Presiden Joko Widodo kembali mengingatkan kepada seluruh staf pemerintah dan masyarakat agar tetap waspada, sehingga Indonesia tidak akan mengalami gelombang kedua dari Covid-19, seperti negara-negara di Benua Eropa.
"Hati-hati karena di Eropa sudah terjadi gelombang kedua yang di mana kasus dari Covid-19 meningkat secara drastis. Jadi, jangan gegabah dan jangan lengah, agar kejadian ini (gelombang kedua) tidak akan terjadi di negara kita," ucap Jokowi pada saat sidang Kabinet di Istana Kepresidenan Jakarta Pusat pada hari Senin.
Dilansir dari The Jakarta Post, Presiden Joko Widodo mengungkapkan hingga 1 November 2020 sudah sebanyak 13,78 persen dari seluruh kasus Covid-19 yang ada di Indonesia merupakan kasus aktif, jika kasus tersebut dibandingkan dengan rata-rata global.
"Kita berada di 13,78 persen kasus aktif, dan rata-rata di dunia sebesar 25,22 persen kasus aktif. Kasus ini harus ditekan, sehingga kita bisa terus memangkas 13,78 persen tersebut," ujarnya seperti yang dikutip dari tribunnews.com
Sebelumnya, juru bicara dari satgas (satuan tugas) Covid-19 nasional dan koordinator tim ahli, Wiku Adisasmito mengatakan bahwa Indonesia telah mengalami penurunan secara signifikan mengenai kasus Covid-19 yang aktif jika dibandingkan dengan bulan Maret ketika pandemi pertama kali melanda Negara Indonesia.Â
Wiku menjelaskan bahwa terdapat 91,26 persen kasus yang sudah terkonfirmasi aktif di bulan Maret dan persentase tersebut sudah menurun hingga mencapai 81,57 persen di bulan April dan sebesar 71,35 persen di bulan Mei, sebelum akhirnya turun menjadi 23,74 persen di bulan lalu.Â
Kasus aktif merupakan jumlah kasus yang sudah terkonfirmasi dan dikurangi dengan jumlah dari angka pemulihan dan angka kematian. Statistik merepresentasikan bahwa jumlah dari kasus masih dianggap dapat menular.
Sementara itu, tingkat pemulihan di Indonesia juga sudah semakin membaik.
"Sekarang kita masih di angka 82,84 persen, rata-rata dunia sudah 72 persen. Jadi, tingkat pemulihan kita juga sudah baik. Hal ini harus ditingkatkan," ujar Jokowi.
Namun, ia juga menegaskan bahwa tingkat kematian di Indonesia sudah berada di atas rata-rata dari tingkat kematian yang ada di dunia.
"Kita masih di 3,38 persen dari rata-rata dunia yang 2,5 persen. Hal ini perlu kita perhatikan," ujar Jokowi.
Pemulihan Perekonomian Indonesia
"Kita harus tetap fokus dalam menangani (Covid-19) dan menjaga keseimbangan antara penanganan kesehatan masyarakat dan pemulihan ekonomi. Saya pikir sudah puluhan kali saya menyampaikan ini, tetapi saya perlu menegaskannya sekali lagi," ujar Jokowi.
Sementara itu, Jokowi juga mengungkapkan bahwa perekonomian Indonesia pada kuartal ketiga mengalami kontraksi sekitar 3 persen. Angka tersebut mengalami peningkatan dari kuartal kedua yang sempat mengalami kontraksi dari tahun ke tahun sebesar 5,32 persen.
"Jadi, pada kuartal ketiga mungkin terdapat minus 3 persen, dan itu merupakan tren yang membaik, sebuah tren positif."
Menurut dia, sangat penting untuk melanjutkan tren positif pada saat kuartal keempat.
Oleh karena itu, dia meminta agar belanja pemerintah pada kuartal keempat dapat dimaksimalkan.
"Kuartal keempat ini sangat penting untuk lebih banyak peningkatan, dan jika kita bisa mengubahnya menjadi (pertumbuhan) yang positif, itu akan sangat bagus."
"Saya berharap realisasi belanja kita bisa maksimal," Â ujarnya.
"Sudah menjadi tugas kita untuk memperkuat permintaan, agar konsumsi juga semakin meningkat," pungkasnya.
Jokowi juga mengingatkan kepada Kementerian dan lembaga-lembaga bahwa mereka harus selalu terus menjaga realisasi dari belanja di kuartal pertama tahun 2021 untuk meningkatkan pertumbuhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H