Mohon tunggu...
Irwan Fasihi
Irwan Fasihi Mohon Tunggu... -

Prinsip utama yang saya pegang hanyalah Berusaha Belajar Menulis dan tanpa tendensi apapun, so.... correct me if I am wrong (Cmiiw)

Selanjutnya

Tutup

Politik

10 Hari Mati Lampu

9 Desember 2012   19:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:56 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Malam ini aku cuma bisa membaca hasil derby manchester dari media online di ponsel. Desa tempat ku menginap telah mati lampu selama sepuluh hari. Semalam perusahaan setrum negara (PSN) berbaik hati memberi jatah setrum selama 10 menit.

Menurut warga desa tompi bugis kab Sigi di warung nasi semalam, di desa ini sudah biasa tidak diberi jatah setrum, mereka sudah beradaptasi dengan kebaikan hati PSN. Entah apa dalam benak petinggi dan mantan petinggi PSN ini, tuntaskah permasalahan penyetruman nasional ketika beliau naik jabatan? atau risau kami disini tak terdengar tenggelam dalam euforia pencitraan menuju kursi yang lebih tinggi?
aku masih bersyukur masih ada perusahaan sinyal telepon (PST) semi nasional yang masih mau berbagi sinyal walaupun mereka hanya mengandalkan genset untuk Bts mereka, tentu tidak sebanding dengan pendapatan dari desa ini. tapi dari sana aku belajar arti profesionalisme, mereka walaupun berperan sebagai satu2nya PST di kawasan ini, tapi mereka tetap berusaha memverikan layanan yang terbaik. Mungkin itu semua disebabkan PST di negeri ini tidak dimonopoli, sehingga mereka berlomba memberikan yang terbaik, dengan iming2 diskon dan tarif internet yg murah. Beda halnya dengan PSN yang diberi hak monopoli sehingga tidak bisa menumbuhkan iklim kompetitif dalam diri perusahannya. Mereka terlena karena yakin konsumen tidak akan berpindah. mungkin pada saatnya nanti harus ada BUMN penyetruman yg baru dengan harga premium tapi dijamin ngga byar-pet. biarkan mereka tumbuh dengan layanan masing2 sehingga rakyat bisa memilih, dan industri dapat bertumbuh tanpa ada lagi subsidi salah sasaran.
Ah itu hanyalah angan-angan pandir macam kami yg tinggal di pelosok, ngga akan terdengar oleh Di a yang sudah lupa dengan janjinya Indonesia bebas mati lampu.
subuh menjelang aku harus segera tidur, perjalanan esok hari lebih menantang. ke kecamatan yg tak pernah tersentuh setrum dan sinyal sama sekali oleh PSN maupun PST

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun