Jauh sebelum BTS dan Blackpink punya pengaruh besar atas persebaran kebudayaan pop Korea di dunia, khusus nya di Indonesia beberapa waktu belakangan ini, pengaruh paling awal Kpop dapat dilacak  terjadi pada awal 2000-an  melalui series drama Korea. Selain itu persebaran Korean Wave atau hallyu dalam bidang musik terjadi melalui produk gim online yang di Indonesia berketepatan dengan masa warnet golden age (masa jaya warnet) di mana konsumennya rata-rata adalah pelajar SD sampai anak kuliahan.
Sekitar 2000-an merupakan zaman keemasan warnet (warung internet). Pada masa itu warnet bukan hanya di gunakan untuk media sosial, salah satunya yang paling terkenal adalah friendster, tetapi juga digunakan untuk bermain online game komputer yang ketika itu juga sedang trend. Banyak warnet-warnet kemudian memasang aplikasi game online di komputer mereka agar anak-anak berdatangan ke warnet. Hal ini sebenarnya juga berpengaruh buruk bagi para pelajar. Karena sepulang sekolah, dengan masih mengenakan seragam, anak-anak tersebut singgah ke warnet. Lebih buruk lagi, warnet merupakan pelarian atau alasan bagi pelajar untuk membolos sekolah. Dikarenakan pada dasarnya gim ini free to play beberapa orang terpaksa mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk membeli cash vocher atau mata uang  virtual di dalam gim.Â
Beberapa gim yang online yang terkenal ketika itu ada Seal Online, Rising Force Online, Cabal Online,  Gunbond, Ayodance, serta Dota. Salah satu gim yang cukup populer bagi bocah-bocah warnet baik di kalangan laki dan perempuan adalah Ayodance. Ayodance sendiri atau nama resminya Audition Online merupakan gim yang berasal dari Korea Selatan. Gim ini dibawa ke Indonesia pada 2007 oleh  perusahan gim bernama Megaxus yang didirikan pada 2006.
Ayodance merupakan permainan yang bergenre music game atau rythem game yang berfokus pada tarian dari karakter yang kita gunakan dalam game tersebut. Sang player harus memencet tombol arah yang sesuai dengan instruksi arah panah yang ada dalam gim lalu menakan tombol spasi pada garis putih horizontal tersebut.Â
Kesulitan dari game ini tergantung mode yang digunakan dan juga seberapa cepat lagu tersebut (di dalam game diistilahkan bpm). Semakin tinggi bpm, player juga harus semakin cepat memencet tombol arah yang diinstruksikan. Bpm dalam game ini sekitar 80 bpm hingga 190.
Permainan ini sangat diminati. Hampir seluruh warnet yang menyedian gim online di komputernya memiliki Ayodance. Ayodance bukan cuma menyediakan PvP yang kompetitif. Namun juga menawarkan sarana komunitas dan keromantisan. Dalam gim tersebut para player dalam membentuk club di mana berbagai pemain bisa bergabung dan juga terdapat sistem couple di mana kedua permain di dalam gim bisa saling berpasangan secara virtual.Â
Karena merupakan gim asal Korea Selatan dan bertemakan dance modern, tentu saja lagu-lagu yang banyak digunakan juga lagu-lagu pop Korea. Terdapat dua jenis lagu di dalam gim ini. Pertama, adalah lagu original buatan perusahaan yang sebagian besar merupakan lagu pop Korea dan yang kedua adalah lagu-lagu dari berbagai penyayi dari luar perusahaan. Lagu-lagu dari luar perusahaan tersebut merupakan penyanyi-penyanyi Korea, Barat, dan bahkan Indonesia.
Salah satu lagu yang cukup terkenal adalah "Lovely" (188 bpm) dari Kim Jong Kook. Lagu tersebut popular selain karina lagunya yang enak, tetapi juga memiliki tingkat kesusan paling tinggi karena cepat. Sehingga lagu tersebut kerap dijadikan berbagai pemain untuk menguji kecepatan tangan atau skill mereka. Orang-orang yang lihai bermain Ayodance biasanya orang tersebut menjadi terkenal di warnet. Meja komputernya kerap dikerubungi oleh orang-orang yang ingin melihat skill pemain tersebut.
Selain "Lovely" dari Kim Jong Kook, lagu-lagu yang populer lainnya adalah "Ave Maria" (160 bpm) dari A. Jung Kim, lagu-lagu dari kelompok music Epik High seperti "Umberella", "Paris" serta "Fan". Dari penyanyi populer yang sekarang masih eksis terdapat IU dengan "Good Day". Â Selain itu masih banyak lagu-lagu K-pop lainnya.Uniknya, meskipun lagu-lagu tersebut terus diulang-ulang para anak-anak warnet tersebut bahkan tidak tau bahwa bahasa yang digunakan oleh penyayi-penyayi tersebut adalah bahasa Korea dan mungkin juga mereka tidak tahu bahwa negara bernama Korea itu ada.
Namun bisa dilihat bahwa dikarenakan game terebut lagu-lagu K-pop menjadi tidak asing bagi mereka. Pertemuan-pertemuan paling awal orang-orang Indonesia dengan bahasa dan musik Korea justru salah satunya melalui melalui media gim online dengan kombinasi masa kejayaan warnet. Mereka mendapatkan referensi musik Korea dari gim ini. Ayodance pun tetap mengupdate lagu-lagu mereka sehingga para playernya juga mengikuti perkembangan musik Korea. Untuk mendengarkan lagu-lagu K-pop mereka tidak harus membuka Youtube yang ketika itu masih lambat dan membeli kaset-kaset mereka. Cukup membayar 3000 rupiah ke operator warnet. Bocah-bocah warnet telah mendengar lagu-lagu Kpop bahkan tiga tahun sebelum konser pertama SHINee pada 2010.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H