Tunggulah aku, di Jakartamu
Tempat labuhan semua mimpiku
Lagu ini rasanya pas menggambarkan perasaan saya saat menerima email pemberitahuan lolos menjadi finalis ajang Netifest 2020 yang dihelat Bank Indonesia. Rasanya saya ingin berteriak "Jakarta!, akhirnya aku akan menginjakan lagi kaki disana". Apalagi pas melihat banner Netifest yang akan menampilkan Sheila on 7 sebagai pengisi acara. Duh, seperti impian masa kecil yang akhirnya terwujud.
Bagi mereka yang besar dan tumbuh di era 2000an seperti saya ini, lagu-lagu SO7 sudah seperti lagu wajib yang begitu nempel di ingatan.
Saat lagu ini terus diputar, di TV, radio, kaset, bahkan liriknya rela di tulis dibalik buku pelajaran. Band populer yang lagunya selalu mencetak hits dan terjual jutaan kopi.
20 tahun lalu, Sheila on 7 merilis lagu "Tunggu Aku di Jakarta" untuk pertama kalinya dan mengemasnya dalam album "Kisah Klasik untuk Masa Depan". Menjadi penanda yang manis dari awal era milenium yang baru kala itu.
Dan kini di acara Netifest 2020, tidak hanya ada penampilan So7 saja. Tetapi juga rangkaian acara yang akan mempertemukan 175 finalis dari lima kategori berbeda untuk menghadiri workshop dari mentor yang pastinya akan membuka wawasan baru pada peserta. Lima kategori tersebut adalah, blog, vlog, animasi, short movie, dan video 1 menit.
Tema tahun ini adalah QRIS, yaitu sebuah metode pembayaran digital yang memanfaatkan QR.
Jangan salah lho, mode pembayaran ini semakin populer terutama di kalangan milenial. Bahkan di beberapa tempat di Ciamis, kota dimana saya tinggal sudah ada beberapa gerai menggunakan qr sebagai cara pembayarannya.Â
Perjalanan dari Ciamis ke Jakarta di tempuh dengan kereta api, dan kali ini saya menggunakan KA Pangandaran.
Kereta ini merujuk kepada sebuah nama kota pariwisata di selatan Jawa Barat yakni Pangandaran, tetapi sebetulnya Kereta ini memulai perjalanannya dari stasiun Banjar. Sementara Pangandaran, saat ini tidak memiliki jalur kereta aktif sehingga tidak memungkinkan bagi kereta untuk mencapainya.
Rencananya kedepan akan ada reaktivasi yang diharapkan denga adanya kereta api, kawasan wisata Pangandaran akan semakin berkembang.
Berangakat jam 14.10, Kereta Pangandaran sampai di Jakarta pada pukul 22.20. Butuh waktu 8 jam lebih untuk saya bisa mencapai Ibu kota dengan kereta api ini.
Pada kereta ini ada dua kelas, yaitu ekonomi dan eksekutif. Kelas ekonominya menggunakan desain premium yang memiliki konfigurasi kursi lebih nyaman dari kelas eknomi biasa.
Peserta netifest di inapkan di Hotel Aryaduta, yang ternyata letaknya sangat dekat dari Gambir. Selepas turun dari kereta, melipir kedepan dan pesan gojek hanya butuh ongkos 10ribu untuk perjalanan sekitar 15 menit menuju Hotel.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H