Mohon tunggu...
Clara FinkaAldrinasari
Clara FinkaAldrinasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Technology of Agricultural Product

2018

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Bawang Hitam, Tampak Hangus dan Kalah Populer namun Memiliki Potensi dan Manfaat yang Berlimpah

3 Mei 2021   00:19 Diperbarui: 3 Mei 2021   00:26 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: https://www.tastecooking.com/watch-youtube-make-black-garlic/

Bawang putih sudah umum dikenal sebagai salah satu rempah yang digunakan di hampir seluruh bumbu masakan. Namun, apakah kamu pernah mendengar ataupun melihat secara langsung bawah hitam? Bawang hitam merupakan bawang putih yang telah mengalami proses fermentasi dan memiliki warna hitam dengan kadar air yang lebih sedikit. Bawang hitam ini sering disebut pula dengan sebutan black garlic dengan karakteristik aroma dan rasa yang tidak terlalu mencolok seperti bawang putih.

Black garlic dibuat dari bawang putih segar yang dimasak dalam kurun waktu 30 hingga 60 menit menggunakan api kecil selama 20 hari. Proses fermentasi tersebut akan membuat nilai gizi yang terkandung pada bawang putih menjadi mengalami peningkatan. Rasa yang terbentuk adalah aroma yang mirip dengan karamel serta citarasanya yang manis dan asam. Warna hitam yang dihasilkan fermentasi bawang putih berasal dari proses aging yang menyebabkan terakumulasinya senyawa melanoidin penyebab daging bawang putih menjadi berwarna hitam.

Bawang hitam memiliki berbagai manfaat yang dapat menjadi potensi untuk dikembangkan. Kelebihan yang dimiliki oleh bawang hitam ini yaitu memiliki kandungan senyawa S-allylcysteine (SAC) sehingga penyerapan allicin lebih mudah dan dapat dengan mudah terhindar dari infeksi bakteri. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Lu et al., (2017), kandungan polifenol pada black garlic mengalami peningkatan sebanyak 6 kali lipat dibandingkan saat masih dalam kondisi bawang putih segar.

Polifenol berperan sebagai antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas dalam tubuh sehingga keberadaannya sangat dibutuhkan. Selain kandungan SAC dan antioksidannya yang tinggi, bawang hitam juga memiliki kandungan nutrisi yang beragam mulai dari karbohidrat, fiber, asam amino, kalium, kalsium, zat besi dan berbagai vitamin terkandung dalam bawang hitam. Keberadaan senyawa-senyawa tersebut, membuat bawang hitam memiliki banyak manfaat untuk tubuh.

Beberapa manfaat dari bawang hitam diantaranya:

  1. Peningkatan Kinerja Otak
    Berdasarkan penelitian oleh Jung et al., (2011), bawang putih hitam ternyata memiliki bioaktivitas yang lebih bagus untuk melawan obesitas, nefropati, hiperlipidemia dan hepatopati. Kandungan antioksidan pada bawang yang sangat tinggi mampu membantu meningkatkan metabolisme sel otak sehingga kemampuan otak untuk berpikir, problem solving dan mengingat akan turut meningkat.

  2. Imunitas Tubuh Meningkat
    Bawang hitam yang memiliki kemampuan untuk menangkal radikal bebas yang berlebih karena kandungan antioksidannya dapat meningkatkan imunitas tubuh. Imunitas tubuh yang mengalami peningkatan karena terjaga dari radikal bebas berlebih maka akan meningkatkan kekebalan tubuh sehingga tidak mudah jatuh sakit. Tubuh anda akan secara sigap melawan berbagai jenis penyakit yang disebabkan oleh berbagai virus atau mikroorganisme patogen.

  3. Kadar Gula Terjaga
    Kandungan antioksidan yang terdapat pada bawang hitam seperti polifenol dan flavonoid juga dapat membantu menjaga kadar gula yang ada dalam darah menjadi tetap stabil.

  4. Mencegah Tumor dan Kanker
    Bawang hitam juga telah diteliti dapat mencegah pertumbuhan dan penyebaran tumor sehingga dapat menurunkan resiko terjadinya pengembangan kanker. Selain itu, bawang hitam juga dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah sehingga dapat menurunkan resiko terkena penyakit jantung koroner.

Manfaat yang didapatkan dari konsumsi bawang hitam sangat banyak terutama karena kandungan antioksidannya yang sangat tinggi apabila dibandingkan dengan bawang putih segar. Manfaat-manfaat tersebut apabila diliat dari sisi positif dapat menjadi suatu peluang besar untuk mengembangkan bawang hitam agar dapat lebih dimanfaatkan.

Pada tahun 2019, di Indonesia diketahui produksi bawang putih mencapai 88.816 ton yang mengalami peningkatan hampir 2 kali lipat lebih tinggi dibandingkan di tahun sebelumnya. Pada tahun 2018, produksi bawang putih di Indonesia hanya mencapai 39.302 ton (BPS, 2019). Produksi bawang putih di Indonesia yang terus mengalami peningkatan menjadi suatu peluang untuk mengembangkan nilai jual bawang putih dengan cara meningkatkan mutunya melalui pengolahan lanjutan.

Saat ini, umumnya bawang putih hanya terkenal dijual dalam kondisi segar saja atau dijadikan bubuk untuk mempermudah penggunaannya saat memasak. Namun, di Indonesia sendiri bawang hitam masih banyak yang belum mengetahui eksistensinya. Nusantara adalah negeri penghasil rempah yang sudah dikenal sejak dahulu hingga saat ini Indonesia masih menjadi daerah pusat penghasil rempah. Tantangan yang kini harus dihadapi yakni rendahnya pengolahan rempah yang ada di Indonesia, karena umumnya Indonesia hanya menjual rempah segar dan tidak diolah lebih lanjut sehingga nilai jualnya rendah.

Pengolahan lebih lanjut pada suatu komoditas rempah dapat meningkatkan nilai jual serta nilai gizi, salah satunya pada bawang putih. Bawang hitam yang merupakan olahan bawang putih terfermentasi memiliki potensi dalam bidang pangan. Seperti telah diketahui sebelumnya, bawang hitam memiliki citarasa yang berbeda dengan bawang putih karena kandungan alisinnya telah berkurang dan kandungan antioksidannya yang tinggi. Beberapa inovasi pangan yang dapat diterapkan yaitu:

  • Permen Jeli Bawang Hitam
    Bawang hitam memiliki aroma yang tidak menyengat seperti bawang putih menjadi kelebihannya apabila akan dijadikan suatu olahan pangan. Salah satu olahan bawang hitam yang dapat dikembangkan adalah permen jeli bawang hitam. Bawang hitam memiliki aroma seperti karamel dan rasa asam manisnya sangat cocok apabila dijadikan permen jeli. Permen jeli memiliki tekstur yang kenyal dan rasa yang manis sehingga akan disukai oleh banyak kalangan, terutama anak-anak atau remaja.

    Umumnya, anak kecil atau remaja tidak menyukai bawang terutama dalam masakan yang menggunakan irisan bawang. Pembuatan permen jeli menggunakan bawang hitam ini dapat menjadi solusinya. Konsumsi bawang hitam secara teratur sejak dini dapat mencegah terjadinya penyakit-penyakit yang tidak diinginkan di masa mendatang, terutama karena kandungan antioksidannya yang tinggi. Pembuatan bawang hitam menjadi permen jeli juga dapat mempermudah dalam mengonsumsi karena sudah siap santap serta dengan citarasa yang lebih enak.

  • Minuman Fungsional
    Kandungan antioksidan yang tinggi pada bawang hitam juga dapat menjadi peluang untuk membuat minuman fungsional dengan menggunakan bahan dasar dari bawang hitam. Minuman fungsional adalah suatu minuman yang dapat memberikan dampak baik untuk kesehatan tubuh apabila diminum karena kandungan zat-zat gizinya. Minuman fungsional dengan menggunakan bawang hitam dapat menjadi sumber antioksidan yang berkhasiat untuk diminum.

Bawang putih yang semula hanya dijual dalam bentuk rempah segar dan dengan nilai gizi yang tidak terlalu tinggi, setelah melalui pengolahan dapat menghasilkan bawang hitam dengan nilai gizi lebih tinggi. Kandungan antioksidan yang 6 kali lebih tinggi, aroma yang tidak menyengat serta rasanya yang asam manis menjadi potensi bawang hitam untuk dilakukan inovasi dalam produk pangan. Produk pangan yang dapat memanfaatkan bawang hitam seperti permen jeli atau minuman fungsional dapat meningkatkan nilai jual serta mempermudah cara mengonsumsinya karena sudah siap santap. Peningkatan kualitas suatu komoditas rempah Indonesia dapat membantu perekonomian Indonesia serta mendorong Indonesia menjadi negara penghasil rempah terbaik di dunia.

Referensi:

Badan Pusat Statistik. (2019). Statistik Hortikultura: Produksi Tanaman Sayuran. Diakses pada 2 Mei 2021.

Jung, Y. M., Lee, S. H., Lee, D. S., You, M. J., Chung, I. K., Cheon, W. H., & Ku, S. K. (2011). Fermented garlic protects diabetic, obese mice when fed a high-fat diet by antioxidant effects. Nutrition research. 31(5):387-396. 

Lu, X., Li, N., Qiao, X., Qiu, Z., & Liu, P. (2017). Composition analysis and antioxidant properties of black garlic extract. Journal of food and drug analysis. 25(2):340-349.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun