Apa yang kita ucapkan pengaruhnya ke mana-mana. Tidak simple. Hati kalau sudah keras menghadapi anak tidak sabar. Awalnya tidak bisa jaga lisan.
Bisa jadi enggak bisa jadi lisannya bukan ke anak, ke orang lain. Pulang ke rumah dengan hati keras, kesalahan kecil jadi masalah besar."
Seketika pandangan menjadi jelas. Dulu dia pikir hatinya yang perlu diperbaiki lebih dulu, ternyata pikiran itu salah. Semuanya berawal dari lisan.
Tidak akan lurus iman seseorang hingga lurus hatinya, dan tidak akan lurus hati sampai lurus lisannya. Maka lisan barometer keimanan.
Jika lisan baik, hati dan iman ikut baik. Dari sana dia mulai belajar mengendalikan lisan. Berusaha diam saat marah. Lebih baik diam daripada berbicara yang buruk.
Setelah mencoba terlihat hasilnya. Saat lisan terkendali, emosi lebih mudah dijaga. Hati lebih lembut, tidak keras dan berkurang sikap kasarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H