Langit terlihat tengah bersedih di mata Juan. Ia menghembuskan napas sambil terus melihat ke arah luar jendela kelas, “Lebih indah disana, ya?” Juan berharap Tuhan dapat mendengar dan menyampaikan pesannya. Tapi entah kenapa malah manusia tengil di sampingnya yang mendengarnya.
“Juan, aku beliin es krim ya biar kamu enggak sedih lagi!” Juan menoleh lalu menatap jengah perempuan di sampingnya yang selalu menggunakan jepit ungu untuk menghiasi rambutnya.
“Apasih, Ra? Stop buang-buang uang, jajan buat diri lo sendiri saja. Gue enggak butuh” Mira merengut sambil memutar bola matanya, “Terserah!”.
Bel istirahat berbunyi. Ketika semua orang akan berbondong-bondong untuk berebut makanan di kantin, Juan lebih memilih untuk duduk di kursi sambil mendengarkan alunan musik lewat earphone kesayangannya. Namun seperti biasa,rutinitas Juan akan diganggu oleh Si Jepit Ungu.
“JUAN!” Mira, Perempuan itu datang dengan es krim di kedua tangannya.
“Yang rasa stroberi buat kamu, soalnya kata Ibu yang jual, kalo lagi sedih harus makan yang warnanya pink.” Mira memberikan es krim stroberi itu persis di depan wajah Juan.
Laki-laki itu terdiam sambil menatap es krim yang diberikan oleh Mira. Tatapannya kosong, entah apa yang ada di benaknya. Hingga suara Mira menyadarkan Juan dari lamunannya.
“Eh- Makasih, Ra.”
Dengan buru-buru ia mengambil es krim yang hampir meleleh itu dari tangan Mira dan memakannya. Mira menautkan alisnya, akhir-akhir ini Juan selalu menolak makanan yang ia belikan.
Jam terus berjalan hingga sekarang hampir jam pulang sekolah. Semua murid sedang memasukkan barang-barangnya ke dalam tas. Mira menoleh dan mendapati Juan sedang tertidur.
“Juan, bangun!”
Mira menggoyangkan tubuh Juan namun tidak ada respon apapun. Mira menaruh telapak tangannya di dahi laki-laki itu. Panas sekali.