Mohon tunggu...
Clarensia
Clarensia Mohon Tunggu... Mahasiswa - 老师, 学生

PJJ Komunikasi - Universitas Siber Asia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Gunungan Sampah di Kota Pangkalpinang

15 Februari 2023   16:09 Diperbarui: 17 Februari 2023   18:10 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tumpukan sampah yang menjadi gunung di Tempat Pemrosesan Akhir Parit Enam Pangkalpinang, Rabu, 18 Januari 2023 (Foto: Clarensia)

    Pangkalpinang -- Tiada hari tanpa sampah, benar sekali. Setiap hari sampah yang berhasil dikumpulkan sangat banyak. Dapat dilihat dari Tempat Pemrosesan Akhir Parit Enam Pangkalpinang, Rabu (18/01/2023).

"Setiap hari hampir 150 ton sampah yang masuk kesini, biasanya sampah paling banyak itu setiap hari Senin dan Selasa" kata Sumaryadi, Pengawas di Tempat Pemrosesan Akhir Parit Enam Pangkalpinang. Sampah inilah yang dikumpulkan disini dan membentuk beberapa gunungan sampah. Gunungan sampah dapat terjadi karena banyaknya jumlah sampah yang didapatkan. Sampah terbanyak adalah sampah rumah tangga dan juga sampah plastik. 

"Setiap 1 kelurahan diberikan 2 mobil kendaraan pengangkut sampah oleh pemerintah, untuk memudahkan masyarakat dalam membuang sampah dan mencegah mereka tidak membuang sampah sembarangan. Namun, masyarakat tetap membayar uang konstribusi sebesar Rp15.000,- per bulan untuk rumah tangga dan lembaga -- lembaga besar seperti sekolah, cafe, kantor, hotel dan lainnya itu sebesar Rp300.000,- per bulannya," kata Sumaryadi.

Sampah tersebut sebagian akan diolah dan sebagian akan langsung ditanam. "Sampah -- sampah akan dipisah terlebih dahulu, untuk sampah plastik kita sudah bekerjasama dengan PT PLN (Persero) mengolahnya kembali menjadi pelet, lalu pelet tersebut akan digunakan sebagai bahan bakar tenaga listrik, sedangkan sampah yang lainnya akan dibuatkan lobang besar lalu ditanam dengan bantuan alat berat untuk mempermudah proses penimbunan atau penanaman sampah. Pemrosesan ini dilakukan 1 tahun sekali, agar tidak terjadi gunungan sampah yang lebih tinggi lagi. Namun, jika jumlah sampah setiap hari begini terus kita akan kebingungan karena tempat yang sudah tidak memadai lagi. 

Saya berharap masyarakat bisa mengurangi sampahnya dengan menerapkan pola 3R (reuse,reduce & recycle) atau masyarakat juga bisa melakukan beberapa hal sederhana seperti belanja membawa tas sendiri, selalu membawa botol minum, dan membiasakan untuk memasak sendiri di rumah agar dapat membantu mengurangi sampah plastik," kata Sumaryadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun