Mohon tunggu...
Clarina Yosi
Clarina Yosi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Sastra Belanda Universitas Indonesia

Reader also writer

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menyesal tetapi tidak kesal! Menelusuri Kisah Kelompok Spijtoptanten Tionghoa di Belanda

2 Juni 2022   13:20 Diperbarui: 2 Juni 2022   13:39 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gumulya, D. (2017). Pencampuran Budaya Cina, Jawa, dan Belanda pada Budaya Makan Cina Peranakan. Andharupa, 3(2), 130-143.

Inisiatip. (2004, Juni 4). Hoe Het Ooit Begon. Retrieved Mei 28, 2022, from Inisiatip.nl: https://www.inisiatip.nl/historie-van-inisiatip

Kitamura, Y. (2017). Long Way Home: The Life HIstory of Chinese-Indonesian migrants in The Netherlands. Wacana, 18(1), 24-37.

Kusnardi, M. (1981). Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia (Cetakan ke-4 ed.). Jakarta: Pusat Studi Tata Negara.

Meer, A. v., & Eickhoff, M. (2017). Indonesian Chinese in the Netherlands and The Legacies of Violence in Colonial and Postcolonial Indonesia. Wacana, 18(1), 38-64.

Ningsih, W. F. (2017). Anak Cucu Kolonial: Identitas, Pengalaman, dan Memori Perempuan Tionghoa di Belanda. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Rijkschroeff, B., Tjaij, P. T., & Verlaan, A. (2010). Indonesische Chinezen in Nederland. Amsterdam: SWP.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun