Mohon tunggu...
Clara Nita
Clara Nita Mohon Tunggu... -

Nice person, easy going, humoris, active, hard worker and always want to move on..

Selanjutnya

Tutup

Money

Komoditi Masih Menguat

11 Mei 2011   08:01 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:50 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Emas beranjak naik hari Rabu (11/05), sekaligus menandai penguatan selama 4 sesi beruntun. Faktor pendukung datang dari kekhawatiran tinggi terhadap krisis hutang dan lonjakan harga minyak.
Spot emas menguat 0.2% ke level $1,517.94 per ons, membangun kenaikan pada 3 sesi terdahulu. Kontrak emas AS sedikit bergerak ke level $1,518.30. Yunani membantah laporan bahwa negara tersebut sedang membahas paket bantuan senilai 60 miliar dengan pemberi pinjaman internasional.
Investor mengawasi data inflasi China, yang diperkirakan bisa mempengaruhi kabar pengetatan dari Beijing. Spot perak naik sebanyak 0.9% ke level $38.78 untuk 4 sesi berturut-turut. Harga perak di COMEX menguat 0.8% ke level $38.77.


Jim Rogers salah satu investor komoditi ternama, rekan Soros, mengatakan bahwa dia tidak ikut menjual saat harga komoditi terjerembab dalam minggu lalu di mana harga minyak mentah jatuh 13%. Perak juga jatuh 25% yang merupakan koreksi terbesar sejak harga berjatuhan tahun 1980, dipicu oleh kenaikan margin requirement yang akan meningkatkan biaya trading.
Perak telah menguat sebesar 27% pada bulan April.
Menurut Jim Rogers, saat ini adalah merupakan kesempatan untuk membeli. “Ini bukan akhir dari pasar perak,” katanya. “Saya mau beli perak lebih banyak lagi.”
Harga-harga komoditi yang semakin langka seperti minyak mentah dan logam berharga akan naik untuk beberapa tahun ke depan, kata Rogers, meski saat ini terjadi koreksi yang besar di pasar.
“Kita dalam pasar bull (naik) untuk beberapa tahun ke depan. Saya tidak tahu kapan ini akan berakhir.” Kata Rogers. “Kita tidak mempunyai suplai baru. Cadangan untuk miyak mentah semakin berkurang.”
Dia menggambarkan bahwa kejatuhan pasar komoditi kemarin bukanlah hal yang tidak biasa. “Koreksi selalu terjadi kapan saja di pasar,” kata Rogers.
Sebelum kejadian koreksi besar pekan lalu, Rogers pernah mengatakan bahwa kenaikan pada harga Perak yang tinggi belakangan ini akan membawa harga perak mengalami koreksi.

Komoditas emas dan perak (silver) sama-sama menguat lebih dari satu persen di hari Rabu terutama terkait kekhawatiran terhadap tingginya inflasi negara Cina serta menyusutnya pertumbuhan ekonomi sehingga kondisi ini memicu minat terhadap sejumlah logam mulia.
Data ekonomi China salah satunya angka inflasi, turun ke angka 5.3% untuk tahunannya dari sebelumnya 5.4% di bulan Maret. Sementara industrial output juga muncul dibawah ekspektasi pasar yang hanya naik 13.4%.
Tingginya inflasi dan melemahnya pertumbuhan ekonomi di Cina kemungkinan akan membendung minat untuk beresiko namun justru menopang daya tarik terhadap emas. Sampai berita ini diturunkan, harga emas tercatat $1523.10 per ons dan terus membangun kekuatan selama tiga sesi terakhir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun