Mohon tunggu...
Citta Reema
Citta Reema Mohon Tunggu... Freelancer - Penjahit

Salam, saya Rima Andani, penggemar kesederhanaan dan pecinta keindahan kehidupan. Di halaman ini, saya berbagi pengalaman, opini, dan pandangan saya tentang kehidupan yang sederhana namun penuh makna. Mari bergabung dalam perjalanan inspiratif untuk menemukan keindahan kehidupan yang tersembunyi di sekitar kita.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kebersamaan dalam Kesulitan

10 Oktober 2024   22:42 Diperbarui: 10 Oktober 2024   22:46 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bu Yati dan Pak Yanto adalah seorang pedagang nasi pecel, lontong, dan gorengan yang terletak di sebuah gang kecil kawasan Desa Cendrawasih. Meskipun diusia yang sudah senja, pasangan suami istri tersebut masih bersemangat dalam mencari nafkah, mereka tidak ingin merepotkan anak-anaknya dan berusaha untuk hidup mandiri dengan sisa tenaga yang mereka punya.

Hari-hari Bu Yati dan Pak Yanto dihabiskan dengan menjual nasi pecel, lontong, dan gorengan di warung mereka mulai dari pagi menyapa sampai sore tiba. Mereka memiliki banyak pelanggan setia, dari para pekerja yang sedang bergegas menuju tempat kerja hingga anak-anak sekolah yang membeli gorengan sebagai bekal.

Nama Bu Yati dan Pak Yanto cukup terkenal di lingkungan sekitar dan mereka menjadi pasangan yang terkenal sebagai penjual gorengan terlezat di kawasan tersebut. Bahkan tak jarang para pelanggannya memberi pujian atas keharmonisan mereka.

Namun, suatu hari ketika Bu Yati sedang sibuk menata gorengan, tiba-tiba Pak Yanto merasa pusing dan terhuyung-huyung. 

"Apa yang terjadi Pak, kenapa kamu tiba-tiba merasa tidak enak badan?" Tanya Bu Yati terkejut.

"Aku merasa pusing Bu, aku tidak bisa berdiri dengan tegak" ucap pak Yanto kelelahan dengan wajah pucat.

"Baiklah, cepat duduk dan minum air putih. Biarkan aku urus warung sendiri hari ini. Kita libur dulu beberapa hari kedepan untuk istirahat sejenak, lagipula dirumah masih ada persediaan bahan pangan, tidak perlu dipaksa Pak" ucap Bu Yati menenangkan suaminya.

"Terima kasih Bu, kau selalu ada untukku dan aku sangat bersyukur. Kita berjuang bersama-sama dan menemukan kebahagiaan yang kita cari" ucap pak Yanto penuh prihatin.

"Tepat, kita akan terus bekerja sama, seperti yang kita lakukan sejak menikah" ucap Bu Yati mengatakan tulus sepenuh hati.

Akhir-akhir  ini kesehatan Pak Yanto cukup menurun, hipertensinya jadi sering kambuh, Bu Yati memutuskan untuk membiarkan suaminya istirahat di rumah dan mengambil alih segala pekerjaan di warung mereka hari ini. 

Banyak pelanggan warung mereka menanyakan keberadaan Pak Yanto, namun Bu Yati tetap tenang dan yakin semua akan baik-baik saja. Tak lupa Bu Yati memberitahu bahwa beberapa hari kedepan warung mereka akan tutup guna beristirahat.

 Saat sinar senja sore mulai memancarkan keindahannya, Bu Yati segera menutup warungnya dan bergegas pulang. Dia sudah selesai membersihkan dan merapikan semua peralatan yang digunakan.

Sesampainya di rumah, Bu Yati langsung menuju kamar tidur suaminya yang sedang sakit. ia merawat suaminya dengan penuh telaten, memberikan obat dan memijat lembut seluruh tubuh suaminya agar merasa nyaman. 

Semalaman Bu Yati merawat sang suami sambil bercanda ria. keromantisan mereka tidak kalah saing dengan pasangan muda. Sungguh, pernikahan yang didambakan semua orang, berjuang dari muda sampai menikmati masa tua bersama.

Keesokan paginya kondisi pak Yanto sudah cukup baik dan merasa pulih. Hari begitu cerah dan tenang. Pasangan tua itu duduk menikmati secangkir teh di teras. Namun, ketenangan itu tiba-tiba terganggu oleh suara tawa dari kejauhan.

"Kamu dengar itu pak, itu anak dan cucu-cucu kita" ucap Bu Yati tersenyum ceria merekah diwajahnya.

Anak-anaknya datang dari kota menjenguk keadaan mereka dengan membawa banyak oleh-oleh.

Mereka berdua lantas bangkit dan dan menuju sumber suara. Bu Yati dan Pak Yanto memeluk anak dan cucu-cucunya, merasa begitu bahagia dan melepas rindu bersama.

Selama beberapa hari terakhir, warung nasi pecel milik Bu Yati dan Pak Yanto terlihat berbeda. Biasanya, warung tersebut selalu ramai dengan pelanggan yang datang, namun kali ini suasana jadi semakin harmonis dan penuh kehangatan karena anak dan cucu-cucunya ikut membantu mengurusnya.

Tentu saja, Bu Yati dan Pak Yanto sangat senang melihat keluarganya datang bersama untuk membantu mengurus warungnya. Mereka membuat nasi pecel bersama, membersihkan meja dan peralatan dapur, dan melayani pelanggan. Semua orang di sekitar warung merasa senang melihat keluarga mereka kerja sama dalam menjaga kelangsungan usaha keluarga.

Ternyata, keadaan tak selalu seperti yang kita bayangkan. Terkadang, apa yang kita anggap sebagai kelemahan atau kesusahan sebenarnya bisa menjadi kekuatan kita yang sebenarnya. Melalui kesulitan, Bu Yati , Pak Yanto, dan anak-anaknya berupaya untuk saling memberi dukungan. Mereka selalu belajar bersama dan mengatasi masalah bersama, menjadi contoh bagi keluarga dan pengusaha di lingkungan sekitar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun