Saya percaya bahwa tidak ada sesuatu yang kebetulan.
Saya percaya Tuhan berotoritas atas segala sesuatu.
Saya percaya pemerintahan yang ada ditetapkan oleh Allah.
Ada bagian ayat yang menarik dari Kisah Rasul 5:38-39
"Karena itu aku berkata kepadamu: Janganlah bertindak terhadap orang-orang ini. Biarkanlah mereka, sebab jika maksud dan perbuatan mereka berasal dari manusia, tentu akan lenyap.tetapi kalau berasal dari Allah, kamu tidak akan dapat melenyapkan orang-orang ini; mungkin ternyata juga nanti, bahwa kamu melawan Allah."
Ini Firman Tuhan tentang bagaimana Tuhan bekerja melunakkan hati para penguasa yang menyiksa Rasul2 untuk berhenti memberitakan Injil. Dengan segala macam cara para Imam Besar yang dengki kepada Yesus membungkam mulut para Rasul. Sampai tampillah Gamaliel untuk mengungkapkan hal ini pada para Imam (dalam bahasa bebas) : kalau itu dari manusia, pasti lenyap, kalau dari Allah, ga akan bisa lenyap, malah nanti ketauan kalau kamu melawan Allah.
Dan para Imam melepaskan para Rasul dengan keyakinan bahwa ajaran para rasul itu salah dan akan lenyap dengan sendirinya. Namun nyatanya Injil semakin diberitakan, dan semakin berkembang.
Pasca pesta demokrasi, masih melihat bagaimana Prabowo dan sebagian pendukungnya masih begitu gigih berpendapat pemilu perlu diulang, saya merasa begitu sedih.
Saya teringat persekutuan doa puasa kami berdua bersama suami selama 5 hari menjelang pilpres, saat kami akan berbuka puasa, kami berdoa memohon agar jika Jokowi, pemimpin ini dari Tuhan, kabulkanlah doa kami agar dengan segala kesulitan ini, Jokowi tetap menang. Kami berdoa agarTuhan berbicara kepada setiap hati rakyat, mana yang memang bersih dan layak menjadi pemimpin. Karena kami memiliki kehendak dan harapan, tapi Tuhan yang berotoritas untuk menjadikan seorang pemimpin. Tidak ada pemimpin yang tidak ditetapkan oleh Tuhan. Kami berdoa sungguh2, namun tetap mengembalikan otoritas yang tertinggi kepada Tuhan. Jika Prabowo menang pun, kami menyiapkan hati kami menerima kekalahan Jokowi. Namun puji Tuhan, doa kami dijawab. Jokowi menang. Dan saya percaya itu adalah otoritas Tuhan untuk bangsa ini.
Karena itu untuk seluruh pendukung Prabowo, saya menganjurkan, terimalah dengan lapang dada kekalahan ini. Jika Jokowi tidak pantas menjadi pemimpin, Tuhan sendiri yang akan menurunkan beliau. Karena kita percaya Tuhan itu punya otoritas bukan?Kalau Anda berpendapat, Jokowi tidak menyelesaikan jabatannya di DKI, dan pasti ga akan selesaikan jabatannya sebagai presiden, bukankah Tuhan nanti yang akan membuktikannya?Kalau Anda berpendapat, haram hukumnya memilih Jokowi sebagai Presiden karena didukung para orang kafir, orang Kristen Katholik Budha Hindu yang Anda anggap kafir, didukung PDIP yang dianggap komunis, buktinya Jokowi memilih wakil Gubernur yang kafir, bukankah Tuhan yang suci ini berotoritas untuk menurunkan orang "kafir" dan "haram" ini?Tapi kalau benar, Tuhan yang memilih pemimpin ini, dan Anda terus menerus melawan naiknya Jokowi, bukankah suatu hari Anda akan malu karena Anda kedapatan melawan pilihan Tuhan?
Mari kita berdoa supaya pemimpin terpilih ini bisa melakukan tugasnya dengan baik, dan berhenti menjadi oposisinya. Kita diajarkan untuk berdoa hal yang baik, bukan? Mari mendoakan pemimpin ini melakukan kehendak Tuhan yang baik, bersih, jujur, peduli pada rakyatnya. Jika Jokowi ternyata berbohong dan licik seperti apa yang kalian katakan, dalam 5 tahun, saya yakin seluruh pendukung Jokowi sekarang akan berdemo menurunkan Jokowi dengan kekuatan yang kami himpun sebelumnya.Karena saya percaya Tuhan yang bekerja di balik segalanya.
Saya percaya Tuhan berotoritas, bagaimana dengan Anda?
“….tidak ada pemerintahan, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada ditetapkan oleh Allah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H