham apa itu pendidikan yang baik serta berkualitas. Akhirnya ini membuat para masyarakat menyepelekan guna pendidikan, banyak yang menganggap pendidikan hanya membuang-buang waktu, padahal mereka belum mengetaui dampak pendidikan untuk kita nantinya. Pendidikan menjadi patokan untuk kita melanjutkan kehidupan di masa mendatang. Maka dari itu, jika masyarakat semakin banyak yang tidak melanjutkan sekolah maka angka pengangguran nantinya akan terus bertambah.Â
Oleh karena itu, sosialisasi tentang arti pentingnya pendidikan dalam rangka peningkatan kesejahteraaan masyarakat ini perlu terus dilaksanakan di Kabupaten Bondowoso. Penanganan kasus rendahnya kesadaran masyarakat akan arti pentingnya berpendidikan ini tidaklah semudah kita membalikkan telapak tangan, tetapi perlu pengorbanan waktu, tenaga, pikiran, dana, dan semangat, serta kemauan yang keras dari semua pihak untuk mewujutkannya, karena permasalahan tersebut tidak hanya menyangkut urusan pribadi atau individu saja, akan tetapi menyangkut masalah Sumber Daya Manusia, bahkan bisa menjadi pertaruhan eksistensi bangsa dan negara dimasa yang akan datang dan di era global yang penuh dengan tantangan dan persaingan ini.
Aspek yang kedua adalah ketersediaan layanan kesehatan, Di beberapa wilayah pedesaan yang ada di Kabupaten Bondowoso masih terdapat keterbatasan dalam pemenuhan kebutuhan air bersih, sanitasi lingkungan, rumah tidak layak huni serta kecukupan pangan, hal ini disebabkan karena tingkat kesadaran masyarakat tentang arti pentingnya Kesehatan masih rendah, sehingga berdampak terhadap produktifitas sumberberdaya manusianya yang kurang produktif. Apabila manusianya kurang produktif maka angka kemiskinanpun ikut terpengaruh.
aspek yang memengaruhi kemiskinan yang selanjutnya adalah ketersediaan lapangan pekerjaan yang kurang. Di Bondowoso ini juga masih terdapat kesenjangan antara kawasan pedesaan dan pekotaan, harusnya hal ini menjadi penyemangat upaya untuk mendorong pembangunan di kawasan pedesaan Kabupaten Bondowoso.Â
Pembangkitan ekonomi-ekonomi kreatif di pedesaan dapat dikembangkan secara optimal sesuai dengan potensi lokal, hal ini diharapkan bisa membuka lowongan pekerjaan untuk masyarakat di pedesaan dan endingnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya, dan masih banyak lagi peluang usaha yang bisa dikembangkan sesuai dengan branding Bondowoso sebagai Kota Tape maupun sebutan Bondowoso Republik Kopi (BRK) yang menjadi karakteristik atau ciri khasnya, yang didukung dengan berbagai destinasi wisata alam yang sangat menarik, strategis, dan potensial untuk kesempatan membuka lapangan pekerjaan baru.
Sebagai contoh dalam hal ini, pemerintah dapat membangun lapangan pekerjaan lagi bagi masyarakat seperti membuka stand kopi khas bondowoso yang dapat memanfaatkan tenaga kerja dari masyarakat Bondowoso sendiri. Pedesaan juga sebagai pemasok industri hasil pertanian ini diharapkan dapat menjadi wadah penambah kesejahteraan masyarat di Kabupaten Bondowoso.
Nah, untuk menanggulangi masalah kemiskinan yang ada di Bondowoso, maka dibentuklah Gerakan Tape manis. Gerakan Tape Manis terbentuk berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 42A Tahun 2019 Tentang Gerakan dan Tanggap Peduli Masyarakat Miskin Kabupaten Bondowoso dan Keputusan Bupati Nomor 188.45/280/430.4.2/2020 Tentang Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten Bondowoso Tahun 2020. Dalam rangka melaksanakan percepatan penanggulangan kemiskinan maka melalui Gerakan Tape manis dibentuk Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) yang terdiri dari Tim TKPK Kabupaten, TKPK Kecamatan dan TKPK Desa/kelurahan.
Mekanisme pelayanan dalam gerakan Tanggap Peduli Masyarakat Miskin atau yang biasa disebut Tape Manis ini meliputi empat strategi. Yang pertama yaitu penguatan kelembagaan, strategi ini dijalankan dengan membentuk tim koordinasi kelembagaan kemiskinan (TKPK) di 23 Kecamatan dan 219 Desa/Kelurahan. TKPK sendiri bertugas dalam verifikasi berkas. Yaitu untuk menentukan kelengkapan berkas, kelayakan laporan, rujukan pengaduan, efektifitas penanganan serta waktu dalam menyelesaikan laporan.
Selanjutnya yang kedua yaitu dengan membuka layanan pengaduan warga miskin, terdapat posko tape manis yang tersebar di berbagai desa dan kelurahan di Kabupaten Bondowoso ini memfasilitasi warga sebagai tempat pengaduan yang belum menjadi sasaran program kemiskinan sebelumnya, jadi dengan adanya ini diharapkan warga miskin yang ada di Kabupaten Bondowoso dapat secara merata mendapatkan bantuan.
Yang ketiga yaitu penguatan satu data, dimana melakukan verifikasi dan validasi terpadu terhadap data kemiskinan. Ini memanfaatkan sistem satu data untuk sasaran kemiskinan.
Yang terakhir adalah menjalin kemitraan dengan berbagai lembaga. Strategi ini bertujuan untuk menjalin kerjasama program kemiskinan dengan baznas, Kompak, Forum CSR, Rumah Singgah "Ruang Pasien", Bondowoso Bersedekah dan lembaga lainnya.