kolonial sering digambarkan dengan potret buruh atau kuli yang dipekerjakan secara paksa dan kesejahteraannya tidak terpenuhi. Kesan tersebut tidak salah, sebab banyak penelitian yang membuktikan bahwa keadaan buruh atau kuli yang bekerja di Perkebunan Deli jauh dari kata sejahtera, bahkan Tan Malaka juga menulis bagaimana perusahaan pekebun kolonial memperlakukan kuli dengan sewenang-wenang.
Bagi sebagian orang, kata “Deli” pada zamanNamun, pada artikel kali ini kita tidak hanya membahas kuli di perkebunan Deli, tetapi juga kaitannya terhadap pembangunan sekolah khusus yang dibangun oleh perusahaan pekebun kolonial.
Pada tahun 1879, didirikan asosiasi yang menaungi perusahaan-perusahaan pekebun di Deli dengan nama Deli Planters Vereeniging atau disebut DPV. Tugas DPV adalah untuk mengikat regulasi perusahaan, mengorganisir proses rekrutmen tenaga kerja perkebunan, dan menghimpun data dari seluruh perusahaan yang dinaunginya. Perusahaan perkebunan yang beroperasi di bawah naungan DPV antara lain Deli Maatschappij, Senembah Maatschappij, Amsterdam Deli Compagnie, Deli Batavia Maatschappij, Tabak Maatschappij Arendsburg, dan masih banyak lagi. Komoditas utama perkebunan di Deli adalah tembakau, karet, dan kelapa sawit.
DPV membangun biro imigrasi yang bertugas untuk mengurus migrasi kuli dari luar Sumatra pada tahun 1888. Data yang diperoleh dari laporan tahunan DPV menunjukkan bahwa jumlah kuli yang mendominasi di Perkebunan Deli adalah berasal dari Pulau Jawa. Atas dasar tersebut, P.W. Jansen, pemilik perusahaan Senembah Maatschappij mendirikan sekolah khusus berupa sekolah teknik yang disebut Ambasct School. Bahasa pengantar yang diajarkan di sekolah tersebut adalah bahasa Jawa dengan guru yang langsung didatangkan dari Jawa. Hal tersebut digagas oleh Jansen mengingat tenaga kerja perkebunan didominasi oleh migran asal Jawa. Lulusan dari Ambasct School juga diproyeksikan agar menjadi tenaga kerja menengah di perkebunan seperti juru tulis, mandor, ahli mesin, dan teknisi perkebunan. Keterkaitan-keterkaitan tersebut memberikan alasan bahwa pembangunan sekolah khusus di area perkebunan Deli diproyeksikan guna menunjang kepentingan perusahaan yang beroperasi di perkebunan tersebut dan peningkatan kualitas tenaga kerja yang dipekerjakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H