Mohon tunggu...
clarck connect
clarck connect Mohon Tunggu... -

just computer lover not hacker

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menengok Kembali UUD 1945 pasal 34 dan Realita Masyarakat

24 November 2011   11:39 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:15 901
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Undang-undang Dasar (UUD) 1945 PASAL 34 : Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara. sungguh indah ya pasal ini, tapi tidak seindah prakteknya. kebetulan setelah habis isya pikiran agak jenuh dan agak ngantuk setelah main komputer seharian dan ngoprek linux, coba berjalan jalan di depan rumah saya melihat orang gila yang sudah tua, terbersit di pikiran saya "siapakah orang ini dimanakah keluarganya kenapa dia sendirian", orang orang cuek saja melihatnya saya tidaknegatif thinking berpikir mereka egois mungkin mereka berpikiran seperti saya pengen membantu tapi apalah daya. Saya dulu pernah berdiskusi dengan bapak saya tentang masalah ini, memang seharusnya lah kewajiban negara untuk mengurusi fakir miskin, anak anak terlantar, orang orang gila, serta janda janda yang ditinggal mati suaminya dan ini hukumnya adalah fardlu kifayah (dimana jika tidak ada dalam satu daerah itu yang melaksanakannya maka semua terkena dosa). mungkin baru sebatas mendirikan dan saling mengkoordinasikan antar lembaga islam mulai dari masjid, masyarakat hingga yayasan islam yang ada untuk membantu fakir miskin dan memberikan beasiswa bagi anak anak yang tidak mampu disekitar sini saja. tapi itu juga belum membuat puas hati saya, hati ini terasa tercabik ketika melihat di jalan jalan sepanjang kota semarang penuh dengan anak jalanan, orang orang tua yang tidur di pinggir jalan, saya bertanya kemanakah rasa kemanusiaan pemimpin kami, orang orang kaya kami, kemanakah mereka... Seandainya umat islam ini yang mau mau mengeluarkan zakatnya dan kemudian di kelola dengan baik serta disalurkan sesuai dengan yang menerima maka saya yakin keadaan masyarakat tidak seperti sekarang. Termasuk cita cita saya salah satunya saya ingin mempunyai tempat penampungan bagi orang orang gila, kenapa dengan orang orang gila. apakah anda tidak kasihan melihat mereka tanpa famili tanpa sodara hidup di tengah jalan, memang mereka tidak berakal tapi mereka juga manusia, mereka juga seperti kita. Dan bagi mereka yang tidak kuat untuk merawat sodara mereka, keluarga mereka bisa dibawa ketempat itu sehingga mendapat penghidupan yang lebih layak. Yang kedua saya memimpikan sebuah asrama di situ digunakan untuk penampungan anak anak jalanan, saya sadari memang banyak tempat penampungan anak anak jalanan sekarang tapi apa mereka yang punya tempat pernah turun jalan kemudian mengajak anak anak yang benar benar anak jalanan untuk hidup di tempat mereka bagi yang bukan benar benar anak jalanan masukkan saja ke kantor polisi atau lembaga yang bisa mengendalikan mereka, tentu anda tahu sendiri kehidupan jalanan itu bagaimana. Yang ketiga setiap desa ataupun kampung atau keluarahan barangkali mempunyai sebuah lembaga yang memperhatikan nasib orang orang miskin dimana mereka bisa memperoleh kehidupan yang layak, pendidikan yang layak, kesehatan yang layak, dsb. hal ini bisa dilakukan dengan kerjasama dengan masjid, kenapa masjid karena anda ketahui disitu setiap jumatnya atau setiap harinya saya yakin pasti mendapatkan hasil dari kotak amal apalagi seperti masjid baiturahman di semarang, masjid agung di demak, masjid al aqsho kudus. seperempatnya sajalah dari hasil masjid itu sudah cukup untuk masyarakat miskin disekitar masjid itu, bangunan mereka sudah bagus terus apalagi, yang saya rasakan masih kurang seharusnya masjid masjid itu mempelopori untuk terbuka dalam keuangan. kalau perlu diaudit (bukan buruk sangka namanya manusia siapa tahu toh juga sebagai contoh). Ahh, tapi itu tidak semua yang saya harapkan berjalan, cuman beberapa poin saja yang sudah jalan saya ingin menulis ini kenapa, karena saya mengharapkan siapa tau Anda suatu saat menjadi orang kaya dan tidak melupakan nasib dluafa dan orang orang yang tidak punya. Ya Rab jadikanlah kami sebagai orang orang yang menyayangi hambamu yang lemah dan tidak mampu. Sekali lagi maaf bahasa saya kurang pas tapi ini cuman tulisan seketika apa yang di hati saya saat ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun