Mohon tunggu...
Bryna
Bryna Mohon Tunggu... Tutor - Peminat sejarah dan budaya

Senang menulis tentang sejarah, seni, dan kebudayaan

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Tidak Gus, Palestina Tidak sedang Aman-Aman Saja

16 Maret 2024   21:40 Diperbarui: 19 Maret 2024   02:41 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Muaaz: pexels.com

Beberapa hari yang lalu seorang ulama kondang dari Jawa Timur mengatakan bahwa kondisi Palestina, khususnya Yerusalem  tempat ia singgah aman saat mengisi pengajian di Dusun Plosorejo, Kecamatan Wilangan, Nganjuk, pada Rabu, 6 Maret 2024.  Hal tersebut mungkin beliau katakan dengan alasan ketika sedang melakukan ziarah, sebagai turis, ke Yerusalem terlihat aman-aman saja, tidak ada kerusuhan.  

Hal ini sangat menggelitik karena tanah yang didudukinya saat beberapa hari yang lalu itu, sebenarnya secara de facto atau pada praktiknya merupakan daerah kekuasaan Israel. Keamanan yang berjaga di Yerusalem pun adalah polisi-polisi Israel. Tentunya sebagai anti-kolonialis dan anti-imperialis kita tetap berpegang teguh pada UUD Palestina Pasal 3 bahwa ibu kota Palestina adalah Yerusalem. Kini, sang ibu kota telah tengah dijajah, diduduki, dan dibersihkan etnisnya dari orang-orang arab. Apakah "aman" ketika ada polisi atau negara lain datang dan sedang menduduki ibu kota?

Yaeruslem, tempat Kristus dihukum oleh Kekaisaran Romawi, tempat Muhammad sebelum berangkat ke surga, tempat Sulaiman pernah menjadi raja, dan beribu-ribu kisah lainnya merupakan kawasan yang dinamis. Raja-raja, penakluk, dan bangsa terus berganti di sini.  Mulai bangsa Kanaan, Filistin, Yahudi, Babilonia, Yunani, Romawi, Arab, Turki, dan yang terakhir adalah Inggris. 

Setelah Inggris minggat sesudah Perang Dunia Kedua, dunia, beserta dengan PBB-nya mengutuk  apa yang namanya peperangan. Namun, hal tersebut tidak berlalu bagi zionis yang telah berencana menguasai Palestina pada jauh-jauh dari dan memulai eksekusinya, pembersihan etnis atau Nakba, pada akhir 1947, bahkan sebelum Israel mendeklarasikan kemerdekaannya. 

PBB sendiri ikut membelah Palestina, membalah menjadi wilayah arab dan wilayah Yahudi dan tentu saja ditolak oleh bangsa Arab. Lebih anehnya lagi ditengah-tengah pembersihan etnis Arab oleh milisi Yahudi, di tengah mobilisasi masa agar orang-orang Arab keluar dari desa-desanya, ketika zionisme dalam usahanya ingin membentuk masyarakat yang homogen atau masyarakat yang tidak beragam, masyarkat dengan Yahudi sebagai mayoritas, di tengah-tengah itu semua PBB mengumuman Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia pada akhir 1948.

 Photo by Mauricio Artieda: pexels.com
 Photo by Mauricio Artieda: pexels.com

Wilayah Yerusalem sendiri mulai digerogoti  26-30 April, Hagana, organisasi paramiliter Yahudi, menguasai wilayah Yerusalem Barat. Peristiwa itu disusul oleh pengusiran semua warga Palestina oleh Pasukan Yahudi. Pada 3 Mei, terdapat laporan yang menyatakan bahwa antara 175.000 sampai 250.000 warga Palestina telah diusir dari rumah mereka.  

Ketika akhir perang pada 1967, Israel merebut Yerusalem Timur yang ketika itu di bawah Yordania, kemudian menjadikannya sebagai wilayah mereka yang sebenarnya merupakan pelanggaran terhadap hukum internasional. Pendudukan Israel di Yerusalem Timur secara efektif menempatkan seluruh kota di bawah kendali Israel secara de facto.

Ada beberapa anggapan Palestina masih aman karena" perang atau kerusuahan hanya terjadi di Gaza bukan di West Bank". Pendapat tersebut sangat aneh karena bila kita belihat daerah kekuasaan resmi Palestina, secara praktik hanya Gaza dan West Bank. Secara demografis dan wilayah Palestina dibagi oleh dua nama tersebut. 

Pemerintah AS memperkirakan total populasi Palestina mencapai 3 juta di West Bank dan 2 juta di Jalur Gaza (pertengahan tahun 2022). Bagaimana  bisa menganggap aman wilayah dengan 2 juta (hampir separuh penduduk)  sedang dilanda bencana kekerasan oleh zionisme. Apakah kita masing bisa menggap Indonesia aman bila setengah Indonesia sedang dalam kerusuhan? 

Aman kah?

 Tidak Gus, Palestina tidak aman. Hukum-hukum legistatif Israel bernada rasis terhadap orang-orang Palestina atau orang-orang arab muslim yang berada di bawah daerah kekuasaannya. Tentu saja "aman" harus ditonjolkan terlebih lagi ketika Yerusalem menjadi objek wisata keagamaan di bawah kekuasaan Israel. 

Orang luar yang berziarah pun tetap harus memiliki visa Israel. Pundi-pundi keuntungan pun masuk ke kantong Israel. Tentunya ini menjadi konflik batin ketika hasrat keagamaan kita berdialog dengan kesadaran politik. Lagi pula beberapa hari setelah penyataan kontroversi beliau, seorang bocah bernama Rami Hamdan al-Halhouli tewas di Yerusalem setelah dibedil oleh polisi Israel. Sekali lagi nuansa aman di West Bank bukan berarti Palestina aman dan baik baik saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun