SRAGEN (10/01) Salah satu upaya dalam menjaga kesehatan adalah upaya promotive dan preventif. Tanaman Obat Keluarga (TOGA) adalah tanaman hasil budidaya rumahan yang berkhasiat sebagai obat.Â
Merespon pandemi COVID-19, Kementerian Kesehatan menyarankan masyarakat untuk memanfaatkan obat tradisional, yang juga bisa didapat dari TOGA. Program TOGA dari Kementerian Kesehatan diawali dengan terbitnya Permenkes No. 9 Tahun 2016.Â
Beberapa jenis tanaman obat antara lain jahe, serai, bangle, lidah buaya, daun kumis kucing, daun dandang gendis, daun sarab, daun adas, daun afrika, mengkudu, kunyit putih, lengkuas, kencur, pohon sirsak, lidah buaya, bunga 7 jarum, lidah mertua, binahong, daun jarak dan masih banyak lagi.
Bentuk upaya promotive dan preventif dapat dilakukan dengan pemanfataan TOGA yang dijadikan obat tradisional. TOGA dapat dibudidayakan di hampir seluruh lahan dengan cara yang mudah dan sederhana. Dengan berbagai manfaat yang dapat diberikan, budidaya ini belum banyak diaplikasikan pada pelajaran anak sekolah dasar.Â
Sehingga, pengetahuan siswa mengenai TOGA masih tergolong kurang. Pemahaman dan pemanfaatan TOGA perlu dilakukan sejak dini, yaitu pada masa anak-anak. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dibuatlah sebuah program Gerakan Budidaya Tanaman Obat Keluarga bertempat di SD Negeri Peleman 1.Â
Program ini berfokus untuk menumbuhkan pengetahuan dan keterampilan siswa dalam upaya budidaya TOGA. Kegiatan yang dilakukan yaitu pembuatan buku saku mengenai khasiat dan kegunaan TOGA yang selanjutnya digunakan sebagai bahan sosialisasi kepada siswa kelas 4, 5, dan 6 SDN Peleman 1.Â
Setelah siswa mendapatkan pengetahuan baru mengenai TOGA, dilakukan demonstrasi dan praktik penanaman TOGA yang dilakukan di halaman sekolah. TOGA yang ditanam antara lain kencur, kunyit, sereh, jahe, lengkuas, daun kelor, kumis kucing, daun binahong, dan daun sirih.Â
Kegiatan ini diikuti oleh siswa dan siswi dengan sangat antusias, karena mereka turut ikut serta dalam proses penanaman. Kemudian, mahasiswa KKN membagikan olahan dari TOGA berupa pudding jahe kepada para siswa dan guru. Kegiatan ini dilakukan untuk menghilangkan kesan rasa tidak enak pada TOGA dan olahannya khususnya untuk para siswa, dan menambah kesan bahwa TOGA tetap bisa dinikmati dengan enak.Â
Program ini mendapat respon positif dari Kepala Desa Peleman beserta Kepala Sekolah SDN Peleman 1. Setelah kegiatan ini selesai, diharapkan para siswa SDN Peleman 1 mendapatkan pengetahuan baru mengenai TOGA, cara budidaya, khasiat, kegunaan, dan bagaimana cara mengolahnya. Hal ini bertujuan untuk menambah ilmu mengenai TOGA, sekaligus sebagai upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat dan preventif terhadap penyakit.
Penulis: Citta Zahra Primalia - Kesehatan Masyarakat 2018
DPL: Muhyidin, S.Ag., M.Ag., MH.
Lokasi: Desa Peleman, Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H