Mohon tunggu...
Clarisa DwiHanita
Clarisa DwiHanita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Terus melangkah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah Pada Masa Awal Kemerdekaan

25 Februari 2023   20:45 Diperbarui: 25 Februari 2023   20:45 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nasib pahit harus diterima oleh Indonesia usai kemerdekaan yang diproklamirkan pada 17 Agustus 1945. Bangsa yang baru saja lahir harus kembali berjuang melawan banyak ketidak manusiawian negara yang ingin menguasai Indonesia. 

 

Kemerdekaan Indonesia pada saat itu tidak diakui oleh Belanda sampai-sampai mendatangkan tentara sekutu yang bernama Nederlandsche Indische Civile Administratie (NICA) pada 7 Oktober 1945. Tujuannya sudah jelas  bahwa ingin kembali menegakan kekuasaan Hindia Belanda di Indonesia. Belanda secara de facto membuat 2 pimpinan yakni pemerintahan Republik Indonesia yang dipimpin oleh Ir Soekarno dan Moh Hatta serta pemerintahan sipil Belanda NICA yang dipimpin oleh Gubernur Jenderal H.J. Van Mook.  
Belanda pun menggunakan strategi di bidang ekonomi dalam penyebaran uang NICA yang diedarkan di wilayah pendudukan Belanda seperti di luar pulau Jawa dan banyak diselundupkan di wilayah kekuasaan RI. Meskipun terdapat 3 mata uang yang digunakan oleh masyarakat seperti uang Jepang, ORI, dan NICA tetap Belanda gencar menyebarkan uang NICA demi tujuannya menguasai banyak sektor kekuasaan di Indonesia. Strategi itupun adalah bukti bahwa Belanda berniat mengacaukan perekonomian Indonesia yang jelas-jelas  belum stabil dan kembali dikacaukan.  

Secara politik bukan hanya melawan kerakusan Belanda tetapi harus berlawanan dengan Jepang yang tetap menjaga Staus Quo. Meskipun Indonesia telah merdeka dan Jepang juga tertimpa musibah atas pengeboman Hisroshima dan Nagasaki tetapi Indoensia masih menjadi pengawasan Jepang. Adapun Inggris yang juga mendatangkan tentara sekutu Allied Forces Netherlands East Indies (AFNEI) yang dipimpin oleh Letnan Jenderal Sir Philip Christion tiba pada 29 September 1945.  

Intinya berbagai masalah dari banyak sektor yang harus dibenahi oleh Indonesia sebagai bangsa baru serta secara tidak terduga banyak negara yang ikut campur atas negara yang baru lahir tersebut. Bangsa yang merasa kuat dengan rakusnya tidak mau kehilangan seluruh potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia di Indonesia. Tak hanya itu mereka tidak rela bahwa Indonesia  menjadi bangsa yang utuh dan diberi kebebasan megurus bangsanya sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun