Sebelum rilisnya film Ave Maryam di Indonesia, dilansir dari Tirto.id film ini sudah tayang di acara festival film yang diselenggarakan di luar negeri, seperti Hanoi International Film Festival 2018, Hong Kong Asian Film Festival 2018, seleksi resmi The Cape Town International Film Market and Festival 2018, Jogja-Netpac Asia Film Festival ke-15, dan Netpac-Geber Awards.
Jumlah penonton film Ave Maryam di Indonesia mungkin tidak bisa sebanyak film-film lainnya. Dilansir dari CNN Indonesia, film ini hanya berhasil menjual tiket sebanyak 77ribu tiket penonton saja. Walaupun seperti itu, tetap saja jumlah segitu sudah sangat memuaskan karena menandakan bahwa film tersebut diapresiasi oleh masyarakat Indonesia.
Ternyata, selain tayang di acara-acara festival yang sudah disebutkan sebelumnya, film ini juga diputar di Asia Africa Film Festival loh! Keren banget kan?
Teori Teks dan Bahasa dalam Film Ave Maryam
Ketika kita menonton film tentunya sepanjang film berlangsung, kita menemukan beberapa pesan-pesan yang disampaikan oleh film tersebut, melalui alur cerita maupun peran si pemain. Oleh karena itu, film menjadi tidak bisa dipisahkan oleh kedua hal ini, yaitu teks dan bahasa.Â
Menurut McQuail (2010), terdapat dua pengertian dasar dari teks. Pertama, teks merupakan bentuk fisik dari sebuah pesan. Kedua, teks terbentuk ketika adanya interaksi dari penonton, seperti membuat penonton ingin melakukan sebuah aksi.
Menurut Saussure terdapat salah satu gagasan yang memiliki dampak penting di dunia komunikasi, yaitu pemilahan signifier (penanda) dan signified (petanda). Dua hal tersebut digunakan untuk mengalisis maksa dari sebuah tanda yang diberikan (Fanani, 2013).
Berikut beberapa cuplikan dari adegan-adegan yang akan dianalisa dengan teks dan bahasa.
1. "Kemarin Pak Rahmat ditawari ikut demo. Dapat sarung, peci, dan uang Rp300.000. Tapi, dia menolak." - Dinda
Kalimat ini sebenarnya menunjukkan ke Indonesia bahwa dari tahun kapan pun, suap menyuap sudah dilakukan. Selain itu, dari kalimat tersebut juga memberitahu kepada semua masyarakat agar tidak mudah disuap ketika diminta oleh orang-orang yang tidak jujur. Penawaran yang berimbas dengan barang dan uang, sama saja suap.
2. "Jika surga belum pasti untuk saya, buat apa saya mengurusi nerakamu" -- Suster Monic