Mohon tunggu...
CLARESTA
CLARESTA Mohon Tunggu... Lainnya - Hai Jangan Lupa Dukung BLOG ku Yah

A.R.M.Y

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Sebuah Sudut Pandang Kpopers Indonesia

24 Februari 2021   22:20 Diperbarui: 25 Februari 2021   10:08 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini Indonesia sedang dilanda oleh Demam Kpop yang hampir mayoritas Remajanya menyukai Kpop atau Oppa Oppa tampan panggilannya. Saya sendiri adalah seorang Kpopers sejak tahun 2016. Saya sangat sering mendapat teguran dari berbagai pihak mengenai hobi saya ini.

"Jika kamu menyukai Kpop pergilah dari Indonesia, cintai produk lokal"

"Jika kamu menyukai mereka terus - menerus kamu akan menjadi gila"

Kata - kata yang cukup menyakitkan hati sebenarnya, karena setiap orang memiliki hobi masing - masing memiliki kecintaannya sendiri. Kurangnya rasa toleransi antarmanusia membuat banyak orang sekarang menjadi lebih menyeramkan, kata - kata yang mereka keluarkan mampu membuat mental seseorang menjadi lebih buruk dari sebelumnya.

Disini saya ingin menceritakan tentang salah satu teman saya yang dimana dia juga seseorang Army atau penyuka Kpop. Dia lahir di keluarga broken home sejak ia kecil, ibu dan ayahnya bercerai dan dia menjadi korban dari perceraian tersebut, hidupnya berantakan sejak kecil sering dipukul oleh ayah tirinya dan sampai akhirnya ia menyerah dan pergi dari rumah untuk hidup sendiri.

Dia bahkan mengatakan kepada saya bahwa, dia ingin mengakhiri hidupnya dulu, ketika dia rasa semua orang membencinya, dia harus berjuang sendirian untuk makan dan untuk bertahan hidup.

Sampai akhirnya dia mengenal Idolanya yaitu BTS, dia mengatakan bahwa dari BTS ini, dia mendapatkan banyak pelajaran hidup, bahwa kita harus merasakan sakit untuk mendapatkan apa itu kebahagiaan, kita harus melewati tangis untuk mendapatkan kebahagia, kita harus melewati malam untuk menyaksikan siang yang cerah.

Bahkan saya sendiri merasakan bagaimana KPOP sangat membantu saya mengubah mainset fikiran saya, ketika saya hilang harapan dan merasa bahwa saya adalah orang yang gagal tetapi ketika saya mengenal BTS yang mengubah fikiran saya menjadi lebih terbuka, membuat saya memberanikan diri untuk mengambil keputusan besar didalam hidup saya yaitu merantau. 

Ketika anak bungsu perempuan dimanja oleh orang tua mereka, sedangkan saya harus merantau dan berkuliah dengan keringat sendiri, sampai membuat saya mengidap gangguan Bipolar. Saya sangat bersyukur dapat dikenalkan dengan KPOP yang membuat saya bangkit dan menjadi seperti sekarang. BTS banyak mengajarkan saya untuk mencintai diri saya sendiri, untuk bangga dengan apa yang saya miliki, dan memiliki semangat yang tinggi untuk mengejar cita - cita saya menjadi seorang Reporter. 

Jadi sebenarnya, menjadi Kpopers bukanlah hal yang buruk, menjadi Kpopers adalah sesuatu anugerah jika jatuh di manusia yang tepat. Temanku mengatakan jika ia tidak kenal dengan BTS, mungkin ia tidak akan menjadi pribadi yang seperti sekarang, ia bisa berkuliah, lulus dengan nilai memuaskan, bahkan bekerja di tempat yang layak. Lalu mengapa masih banyak oknum yang mengatakan bahwa Kpopers itu plastik dll? Dan jika saja saya tidak mengenal KPOP mungkin sekarang saya masih menjadi Claresta yang takut dalam melakukan sesuatu hal, selalu membandingkan diri sendiri dengan orang lain dan tidak bersyukur atas apa yang dimiliki.

Jika kita mengambil sisi positifnya, menjadi kpopers menjadikan kita pribadi yang disiplin, yang taat akan aturan, menjadi manusia yang bertujuan dalam hidup. Kami menjadi Kpopers memiliki tujuan dalam hidup yaitu ingin bertemu dengan BIAS kami suatu saat nanti, lalu apa salah dengan itu? Kami bekerja dengan penuh semangat dan berkuliah dengan semangat demi mengejar cita - cita kami.

Kami juga menjadi tahu banyak hal tentang dunia luar dan perlahan mengubah minset masyarakat Indonesia yang cenderung malas berfikir, kami menjadi lebih interaktif dalam berfikir dan membuat karya baru, misalnya cover bernyanyi, menari, dan bahkan kami bisa mempelajari bahasa dan budayanya dengan baik.

Kpopers itu fans fanatik, alay, banyak menghabiskan banyak uang untuk membeli merch yang tidak berguna. Sebenernya bukan fanatik tetapi lebih ke bagaimana perasaan anda ketika idola yang kalian hormati di hina oleh orang lain, tentunya pasti marah dan murka, nah hal ini yang membuat Kpopers dianggap fanatik dan alay padahal hal ini adalah salah satu bentuk mereka untuk melindungi Idol mereka dari Penghinaan.

Lalu mengenai Apakah Kpopers bisa berprestasi? Saya mendapatkan beasiswa salah satu universitas negeri di Bangka Belitung, mendapatkan SNMPTN walaupun saya tidak melanjukan kuliah saya di tempat tersebut, tetapi sekarang di kampus yang baru saya masih menjaga nilai ujian saya dengan baik, walaupun bekerja dengan kuliah cukup melelahkan. Dan sebenarnya masih banyak lagi Penyuka KPOP diluar sana yang jauh berprestasi dibandingkan orang - orang yang suka menjudge tersebut.

Jadi stop judge Kpopers adalah orang yang fanatik, alay, tidak cinta tanah air, plastik, dll. Karena pada dasarnya kalian tidak mengetahui bagaimana ia sangat menghormati Idolanya, bagaimana ia sangat menghargai Idolanya sebagai sosok yang mengubah dia memjadi pribadi yang lebih baik.

Karena kesukaan dan Hobi masing - masing berbeda - beda, alangkah lebih indah kalau kita saling toleransi atas kesukaan orang lain dengan tidak mengeluarkan kata - kata yang dapat merusak kebahagiaan orang lain.

Jadilah dirimu sendiri untuk dapat disukai oleh orang lain, karena kita dilahirkan untuk menjadi nyata bukan untuk menjadi sempurna maka dari itu mensyukuri segala yang kita miliki adalah hal yang terpenting. Jika belum mencapai titik akhir dan masih memiliki peluang untuk berdiri, kita harus tetap berdiri melangkah, karena kita tidak akan tahu selangkah atau dua langkah akan ada hal indah yang menanti.

Salam

A.R.M.Y

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun