Mohon tunggu...
Clarasita Pramono
Clarasita Pramono Mohon Tunggu... Lainnya - siswa

hallo!!!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Belajar Fisika Menggunakan Musik

6 Juli 2023   13:36 Diperbarui: 6 Juli 2023   13:38 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Minimnya kreativitas pengajar dalam memanfaatkan sumber-sumber dan media belajar yang menarik dan kontekstual, penguasaan konsep teori gelombang bunyi masih sangat minim, kurangnya minat dan motivasi belajar pelajar pada pelajaran sains fisika (gelombang bunyi), rendahnya kompetensi nilai-nilai dan sikap intelektual, serta kreativitas pelajar sebagai generasi dimasa depan. Materi gelombang bunyi merupakan materi pembelajaran yang memerlukan praktik, namun desain eksperimen masih kurang menarik, masih banyak lembaga perguruan tinggi diberbagai daerah masih minim fasilitas laboratorium khususnya laboratorium gelombang sehingga praktikum mata kuliah gelombang jarang dilaksanakan, dan semakin mengikisnya nilai budaya (khususnya seni musik) dari kehidupan generasi di berbagai daerah di indonesia.

Oleh karena itu pembelajaran melalui peralatan musik tradisional sebagai sumber bunyi dapat menjadi salah satu solusi permasalahan yang disebutkan di atas, karena: bunyi alat musik menghasilkan gelombang kompleks, sehingga sinyal penyusun gelombang tersebut menarik untuk dikaji pada masing-masing komponen yang menjadi penyusun suatu alat musik tersebut sehingga hasil analisis besaran-besaran fisis itu dapat dimainkan hanya dengan skala tertentu, namun dapat dimainkan hanya dengan skala nada diatonik saja atau kromatik dan masing-masing nada memiliki frekuensi-frekuensi harmonik tertentu serta hubungan frekuensi dengan skala nada mempunyai pola sistematis tertentu sehingga perlu untuk dikaji. Potensi alat musik tradisional yang terdiri dari alat musik pukul, tiup, gesek, dan alat musik petik sangat menarik dan unik untuk dimanfaatkan sebagai bahan pembelajaran fisika karena proses pembuatannya tidak menggunakan teknologi industri tapi hanya berdasarkan kemampuan feeling bermusik sang pembuat saja, sedangkan informasi fisis dari alat musik tersebut belum banyak dikaji secara sains sehingga dapat dikembangkan sebagai media pembelajaran fisika atau media praktikum gelombang bunyi berbasis alat musik tradisional yang dipadukan dengan metode dan sistem audiovisual berbasis komputer.

Banyak hal yang dapat dilakukan dan diperoleh melalui pembelajaran menggunakna alat musik tradisional, karena memiliki besaran-besaran fisika yang dipengaruhi oleh jenis, cara memainkannya dan karakteristik masing-masing, sehingga perlu dikaji secara fisis maupun matematis mengenai besaran-besaran yang berhubungan dengan sumber bunyi tersebut, hal ini sangat perlu untuk mengetahui karakter matematisnya. Selain itu bentuk gelombang bunyi yang dihasilkan oleh suatu alat musik dapat menentukan karakteristik dari masing-masing alat musik tradisional tersebut, misalnya warna bunyi kecapi, gambus atau sasando akan berbeda meskipun dibunyikan pada frekuensi yang sama, hal ini dapat divisualisasikan pada bentuk gelombang yang direkam sehingga spectrum frekuensi harmonikanya pun berbeda.

Baca juga: Sejarah Chanel

Sehingga melalui pembelajaran sains terintegrasi budaya dan dapat menjadi suatu metode pembelajaran saintifik atau eksperimen alternatif dalam pembelajaran fisika yang menarik dan menyenangkan serta memotivasi kreatifitas pelajar dalam menerapkan materi pembelajaran fisika yang kontekstual, dan dapat menghasilkan KIT pembelajaran fisika materi gelombang bunyi berbasis alat musik, yang dapat digunakan sebagai instrumen dalam mengukut respon dan peningkatan serta pengembangan nilai-nilai, keterampilan, dan sikap pelajar sebagai generasi bangsa yang berkualitas dan berbudaya.

Baca juga: Cita-cita

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun