Mohon tunggu...
I Gusti Ayu Clara Intan N.
I Gusti Ayu Clara Intan N. Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hai... Saya Clara... Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pergaulan Bebas di Kalangan Remaja

10 Januari 2024   19:35 Diperbarui: 10 Januari 2024   19:36 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pergaulan bebas adalah salah satu bentuk perilaku menyimpang yang melewati batas-batas norma yang telah ditetapkan oleh hukum maupun norma tidak terlihat yang diciptakan oleh masyarakat. Pergaulan bebas ini tentunya memberi dampak negatif bagi siapa saja yang terjerumus kedalamnya.

Menurut saya, pergaulan bebas identik dengan remaja karena pada usia remaja, seseorang akan mulai mencari jati dirinya sendiri dan biasanya mendorong rasa ingin tahu yang tinggi, ingin tampil menonjol, serta diakui eksistensinya. Namun di sisi lain, remaja adalah individu yang labil dengan emosinya sehingga mudah dipengaruhi teman dan mengutamakan solidaritas kelompok. Bahkan yang sering saya lihat, kebanyakan remaja hanya ikut-ikutan temannya saja tanpa mengetahui apa yang sebenarnya ia ikuti hanya agar ia tidak kehilangan temannya dan tidak dianggap sebagai orang kudet (kurang update) tentang hal yang sedang tren atau viral.

Berdasarkan pengalaman saya semasa remaja, saya memiliki beberapa kenalan teman yang terjerumus dalam pergaulan bebas seperti, tawuran, pelecehan, bullying, hingga seks bebas. Sehingga mengakibatkan sekolah mereka terkendala dan memilih untuk berhenti sekolah serta menikah di usia muda karena hamil di luar nikah. Beberapa hubungan mereka dengan keluarganya pun menjadi renggang karena hal ini.

Dampak dari pergaulan bebas tersebut juga bisa menjerumuskan orang untuk melakukan tindakan kriminal karena merasa jiwanya terancam. Lebih fatal lagi, mereka bisa melakukan bunuh diri karena merasa sudah tidak punya jalan keluar untuk masalah tersebut. Contoh lainnya yaitu hamil di luar nikah dan masih berstatus anak sekolahan, mereka akan mencari cara yang cepat untuk melakukan aborsi seperti pergi ke dukun beranak atau kadang-kadang mereka mendatangi malpraktek yang mereka sendiri tidak tahu resiko apa yang akan terjadi, karena untuk melakukan aborsi harus melalui prosedur yang benar dan jika melanggar prosedur tersebut itu sudah menjadi salah satu tindakan kriminal karena melenyapkan nyawa serta bisa dituntut secara pidana.

Seperti yang kita ketahui, pergaulan bebas terutama seks bebas itu mempunyai dampak yang sangat tidak bagus baik secara fisik maupun mental. Secara fisik kita bisa terpapar penyakit seksual yang menular seperti HIV/AIDS, Sifilis, Gonore, dan lainnya. Hal ini dapat mengancam kesehatan hidup mereka. Sedangkan secara mental, mereka akan mengalami stress atau depresi yang dapat merusak serta mengganggu mental mereka dan yang paling buruk bisa membuat mereka gila atau mengalami gangguan jiwa.

Sejauh yang kita tahu selama ini bahwa edukasi tentang seks bebas itu sangat tabu dibicarakan, maka dari itu banyak kasus tentang hamil di luar nikah pada usia remaja.

Maka dari itu, kita sebagai generasi muda yang paham akan pentingnya edukasi seks sejak dini agar kejadian di atas tidak terjadi dan juga pentingnya peranan orang tua untuk memberi bimbingan pada anak-anak mereka tentang dampak dari pergaulan bebas.

Oleh karena itu, ada beberapa hal yang harus kita lakukan bersama-sama untuk mengurangi kasus pergaulan bebas pada remaja.

1. Pentingnya peran orang tua dalam memberi pengertian ke anak-anak mereka tentang dampak dari pergaulan bebas yang bisa merusak masa depan dan cita-cita mereka.

2. Adanya sosialisasi penyuluhan ke sekolah-sekolah serta kampus tentang edukasi pergaulan bebas. Jadi para remaja bisa lebih paham tentang dampak buruk dari pergaulan bebas tersebut.

3. Lebih mendekatkan diri kepada Tuhan.

4. Kita sebagai remaja yang pintar harus bisa lebih selektif dalam memilih teman pergaulan.

5. Perbanyak melakukan kegiatan yang positif.

6. Berpendirian yang kokoh sehingga tidak mudah dipengaruhi oleh orang lain terutama untuk melakukan hal-hal yang negatif.

Kita sebagai remaja generasi penerus bangsa yang pintar, mari bersama-sama bergandengan tangan untuk memberantas dan mengurangi kasus-kasus di atas dengan melakukan segala upaya agar para remaja tidak terjerumus dalam pergaulan bebas, seperti diberikan sanksi hukum yang semestinya, agar memberi efek jera pada mereka sehingga mereka akan berfikir 2 kali untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun