Mohon tunggu...
Clara SiwiLestari
Clara SiwiLestari Mohon Tunggu... Guru - Guru

Hobi : Musik, Menyanyi dan berpuisi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Wanita Peramal

19 Januari 2023   13:06 Diperbarui: 27 Januari 2023   12:12 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wanita Peramal

By: Clara siwi Lestari

Wanita cantik dengan tatapan nanar

Memegang cincin bertali benang berputar-putar

Di telapak tangan lelaki yg gemetar;

meski mencoba tuk tersenyum tegar

 

Demi masa lalu yang hilang

Demi rindu Yang membuat mabuk kepayang

Demi masa depan Yang cemerlang

Wahai cincin; Berputar-putar lah...

Berputar lah terus sampai titik Yang ingin kujelang

Biar dapat kutebak cinta lelakiku tak pernah lekang

Meski waktu begitu lama terbang melayang...

 

Dan tatapan nanar sang wanita tetiba terkatup.

Mulut bergetar menahan rasa yang tak pernah redup 

Sebaris mantra diucap .. cincin ditarik dan diberikan sebuah kecup

 

Wahai lelakiku....kuramalkan sudah tentang mu...

Tentang rentang waktu Yang tak kau lalui bersamaku ...

Tentang terjalnya perjalanan meraih rindu

Tentang rasa cemburu yg kadang mengganggu

Tentang sesal akan hal-hal yang tertinggal

Tentang mengapa dan sedang apa dirimu

Tentang cintaku seluas laut biru, untukmu

Tentang tangis di malam-malam yang kelu, karenamu

Dan cincin itu berputar-putar selalu: menujuku

Adakah engkau itu lelakiku....?

Kumiliki jiwamu, dan kau kosongkan hati untukku?

Adakah engkau itu?

Aku Wanita peramal, tapi wajahmu tak pernah samar

Selalu berbinar, dan aku tak sanggup untuk bersabar

Menatapmu, mencari tahu dari matamu

Tentang ramalan yang kurindu

 

 

Lelaki itu tersenyum cemerlang, matanya berbinar riang

Berkata:

Kauhabiskan waktu meramalku,

aku akan datang, hanya karena cinta menuntunnya

aku setia, karena itulah yang kupunya

Ramallah dirimu saja, kau adalah jawabannya

 

airmata wanita itu berlinangan,

dahulu lelaki ini kenangan, kini sebuah keinginan

tentang jalan setapak pada masa depan

tak ingin lagi diramalkan,

 

:cincin masih saja berputar, dan cintanya semakin berpendar

Tetaplah disini, jangan kau pergi lagi!

 

Depok 5 November 2022

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun