Mohon tunggu...
Clarisa Natania Putri A
Clarisa Natania Putri A Mohon Tunggu... Lainnya - Digital Content Creator

Fresh Graduate from Atma Jaya Yogyakarta University

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Pergerakan The Jakarta Post dalam Era Media Baru

8 September 2020   01:21 Diperbarui: 8 September 2020   01:56 753
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hypertextual pada The Jakarta Post

Media baru menjadi suatu hal yang sudah tidak asing bagi masyarakat milenials. Banyak hal yang bisa dieksplor melalui adanya media baru, seperti komputer, telepon, dunia virtual, animasi komputer, situs games, dll. Mungkin masih ada beberapa orang yang kurang mengetahui mengenai media lama dan media baru. Sebenarnya perbedaan yang paling mencolok dari kedua hal tersebut adalah adanya teknologi yang mendukung proses digital. Jadi, teknologi lainnya yang tidak bisa melakukan proses digital tidak dianggap sebagai media baru.

Artikel ini akan mengangkat salah satu media Indonesia yang sudah berkecimpung dalam dunia jurnalistik selama 37 tahun, yaitu The Jakarta Post.

Singkat Cerita The Jakarta Post

Perusahaan media yang didirikan pada tahun 1983 . The Jakarta Post dianggap memiliki keunikan  karena media ini menerbitkan berita harian mereka dalam bahasa Inggris. Selain itu juga, The Jakarta Post juga menembak sasaran konsumen dari masyarakat asing dan masyarakat Indonesia yang berpendidikan tinggi walaupun jumlah pembaca Indonesia dari kalangan menengah ke atas semakin lama semakin banyak.

The Jakarta Post juga dikenal sebagai lokasi untuk pelatihan para wartawan nasional maupun internasional, dan juga pernah memenangkan banyak penghargaan. Media ini juga memiliki julukan, "Harian berbahasa Inggris paling terkemuka di Indonesia". Selain itu juga, The Jakarta Post merupakan salah satu anggota dari Asia News Network. 

Menurut kalian jika dikaitkan dengan media baru, apakah The Jakarta Post sudah masuk ke dalam karakteristik media baru?

Karakteristik Media Baru Pada The Jakarta Post

Mari kita perdalam mengenai karakteristik media baru dan nantinya kita akan kaitkan semua karakteristik dengan The Jakarta Post. Menurut Lister,dkk dalam Widodo tentunya dalam media baru / new media memiliki 6 karakteristik, sehingga Anda bisa mengetahui bahwa media A atau media B masuk ke dalam media baru, yaitu :

Digital. Segala informasi kini sudah menjadi 'terdigitalisasi'. Melalui digitalisasi bisa menghasilkan adanya konvergensi berbagai bentuk informasi menjadi satu sistem, seperti perpaduan antara informasi teks dan audio visual, dan penggunaan handphone untuk membaca, mencari informasi, dll.

Website The Jakarta Post
Website The Jakarta Post

The Jakarta Post sudah berhasil melakukan digitalisasi pada media mereka, karena mereka sudah memiliki media online khusus, seperti website dan channel youtube untuk berita keluaran dari The Jakarta Post. Selain itu juga, mereka juga menyediakan layanan untuk 'Paper Edition' bagi masyarakat yang ingin berlangganan koran mereka tetapi ingin membacanya via daring saja. Hal ini berarti The Jakarta Post sudah tidak lagi mengandalkan koran cetak, tetapi mereka sudah bisa beralih ke koran yang bisa diakses secara daring.

Interactivity. Media baru memiliki sifat dua arah, sehingga konsumen dan pengguna bisa lebih terlibat dan membentuk komunikasi dua arah. Berbeda halnya dengan media konvensional yang hanya bersifat satu arah saja karena minimnya interaksi.

Kolom Komentar pada website The Jakarta Post
Kolom Komentar pada website The Jakarta Post

Peningkatan interaksi bisa dilihat dengan adanya komentar pada berita maupun blog. Hal ini bisa dilihat pada setiap berita dari The Jakarta Post yang membuka kolom komentar kepada para pembacanya, terutama yang menggunakan akun facebook. Selain itu juga, pada akun youtube mereka juga membuka kolom komentar, sehingga semua orang bisa turut berpartisipasi dalam komentar.

Hypertextual. Ditujukan untuk membuat rujukan teks dari suatu halaman menuju halaman referensi. Melalui adanya hypertextual, maka dapat membuat pengguna memiliki lebih banyak kebebasan dalam memilih bagaimana mereka ingin menavigasi berbagai sumber informasi yang tersedia.

Hypertextual pada The Jakarta Post
Hypertextual pada The Jakarta Post

Pada portal media online The Jakarta Post, beberapa unggahan berita menggunakakn hypertextual sehingga para pembaca jika ingin membaca berita lainnya yang memiliki sangkut paut dengan berita tersebut bisa dengan mudah pergi ke link lainnya. Namun, The Jakarta Post hanya menautkan link yang memiliki kerjasama dengan perusahaan mereka, seperti Kompas dan Tribun.

Jaringan. Adanya jaringan memungkinkan kita untuk menyatukan sumber daya dengan lebih mudah dan dapat menjangkau sumber daya manusia dan sumber informasi yang lebih luas. The Jakarta Post memiliki akun facebook dan twitter sebagai platform lainnya untuk menyebarkan berita-berita hangat yang baru saja diunggah di portal media mereka. Hal ini tentunya dilakukan agar mereka berhasil menggaet banyak pembaca dari berbagai kalangan.

Virtual. Merepresentasikan suatu kondisi yang terlihat seperti nyata, contohnya mengandung unsur audio-visual yang baik. Segala bentuk interaksi yang terjadi dan tergambarkan secara virtual dan tersimulasi melalui perangkat teknologi komunikasi digital yang digunakan.

The Jakarta Post memiliki akun youtube yang isinya video mengenai berita yang divisualisasikan. Selain itu juga, jika kita ingin share berita yang ada di portal media The Jakarta Post, kita bisa share ke banyak jaringan virtual yang kita punya. Contohnya, Whatsapp, LinkedIn, Facebook, dll.

Simulated. Memberikan representasi hal yang sebenarnya nyata menjadi suatu simulasi. Bisa dikatakan bahwa hal ini merupakan penggabungan seni dan penggunaan teknologi yang dapat digunakan dalam teknik perancangan, seperti penulis, teknisi, social scientists,dll.

 Pada media baru, The Jakarta Post dapat terlihat pada setiap berita yang disajikan kepada para pembaca dengan memberikan gambar atau foto yang memang benar adanya, sehingga pembaca juga bisa ikut merasakan apa yang memang sedang terjadi.

Melalui penjelasan di atas, kita menjadi mengetahui bahwa The Jakarta Post masuk ke dalam semua karakteristik dari media baru. Walaupun The Jakarta Post masih memiliki akses yang minim, sehingga hanya bisa diakses oleh orang-orang yang sudah berlangganan premium saja.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun